About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Minggu, 16 Maret 2014

Berhenti dari Chilipadi

Saya akhirnya mengajukan diri untuk resign dari pekerjaan paruh waktu saya di restoran Chilipadi per Selasa minggu lalu, yakni 4 Maret 2014. Saya merasa tidak ada perkembangan dalam pekerjaan tersebut sejak 8 bulan terakhir karena atasan saya selalu menaruh saya di posisi Runner (pengantar makanan) atau Waiter yang melayani konsumen di meja. Saya merasa sudah menguasai produk jualan Chilipadi, bahkan walaupun Chilipadi sempat berganti 80% menunya, saya hanya butuh 3 hari untuk menguasai produk.

Terlalu banyak kepahitan di dalam hati yang ga bisa terbendung lagi. Mulai dari para staff yang seringnya berbasa India tanpa menghiraukan orang sekitar. Sampai ke masalah gaji yang tak kunjung di bayar. Sampai hari ini, dan baru kemaren saya menjambangi Chilipadi lagi untuk menagihkan gaji 7 minggu saya yang belum terbayar. Yang saya dapatkan barulah gaji 4 minggu dengan alasan yang selalu sama setiap kali staff menagih gaji mereka, yakni tidak ada uang cash.

Saya tidak bisa menyalahkan atasan2 saya yang bekerja keras di lapangan karena ketiadaan cash adalah kebijakan manajemen yang selalu mengambil cash tersebut untuk menutup kerugian di cabang Chilipadi yang lain. Kalau begini terus saya merasa bekerja seperti budak dimana restoran tempat saya bekerja begitu ramai untuk menanggung kerugian di cabang yang lain sementara para bos yang di atas sana selalu mendapatkan keuntungan.

Sebelum memutuskan untuk berhenti saya sempat berdiskusi dengan beberapa staff lain yang ternyata saya dapati bahwa ada yang gajinya udah $7,000 belum dibayar. Mungkin itu sekitar 2 bulan gaji karena staff tersebut shift kerjanya lebih banyak dari saya. Selain itu mereka sudah bekerja lebih dari 1 tahun bahkan ada yang sudah 3 tahun dengan standar gaji $12.50 per jam (sama dengan saya) yang artinya nasib saya akan sama seperti mereka jika saya tetep mau bekerja di situ.

Saya berpikir ulang untuk mengurungkan niat saya berhenti dari Chilipadi karena kami berencana membeli rumah dan kami butuh dana tambahan, tapi tetep aja hati ini lebih memilih meluangkan waktu untuk Eog si bocah mischievious yang setiap saban hari saya kerja di pabrik saya kepikiran kangen Eog terus.

Ketidak-adilan para atasan dalam memperlakukan staff nya pula lah yang menguatkan tekat saya untuk berhenti. Atasan saya yang mengharuskan saya membayar minuman selain air putih dari keran sementara dia dan istrinya, sebut saja namanya Mawar (kaya Sidik Kasus perkosaan yang di Indosiar) bisa minum seenaknya tanpa bayar. Saya pun pernah iseng2 meminta istirahat 10 menit saja di tengah jam kerja karena waktu itu saya kelelahan kurang tidur dan pekerjaan di pabrik sangat banyak, lagi pula customer semua terkontrol dengan baik kok. Saya berpikir dikasi syukur, nggak ya udah. Jawabannya ya sudah pasti dan terduga oleh saya, tidak boleh. Tak masalah lah bagi saya karena memang seharusnya saya ga boleh istirahat. Tapi permasalahannya adalah beberapa minggu kemudian saya mendapati Mawar justru makan malam di tengah jam kerja, bahkan kadang Joni atasan saya itu pun juga istirahat. Jadi bisa dibayangkan ketika setiap hari selasa dan rabu malam shift saya bekerja dengan Mawar selalu hanya sendirian melayani meja tamu. Sementara mawar enak2an istirahat, makan malam, dengan mencatat jam kerjanya tanpa break. Apa ini adil?

Saya memutuskan untuk tidak melanjutkan rantai kebencian ini. Karena saya merasa situasinya sudah merantai. Saya yakin Joni pun banyak kekecewaan dengan pihak manajemen dan bos2 di atas sana sehingga dia menekan bawahannya lebih lagi dan dia mulai lepas kontrol dan melanggar aturan. Jadi saya memilih memutuskan rantai tersebut dan tidak lagi menjadi bagian dari mereka.

Hari selasa itu saya katakana pada Joni bahwa saya kasi 1 minggu untuk Joni mencari staff baru dan saya siap jika diminta untuk mengajarkannya. Joni bilang dia minta 3 minggu karena ada 2 staff yang akan cuti 2 minggu jadi dia minta 1 minggu itu terhitung setelah 2 staff tersebut kembali bekerja. Saya menyetujuinya dan Joni mengatakan akan membicarakan hal ini pula pada para bos.

Keesokan harinya saya mendapat telpon dari Joni bahwa saya tidak perlu datang lagi untuk bekerja karena pihak pusat bisa menyediakan staff baru dengan segera. Saya cukup kaget waktu itu karena niat baik saya member notification day diabaikan. Namun saya bersyukur bisa keluar dengan cepat karena perlakuan mereka yang menganggap kami para staff seperti budak.

Saya ga yakin restoran ini akan bisa bertahan lebih dari 1 tahun jika permasalahan keuangan intern mereka tidak segera diatasi. Saya melihat staff dapur pun mulai males2an kerjanya karena mereka tidak mendapatkan hak yang seharusnya sementara mereka sudah mejalankan kewajiban mereka dengan sepenuh hati.


Selamat tinggal Chilipadi, semoga jika Tuhan berkenan kita bertemu lagi dengan posisi yang berbeda. Maksud saya adalah saya yang berada di bagian manajemen kalian dan hak kalian selalu terpenuhi tepat waktu. Mimpi saya bersama Reza, mantan staff Chilipadi juga yang sudah berhenti lebih dulu.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Boleh minta kontak Emailnya ? Mau tanya ttg kerjaan di aussie. Thanks.:) Scay888@yahoo.com

Unknown mengatakan...

Mas bro... Saya doni, skrng stay di Cairns dan bekerja sbagai kitchen hand disalah satu restoran Bali disini, mau nanya dong, itu awalnya mas bro jd kitchen hand juga yah sbagai kerjaan ke 3, trs dri work and holiday visa klo mau rubah ke working visa bisa ga sih? Gmn caranya? Please, please, please share infonya.
Klo ada waktu boleh krim balesan ke doni.sudrajat@rocketmail.com
Trima kasih ya mas bro.
Salam

Petter Sandjaya mengatakan...

Cek email ya...

lindasutrisno mengatakan...

mas Petter yang baik karena udah mau berbagi banyak tentang pengalaman nun jauh disana... saya berencana untuk bisa bekerja di aussy tapi untuk visa work and holiday nya udah expire buat umur saya mas, sy 32 tahun ini.

ada saran ga mas sebaiknya saya apply visa apa ya supaya bisa legal kerja di sana?

dan (sekalian nanya2nya heheheh) untuk tempat tinggal gimana mas, soalnya sy cewek sendirian n baru pertama :D

kalo berkenan bisa dibalas di lindasutrisno@yahoo.com mas Petter

matur tengkiu so much :D

Arvina mengatakan...

Salam kenal mas, saya arvina, ingin memperbaiki kehidupan, dan ingin sekali kerja d australia, bhsa inggris sy minim sekali, apa bisa sy kerja d sana, dengan tamatan sma. Sebelum nya sy pernah jd tki d mlysia kerja di pabrik... Mohon bantuannya
Email: charitysweet10@gmail.com

Petter Sandjaya mengatakan...

Hi all cek email ya