About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Sabtu, 08 Juni 2013

Yang Beda di Pontianak

Ada beberapa hak unik di Pontianak ini selain suhu udaranya yang lebih panas (karena dilewati garis Khatulistiwa) juga memiliki kebiasaan2 yang menurut saya berbeda dengan kebiasaan penduduk di kota besar seperti Jakarta. Berikut ini hal2 unik tersebut, silahkan disimak:

1. Minum Air Hujan
Para penduduk di Pontianak memiliki kebiasaan meminum air hujan dengan membuat semacam talang sepanjang tepi atap rumah sehingga air yang jatuh mengalir dari atap langsung jatuh ke talang tersebut dan mengarah ke satu lubang yang dipasang pipa untuk mengaliri air hujan tersebut ke bawah dan ditampung di drum. Jika hujan turun setelah beberapa hari ga hujan, mereka ga akan menampung air tersebut karena selain membawa kotoran dari atap, rasanya pun ga enak. Jadi mereka akan membuang air hujan di hari pertama. Hujan hari kedua mulai dicicipi. Bila rasanya masih ga enak akan dibiarkan terbuang lagi. Begitu seterusnya sampai mendapatkan rasanya sesuai untuk layak diminum.

2. Kafe Apung
Mungkin kita pernah denger ada yang namanya pasar apung di Banjarmasin atau sekitarnya, pertemuan panjual dan pembeli di sungai untuk melakukan transaksi dari atas perahu. Lain halnya dengan Pontianak. Penduduk kota ini cukup kreatif menerapkan aspek kehidupan ke dalam bisnis restoran. Kini ada yang namanya kafe apung. Dengan bermodalkan sebuah perahu, seorang penjaja minuman/makanan sudah bisa berbisnis kafe kecil2an. Jangan bayangkan kafe berkelas seperti Starbuck atau Coffee Bean. Kafe apung ini mirip2 seperti warung kaki lima yang menjajakan roti bakar, mi instan, kopi, teh, susu, dan minuman2 lainnya. Kalo di Yogya warung seperti ini disebut warung Burjo (bubur kacang ijo). Tapi di Jakarta saya ga tau apa ada nama khusus untuk warung kaki lima jenis ini.

3. Tukang Parkir 
Pernah mencoba parkir motor di pinggir jalan Jakarta atau sekitarnya? Atau pernahkah anda mencoba parkir Valet seperti di mall2 ketika anda membawa mobil? Saya merasakan perbedaan yang jauh dalam hal pelayanan parkir di Pontianak ini. Anda para pengendara motor jika ingin memarkir motor anda di tepi jalan Pontianak, anda bisa sesuka hati menaruh motor anda dimana pun asal jangan dikunci stang. Tukang parkir yang melihat anda akan segera membereskan motornya. Mereka yang akan merapikan dan meletakkan motor anda pada tempatnya. Ketika anda sudah selesai dan mau pulang tinggal tunjuk motor anda atau kalo anda ga tau tempetnya anda tinggal sebut plat nomornya, ga lama motor anda sudah di depan anda tanpa harus bersusah payang mengeluarkannya sendiri yang mungkin beresiko menyenggol motor lain. Mereka para tukang parkir ini diupahi Rp 1.000 per sekali parkir tapi mereka bener2 bekerja. Ga kaya di Jakarta/sekitarnya, tukang parkir kerjanya cuma duduk2 atau tunjuk2 posisi kosong ke orang yang mau parkir. Yang masukin, ngatur posisi dan ngeluarin motornya ya tetep kita. Jadi apa kerjanya tukang parkir Jakarta itu? Menurut saya pribadi sih ga ada kerjaannya, ga ada fungsinya. Mereka hanya para pemalas yang ingin uang tapi tapi ga mau berusaha.

4. Jalan Gajah Mada
Nama jalan Gajah Mada ini sangat dikenal oleh masyarakat Pontianak karena jalan ini termasuk jalan besar dan ramai sekali dihuni oleh toko2, hotel, bakery, kafe sampe gereja. Sangkin terkenalnya jalan Gajah Mada ini seolah2 seperti jalan Malioboro yang dimiliki oleh Yogyakarta. Jalan Gajah Mada ini dikenal dengan wisata kulinernya yang dijajakan oleh para pedagang kaki lima yang membuka lapak mereka setelah menunggu ruko2 di sepanjang jalan tersebut tutup. Jakarta punya jalan yang mirip sekali dengan Jalan Gajah Mada ini, namanya Jalan Mangga Besar dimana situasinya mirip sekali. Sepanjang malam mulai sore hingga pagi hari (pk. 01.00) orang2 ramai mencari makan di jalan ini. Budaya nongkrong sambil gosip di pinggir jalan bukan lagi milik ibu2 rumah tangga lagi melainkan para laki2, dari bapak2 sampe anak2 muda kini mulai menyukai aktivitas ibu2 tersebut.

Kuliner di Pontianak

Kota yang dihuni oleh mayoritas suku Dayak ini memiliki beberapa hal yang unik perihal kaitannya dengan kuliner. Berikut ini hal unik tersebut:

Nasi goreng Iin
1. Rumah Makan Iin
Rumah makan yang interiornya terlihat biasa saja tapi yang makan ga pernah berhenti ini bikin saya penasaran untuk mencicipi seperti apa rasa masakannya. Beralamat di jalan Johar 65, Pontianak menghargai sepiring nasi gorengnya seharga Rp 9.000. Tak pelak membuat saya semakin heran setelah mendengar cerita dari adik saya yang udah sering mondar mandir Pontianak, ternyata rumah makan ini hanya menyajikan satu menu masakan saja, yaitu nasi goreng. Seperti apa rasanya? Hmm, tak perlu menunggu 3 menit satu porsi nasi goreng tiba2 sudah diantar ke meja saya. Gila, cepet banget. Digoreng atau disembayangin tuh nasi saya. Tak ada yang istimewa dari rasa maupun penyajian. Nasi goreng dengan taburan irisan ayam goreng di atasnya dan sedikit potongan ketimun di pinggirnya tidak bisa membuat saya membelalakkan mata dan mengatakan ini enak. Nasi goreng tek tek yang dijajakan dengan gerobak di Jakarta masih jauh lebih enak ketimbang nasi goreng Iin ini. Adik saya bilang jangan2 Iin ini pake "pemanis" makanya larisnya menggila. Bahkan Siska, adik ipar saya sempat menakut-nakuti dengan wajah serius kalo yang jual tuh bikinnya pake celana dalam. Wah dalam hati saya sempat ngeri mendengar pernyataan itu. Tapi ga lama saya mikir lagi kalo yang bikin nasi goreng sepanjang hari ga pake celana dalam, pasti dia udah masuk rumah sakit karena Hernia (read: burut, biji testisnya besar sebelah). Jadi udah barang tentulah dia pakai celana dalam. Yang membuat nasi goreng Iin ini terasa enak hanyalah sambalnya. Buat mereka pecinta pedas siap2 saja dipuaskan oleh sambal Iin. Baru taruh sedikit saja rasa pedasnya sudah menggelegar, mantap dah. Score 60/100 (60 dari 100)


Tau Swan
2. Tau Swan
Saya menemukan makanan ini ketika berjalan2 di jalan Gajah Mada yang dikenal sebagai jalan kuliner di Pontianak yang dijajakan oleh pedagang kaki lima. Tau Swan yang termasuk kelas Entreè (makanan pembuka) ini terbuat dari kacang kedelai, tepung beras, dan gula. Tepung beras dilarutkan dalam air bersamaan dengan gula dan kacang kedelai yang sudah direbus, lalu aduk hingga mengental seperti sup. Penyajiannya pun cukup sederhana. Hanya dengan menabur kerupuk tepung beras di atas semangkuk sup Tau Swan panas. Semangkok sup dihargai sebesar Rp 6.000. Kalau melihat dari komposisinya menurut saya Tau Swan ini bisa disebut dengan Sup Kacang Kedelai. Mungkin bagi mereka pecinta sup akan mengatakan Tau Swan ini enak. Tapi karena saya ga sup menjadi tidak objektif dalam penilaian. Jadi saya ga bisa kasi nilai.

Kokue goreng
3. Kokue Goreng
Sulit untuk menggambarkan seperti apa Kokue ini. Mungkin lebih mirip dengan Kwetiau goreng karena terdapat tepung seperti Kwetiau. Sekedar info buat yang belom tau, Kwetiau terbuat dari tepung beras bukan tepung terigu. Hanya saja kalau pada Kokue tepung berasnya lebih tebal 2-3x dan panjangnya hanya kira2 3-5 cm. Sementara Kwetiau dibuat panjang2 seperti mi. Selain tepung, kandungan lainnya dalam satu porsi adalah kucai dan talas. Semua disajikan jadi satu piring kecil dengan digoreng bersama2 terlebih dahulu. Soal rasa saya kurang puas karena ga gurih sama sekali. Mungkin karena saya mencicipi yang kelas pinggiran kali ya. Mungkin kalo yang di restoran rasanya lebih enak dan gurih. Harga satu porsinya Rp 9.000. Score 60/100, karena menurut saya dengan kecilnya porsi dan rasa terlalu mahal untuk dihargai Rp 9.000.

Kwecap plus kulit babi
4. Kwecap
Makanan satu ini ga bisa dibilang halal karena mengandung babi yakni kulitnya. Sekali lagi menu Pontianak berikut ini memakai tepung beras. Lagi2 tepung beras. Sepertinya tepung beras menjadi bahan favorit dalam kreasi masakan Pontianak. Untuk Kwecap, tepung berasnya dibikin tipis2 dan dibentuk berukuran segi empat seperti kulit pangsit. Kalo kulit pangsit dari tepung terigu kalo Kwecap dari tepung beras. Penyajiannya pun sederhana juga, Kwecap nya disiram dengan kuah kaldu sementara kulit babi yang saya ceritakan di sebelumnya hanyalah kreasi tambahan dari penjualnya. Mungkin kalo mo diganti kulit sapi, jeroan, atau ayam, masih masuk akal kok. Tapi kembali lagi ke budaya Pontianaknya apakah kulit babi itu memang bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan Kwecap? Saya tidak tau. Score 70/100, karena walaupun saya kurang suka menu sup tapi rasa kuahnya berkaldu, cukup gurih. Semoga aja gurihnya memang berasal dari kaldu asli bukan dari kaldu rasa sasetan yang dijual di pasar.

Apam
5. Apam
Nah lho, apa lagi nih? Jujur aja saya belom mencicipi seperti apa rasanya. Karena perut udah menggembung, sixpack pun ber-revolusi menjadi zeropack, ga bisa nampung lagi. Sementara di sisi lain saya ga punya waktu lagi untuk mencicipi semuanya karena jadwal yang padat di Pontianak ini. Alhasil hanya ambil gambar lalu liat2 seperti apa bentuknya. Apam ini mirip sekali dengan martabak. Cara buatnya, loyangnya, garnisnya. Ada kacang/coklat, keju/coklat, pokoknya mirip2 sama martabak. Saya sempat berlogika, jangan Apam ini mirip kue Apem karena namanya yang hampir mirip. Mungkin kalo di Pontianak kue apem ini ada isinya seperti kacang, coklat, keju. Tapi itu hanya khayalan logika saya dan saya pun ga berani bilang kalo rasanya mirip martabak. Karena saya ga beli jadi saya ga tau berapa harganya. Jadi saya ga bisa kasi nilai juga.

Umbut kelapa
5. Umbut Kelapa/Sagu
Menu sayuran ini harus dimakan bersama dengan nasi atau lontong. Kuahnya mirip dengan lontong sayur yang terbuat terdiri dari santan. Umbut Kelapa terbuat dari batang pohon kelapa yang paling puncak yang masih muda atau bisa juga dibuat dari puncak pohon sagu yang masih muda. Karenanya ada Umbut Kelapa, ada Umbut Sagu. Mengenai rasa dari umbut kelapa/sagu ini mirip dengan sayur rebung atau bambu muda yang bisa ditemukan di Jakarta dan sekitarnya. Dagingnya empuk walaupun pemotongan daging batang pohonnya tebal2 dan rasanya pun enak. Buat mereka yang punya sakit jantung, kolesterol, atau darah tinggi, saya rasa sebaiknya ga makan menu ini karena kandungan santannya dikhawatirkan mengganggu kesehatan. Score 75/100.

Daun ubi tumbuk
6. Daun Ubi Tumbuk
Mendengar namanya kita mungkin langsung bisa tau kalo ini adalah menu sayuran. Daun ubi yang dipakai adalah daun singkong yang dibuat dengan cara ditumbuk sampai tak berbentuk daun lagi. Kemudian ditumis dengan minyak goreng, bawang merah dan putih, selesai. Simpel ya, cepat pula pembuatannya. Kandungan zat besinya cukup tinggi pada menu ini. Mengenai rasanya saya menyukainya mirip seperti tumis sayur hanya saja terdapat rasa sedikit pahit karena sayurnya ditumbuk sehingga getah dari daun keluar. Kalo di masakan Padang yang kita temukan daun singkong hany direbus saja lalu dimakan dengan sambal. Atau di rumah makan lainnya, ada menu daun singkok yang dimasak dengan santan sehingga berkuah. Daun Ubi Tumbuk ini termasuknya menu khas Dayak. Sama sekali ga berkuah dan penyajiannya kering. Karena itu pada waktu menumisnya jangan memakai minyak goreng terlalu banyak. Jika minyak gorengnya diganti dengan minyak babi, lalu ditambah ikan teri/asin di dalamnya, wah bakalan mantep banget deh rasanya. Begitu kata mama Siska yang bikin Daun Ubi Tumbuk yang kami makan sekarang. Score 75/100

Mi Tiau kuah sapi Antasari

Mi Tiau goreng sapi Antasari
7. Mie Tiau Sapi Antasari
Mie Tiau adalah nama sebutan untuk Kwetiau di Pontianak. Ada banyak sekali pebisnis makanan di Pontianak ini yang menjajakan Mie Tiau karena melihat peminatnya yang begitu besar. Sangkin banyaknya penjaja mi lebar yang terbuat dari tepung beras ini saya minta direkomendasikan oleh penduduk lokal mana penjual mie tiau yang paling enak. Akhirnya saya dapatkan Mie Tiau Sapi Antasari yang terletak di Jalan Antasari. Restoran ini cukup unik mendesain ruangannya yakni dengan memajang piring2 yang telah ditanda-tangani oleh orang2 ternama dari artis luar negeri, artis dalam negeri, pejabat dari bupati sampai anggota DPR. Selain tanda-tangan mereka pun meninggalkan pesan2 yang mempromosikan Mi Tiau Antasari ini. Untuk Mie Tiau gorengnya dihargai Rp 25.000 per piring, mie tiau rebusnya Rp 20.000 per mangkok, es teh Rp 5.000 segelas. Kalo soal rasa memang lebih enak ketimbang nasi goreng Iin. Tapi untuk standar lidah saya rasanya masih kurang mantep. Apalagi setelah tau harganya pas bayar, buset, mahal banget. Score 55/100.

Kue Bingke
8. Kue Bingke
Makanan ini sejenis kue yang terbuat dari telur dan susu sehingga mereka yang jantung dan kokesterol benar2 lidahnya ga boleh kesentuh sama kue ini. Masalah kenikmatan, wah, bener2 enak kue ini. Saya berani bilang enak karena saya pecinta makanan yang bikin blenger. Contoh aja kue tar, black forest, nastar keju, bakpia isi babi. Jadi kalo anda ga suka makanan yang saya sebut barusan, bisa jadi anda hanya bisa makan beberapa potong aja kur bingke ini. Seiring perkembangan persaingan bisnis, kue bingke ini pun mengalami perkembangan pilihan rasa. Kini udah ada rasa spesial, coklat, keju, susu, labu, kentang. Untuk rasa spesial bedanya adalah komposisi telurnya lebih banyak ketimbang yang normal. Begitu juga yang rasa Susu, komposisi susunya lebih banyak ketimbang yang normal. Score 75/100

Pengkang
9. Pengkang
Sejenis ketan yang bisa diisi macam2 seperti bangkuang, ebi, ayam, sapi, abon. Lalu dibungkus dengan daun dan proses pematangannya dengan cara dibakar. Orang Jakarta lebih mengenal nama makanan ini dengan nama Lemper. Hanya saja bentukannya berbeda. Di Pontianak, Pengkang dibuat membentuk segitiga denan ketebalan kira2 4-5cm lalu dijepit dengan bambu dan dibakar. Seperti namanya dalam bahasa Tiociu (rata2 orang Tionghua di Pontianak berbahasa Tiociu), Pengkang artinya bakar. Dari situlah penamaan menu ini. Score 60/100

Cai Kue
10. Cai Kue
Kalau di Indonesiakan artinya Kue Sayur. Sayur2an yang dibungkus rapi dengan kulit yang terbuat dari tepung beras (lagi2 tepung beras) dan dibentuk seperti bikin pastel lalu dikukus. Dengan taburan bawang putih yang sudah digoreng di atas masing2 Cai Kue, bikin tambah sedap rasanya. Sayur2an nya sendiri bisa macam2, ada isi kucai, tales, bangkuang. Waktu itu saya makan Cai Kue ini di Gleam Cafe yang memanfaatkan bangunan rumah kunonya menjadi cafe sederhana. Kalo orang Bangka punya menu yang serupa seperti Cai Kue ini hanya saja isinya yang berbeda. Orang bangka manggilnya Choi Pan atau Sam Kok Pan dimana isinya ada pepaya muda yang dioseng2 dengan udang kering. Lalu bentuknya pun segitiga. Score 75/100.

Pernikahan Leo (Part 1)

Tak tau gimana menggambarkan kemeriahan acara perkawinan adik saya, Leo sabtu lalu. Udah barang tentu lebih besar dari kawinan saya yang hanya ala kadarnya karena memang hanya dengan modal yang seadanya waktu itu. Acara yang berlangsung di restoran Nelayan di daerah Jatake - Tangerang, lebih mudah ditemukan bagi mereka para undangan yang berasal dari Jakarta karena mereka bisa datang lewat toll dan keluar dari toll Bitung.

Saya tidak tau pastinya berapa undangan yang Leo sebar tapi yang pasti saya merasakan kehangatan kemeriahan acara yang berlangsung 2 jam itu. Teman sekolah, teman MUDIKA, teman kecil (tetangga), saudara jauh, saudara deket, semua bikin saya kelabakan untuk meladeni mereka tapi saya senang ketemu mereka semua yang ga bisa saya inget lagi kapan terakhir bercengkrama dengan mereka. 

Ada sedikit kekecewaan sebenernya yaitu saya lupa untuk foto bareng dengan mereka padahal tangan saya sepanjang waktu megang kamera terus. Tapi sangkin asiknya ngobrol mendengar cerita mereka yang udah banyak perkembangan dibanding terakhir ketemu dulu membuat saya lupa untuk mengabadikan pertemuan tersebut.

Kini kami udah berada di Pontianak untuk menghadiri resepsi pernikahan yang kedua yakni dari pihak Siska, istri Leo. Siska yang keturunan Jawa - Dayak, berdomisili di Pontianak, kota yang terkenal dengan garis Khatulistiwanya. Sepertinya acara resepsi di Pontianak ini nantinya tidak seribet waktu resepsi Leo waktu di Tangerang kemaren. Semoga aja kami bisa enjoy menikmati setiap momen acara dan kebersamaan mengenal keluarga baru yang berbeda budaya dengan kami.

Resepsi nanti akan diadakan di hotel Grand Kartika Hotel, hotel yang letaknya tepat di sebelah sungai Kapuas dan di seberang kantor Walikota Pontianak. Menariknya, hotel ini memiliki pemandangan sungai Kapuas dan kota seberang sungai yang indah.

Senin, 03 Juni 2013

Laporan Transit

30 Mei 2013

Perjalanan pulang ke Indo kali ini cukup penuh tantangan karena sekarang saya udah bawa boncengan si boncel yang biasanya udah tidur tiap jm 9 malam, tapi karena pesawat take off jam 00.45 alhasil masih melek walaupun pesawat udah take off.

Butuh waktu kurang lebih 1 jam setelah take off, Eog baru mulai tidur, dimana berbarengan dengan dimatikannya lampu2 kabin. Untungnya kerewelannya hanya sebatas ketidak-nyamanan pada posisi tidur sehingga Eog ga nangis sepanjang malam. Tapi efek sampingnya adalah, Kristina yang ga bisa tidur semaleman untuk jaga posisi Eog tetep nyaman di pangkuannya. Plus katanya otot paha ke bawah kaya mati rasa karena menahan berat Eog.

Sampai artikel ini diketik, kami udah sampe KLIA, Kuala Lumpur, sambil menunggu pesawat kami yang 2 jam lagi baru take off menuju Jakarta, kota tercinta (sambil menahan mual waktu ngetik kata terakhir). 

Kembalinya saya ke Kota Sumpek ini hanya untuk tujuan mulia, yakni menghadiri pernikahan satu2nya adik saya dengan jejasihnya yang udah dipacari sejak 2004 (kalo ga salah, he3...)

Selain itu sekalian bawa oleh2 pesenan temen2 dan sodara. Salah satunya stroler yang untuk dikasi ke Budi, adik Kristina, yang istrinya sedang hamil 7 bulan. Stroler yang ga kami masukan bagasi ternyata ga boleh masuk kabin. Jadi stroler tersebut ditimbang lalu diangkut oleh petugasnya untuk dimasukan ke tempet khusus, tanpa kena biaya. Selain itu kami ada sedikit kendala ketika bagasi kami yang terdiri dari 2 bok bouncher (untuk dikasi Budi juga) ternyata ukurannya melebihi standar. Jadi kami harus anter ke tempet bagasi khusus, ga kena charge tambahan lho. Kalo di indo mungkin udah jadi ajang buat nambah pemasukan tambahan petugas bandaranya kali ya.

Sekian laporan saya yang lagi transit sambil makan siomai seharga RM 4.50.

Profil: Bambang

Namanya Bambang, sayangnya saya lupa mas ini bernama lengkap siapa. Saya pun lupa memfoto beliau sebagai kenang2an buat para pembaca blog ini. Perawakannya tidak tinggi, kurus dan berwajah sedikit ndeso (menurut standar saya) namun memiliki filosofi/pegangan hidup yang menginspirasi saya.

Bambang adalah nama sebenarnya. Beliau berasal dari tegal dan bukanlah orang kaya atau telah berhasil menggapai impian2 nya. Namun beliau saya masukan ke dalam artikel "Profil" ini dikarenakan saya memprediksi beliau pasti bisa sukses dan dan mampu menggapai impiannya melihat dari jawaban2 yang saya lontarkan ke beliau. Pria Jawa ini memiliki prinsip salah satunya kejujuran membawa rejeki tersendiri.

Beliau sedari kecil sudah punya kerjaan sampingan selepas pulang sekolah (SD), yakni ngangon kerbau. Bambang ditawarkan tetangganya untuk mengurusi kerbaunya dengan perjanjian setiap kali kerbaunya melahirkan, anak pertama buat sang empunya kerbau, anak kedua baru milik Bambang. Ketiga buat yang punya kerbau, keempat punya Bambang. Begitu seterusnya. Ngangon kerbau menjadi budaya bagi para anak2 desa yang ingin memiliki uang. 

Selesai tamat SD, Bambang kecil ga melanjutkan sekolahnya sehingga dia punya banyak waktu luang selepas ngangon kerbau, dia pakai untuk genjot becak. 

5 tahun pun berlalu dan dia menyadari mau sampai kapan begini terus? Mengharapkan kerbau beranak bisa bertahun-tahun baru bisa punya uang dan jadi orang. Suatu ketika musim lebaran dia ketemu dengan tetangganya yang pulang dari bekerja di Tangerang. Tetangganya itu pulang dengan baju bagus dan bawa handphone pula. Hp yang ketika itu adalah barang mahal menggairahkan seorang Bambang untuk ikut tetangganya itu merantau ke Tangerang genjot becak.

Penghasilan besar pun dapat dirasakan oleh Bambang karena ketika itu angkutan umum belum sebanyak sekarang. Ditambah lagi mereka yang belanja dari pasar lebih senang menggunakan jasa becak untuk mengangkut bawaan mereka.

Kurang lebih 4x lebaran Bambang bisa membawa uang untuk orangtuanya hasil keringat dari becak di Tangerang. Suatu hari Bambang ditawari seorang chinese pemilik toko sembako yang sering memakai jasanya untuk mengangkut beras untuk bekerja jadi karyawannya untuk jadi kenek (pembantu sopir) mengantar beras pesanan pelanggan. Si bos sembako ini menyukai Bambang yang ramah dan rendah hati. Bambang mengambil kesempatan tersebut karena ia melihat peluang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.

Selama 3 bulan bekerja jadi kenek, Bambang bekerja dengan amat sangat rajin. Dia ga hanya jadi kenek aja melainkan membantu membersihkan dan mengecek kondisi mesin mobil setiap hari tanpa diminta. Bambang punya prinsip kalo kita bekerja dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih melakukan lebih dari apa yang menjadi tugas kita, niscaya rejeki selalu mau mampir ke hidup kita. 

Benar aja ga lama setelah itu si sopir yang senang dengan Bambang karena mobil yang dia bawa selalu dalam kondisi ok, menawarinya untuk belajar nyetir. Bambang dengan senang hati menerima tawaran tersebut dan mulai belajar tanpa sepengetahuan sang majikan. 

5 bulan kemudian majikan sembako Bambang kebingungan karena ada sopir yang ga bisa masuk kerja sementara ada orderan besar yang harus diantar. Sang sopir yang mengajari Bambang nyetir merekomendasikan Bambang untuk jadi sopir pada hari itu. Sang bos kaget karena sepengetahuan dia, Bambang ga bisa nyetir. Dan lebih kaget lagi kalo yang ngajarin nyetir sopirnya sendiri.

Bukan amarah si bos yang mereka dapat melainkan bos nya malah senang karena orderan bisa sampe, sehingga masalahnya selesai. Sejak si bos tau Bambang bisa nyetir, Bambang diminta untuk nyetir terus. Karena belum punya SIM Bambang hanya bisa mengantar seputar komplek atau daerah2 yang jauh dari pantauan polisi. Kira2 2 bulan berselang bos nya menawarkan Bambang untuk bikin SIM supaya bisa nganter barang ke daerah yang lebih jauh. 

1 tahun 10 bulan atau lebih tepatnya 2,5 tahun bekerja dengan bos sembako, Bambang dioper ke saudara si bos yang juga bisnis sembako di bilangan Jakarta Barat dikarenakan si bos terpaksa harus gulung tikar karena anak si bos yang kecanduan narkoba, judi, dan perempuan sudah menghabiskan uang si bos sampe ke modal mereka untuk melinasi hutang si anak.

Bekerja 3 bulan dengan majikan baru tidak serta merta membuat Bambang enjoy dengan bos barunya. Bambang memutuskan resign dan memilih membantu temannya yang berjualan bubur gerobakan demi bisa dapet makan gratis sambil mencari-cari kerjaan baru. Pasalnya bos barunya ini bersikap tidak adil pada karyawannya. Mereka yang kerjanya malas2an justru sering dapet uang lebih dari si bos. 

Ketika memutuskan berhenti dari toko sembako, Bambang yang ketika itu adalah penganten baru menhidupi istrinya dari uang yang ia kumpulkan ketika bekerja dengan bos sembako. Sementara Bambang sendiri dapet makan dari temannya yang tukang bubur sebagai upahnya telah membantu temannya itu.

1 bulan berselang, suatu hari ada seorang sopir taxi (kenamaan yang berwarna biru ) yang biasa langganan bubur di situ menawarkan Bambang untuk jadi sopir taxi juga.

SP: Bisa nyetir?
Bb: Bisa
SP: Punya SIM?
Bb: Punya
SP: Nih dateng ke alamat ini, bilang mau ngelamar jadi sopir taxi.

Tak menunggu lama, keesokan harinya Bambang langsung menjambangi tempat tersebut. Sungguh luar biasa, Bambang diterima setelah melewati beberapa test yang tidak mudah (bagi beberapa orang) dari psikotes, tes nyetir, tes keramahan, tes kejujuran.

Kini Bambang sudah bisa nyicil motor dan rumah (Rp 30.000 per hari) yang dibelikan dari perusahaan taxinya dan Bambang hanya perlu mencicil tanpa DP dan bunga.

Jalan Bambang begitu panjang dan berliku. Kalo diperhatikan, dia harus ketemu sama bos sembako dulu supaya dia bisa nyetir dan punya SIM untuk selanjutnya dia bisa jadi sopir taxi. Bambang pun mengakui banyak sekali pelajaran hidup yang ia dapatkan ketika bekerja dengan bos sembako, salah satunya adalah kejujuran dan kesabaran yang sampai sekarang masih dipegang teguh oleh Bambang dan menjadi prinsip hidupnya.

Ada cerita menarik ketika Bambang mengantar seorang penumpang perempuan dari kantor Bank Mandiri Jakarta ke rumahnya di Tangerang. Penumpang tersebut melupakan tasnya di dalam taxi. Sudah menjadi kewajiban bagi sopir taxi perusahaan ini untuk mengecek setiap kali penumpang selesai diantarkan. Cek punya cek ternyata tas tersebut penuh berisi uang kertas (belakangan Bambang tau tas tersebut berisi Rp 300juta). Bambang yang ketika itu sudah agak jauh dari rumah penumpang yang diturunkan langsung memutar arah balik untuk mengembalikan tas tersebut. Ketika sampai di depan rumah penumpang tadi, Bambang tak sengaja mendengar orang di dalam rumah ribut besar. Sepertinya meributkan uang yang saat itu dipegang Bambang. 

Betapa leganya si penumpang ketika mengetahui uang tersebut dikembalikan dan tidak kekurangan sedikit pun. Dan hingga kini, perempuan tersebut selalu langganan taxi dengan Bambang untuk diantarkan ke kantornya. Dan kalau Bambang sempat dan bisa (maksudnya pas kosong, ga lagi nganter penumpang) pasti mengantar perempuan tersebut balik lagi ke tangerang.

Memegang teguh kejujuran telah memberi rejeki tersendiri bagi Bambang. Dia tidak perlu sangat gencar mencari penumpang di luar sana karena dari Senin-Jumat dia sudah punya langganan yang memberikan sedikit pemasukan bagi dia. (Sekedar info, Tangerang 

Bambang mengatakan pada saya dia harus bawa pulang uang setoran sedikitnya Rp 500.000 supaya ga nombok, bisa bayar cicilan rumah dan motor, dan keluarganya bisa makan 3x sehari. "Alhamdulillah, mas saya selalu bawa uang setoran lebih dari Rp 500.000 tiap narik." Kata Bambang dengan penuh syukur.

Sekiranya kita bisa belajar dari manusia ini yang memegang prinsip hidupnya dengan teguh dan yakin bahwah rejeki pasti udah ada yang atur. Jadi tiada gunalah kita berbuat curang, bohong, atau bahkan mencuri. Terimakasih mas Bambang untuk sharingnya...

Prosesi Pembuatan E-KTP

03 Juni 2013

Pagi ini saya dan istri sampe kantor Kecamatan Priuk Tangerang dengan sedikit was2 karena kami sampe sana pk. 8.30 pagi dimana kantornya buka pk. 8.00. Saya khawatir udah banyak yang ngantri dan proses penyelesaian e-ktp kami semakin molor. Kristina mengejar waktu karena harus berangkat ke airport pk. 11.00. 

Pas masuk di lobi ternyata masih sepi pengunjung. Wah saya pikir bagus nih, bisa selesai cepet. Maju sedikit dari lobi kami menuju loket pembuatan e-ktp nya. Weleh-weleh, tak ada orang sama sekali di loket tersebut. Yang ada hanya 2 orang di meja belakang loket yang sedang asyik mainan hp dan 2 orang lagi di belakangnya yang sedang asik baca koran. Celingak celinguk kurang lebih 5 menit, berdiri tanpa pelayanan dan tanggapan, seorang petugas akhirnya menyadari kalo ada tamu. Petugas yang baca koran sepertinya udah menghabiskan koran pagi itu jadi dia ga ada kerjaan lain selain melayani kami. Konyol juga, kenapa ga petugas yang di meja depan yang sadar ada tamu?

Petugas (P)
Saya dan istri - Kami (K)

P: ada perlu apa?
K: mau bikin e-ktp, pak.
P: Fotocopy KK nya ada?
K: ada pak... Ini (sambil menyerahkan fotocopy KK)
P: tolong dicek lagi apa keterangan di KK ini sudah benar?
K: (... Mengecek... ) sudah, pak

Lalu petugasnya langsung ngacir tanpa separah kata pun sambil bawa KK kami. Kami yang masih di loket bingung, ini petugasnya masih membutuhkan dokumen2 lainnya kah, atau mau menanyakan sesuatu lagi kah, atau akan kembalikah dia dengan formulir yang harus saya isi, atau mau kami menunggu di kursi tunggu? "Keramahan" yang luar biasa ini mulai membuat saya kesal. Saya cuma bisa geleng2 dalam hati, "PNS oh PNS... Kerjamu hanya duduk2 melamun tak karuan. Memakan keringat rakyat yang mati2an bejuang hidup untuk sesuap nasi. Sementara kau mengurus administrasi saja lambat" (Maaf ya Ria, berhubung kamu PNS, semoga saja kamu ga seperti yang aku keluhkan di sini).

Kebetulan ada petugas lain yang hendak melewati loket, dia melihat saya dan dengan sedikit kepekaannya bertanya:
P: ada perlu apa?
K: mau bikin e-ktp. 
P: fotocopy KK nya bawa?
K: udah saya kasi ke bapak yang (ga beretika) itu.
P: o, silahkan ditunggu, nanti dipanggil.

O, nunggu to. Kenapa ga ngompol (red: ngomong) dari tadi? Apa susah ya untuk bilang "Silahkan ditunggu"? Atau bapak tadi lagi badmood karena semalem ga dikasi "jatah" sama ceweknya? 

10 menit berlalu menunggu panggilan dengan harapan bisa selesai hari ini. Setidaknya bisa ambil foto. Namun logika mulai jalan. Kami yang datang pagi begini, dimana kantor kecamatan sialan ini sama sekali ga terlihat sibuk, masa' ga dipanggil-panggil sih? Orang yang di dalam itu ngapain?

Ditengah munculnya pertanyaan tersebut, keluarlah petugas perempuan. Ketika melihat kami si ibu langsung nanya mo ngapain. Bikin e-ktp, bu, jawab saya. Oya ditunggu aja, nanti dipanggil, kata si ibu.

Ok, baiklah. Akhirnya kami tunggu lagi. 5 menit kemudian Kristina yang udah ga suka dengan situasi ini bikin saya penasaran saya menunggu apa sih? Ga jelas. Berkas saya tadi dibawa masuk ke dalam ruangan itu. Namun ruangan itu dihuni sama ibu tadi aja yang udah keluar ke loket pelayanan. Artinya berkas saya ga diapa-apain dan saya menunggu sesuatu yang ga jelas. Untunglah saya tipe yang nyebelin yang mau tau semuanya dengan jelas dan detail. 

Akhirnya saya langsung menuju loket pelayanan tempat dimana saya pertama dateng tadi dan menanyakan ke si ibu:

K: sampe kapan ya bu nunggunya?
P: operatornya belom dateng, ditunggu aja.
K: operatornya dateng jam berapa?
P: (mulai agak kesal karena ditanya2, lalu menjawab dengan ketus) operatornya lagi sakit, ga tau dateng jam berapa, mungkin ga dateng. Kalo ga mau nunggu besok2 aja bikin nya.

WHAT THE FUUUCCCKKK!!!
Apa2an ini? Saya disuruh nunggu orang sakit yang datengnya (mungkin) besok (atau lusa, atau cuti sakit seminggu). Maksudnya apa saya disuruh nunggu? Bikin kemah di kecamatan priuk goblok ini sampe dipanggil? Anjing beneran lu PNS. Buang2 waktu gw yang berharga. Gw udah bela2in bangun pagi cuma demi e-ktp yang kagak bisa dicopi dan scan berkali-kali. Kalo bukan demi stnk motor gw ga bakalan mau bikin e-ktp yang a berguna ini. 

Alhasil gw tinggalin aja tuh kecamatan amburadul dan sama sekali ga berharap gw punya e-ktp. Mana ada sih sejarahnya pelayan kok lebih sengak dan belagu dari majikannya? PNS itu kan pelayan masyarakat. Rakyat itu majikannya karena taat bayar pajak buat bayar para pelayan ini. Tapi pelayan nya malah belagu, sok, seolah2 dia rajamya di kantor itu. Mati aja lu semua!!!