About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Selasa, 28 April 2015

Daylesford Lake

Sampe juga akhirnya di danau yang sedari rumah Kristina bilang bagus. Dia pun kata temennya yang orang Fiji yang udah berkeliaran ke sana kemari di sekitar Victoria ini. Jadi boleh sedikit percaya lah seleranya. Pas nyampe, eh kok malah keliatan biasa aja. Agak kecewa nih ga seperti yang dibayangkan. Danaunya emang luas, tapi ya gitu deh, kaya danau biasa tempet saya biasa main bola di Cairn Lea (suburb sebelahan sama Saint Albans). Hehehe, main bola kok di danau? Maksud saya adalah taman tempet saya biasa main bola namanya Jones Creek, posisinya ada di suburb Cairn Lea, ada danau yang cukup besar di situ. Pemandangannya bagus waktu pertama kali ke situ. Karena udah keseringan jadi biasa aja. 

Ilustrasinya sih mirip kaya makanan enak. Contoh nih, martabak susu-keju, enak ga? Enak banget menurut saya. Atau duren lah (kalo seandainya ga suka martabak susu-keju). Makan sekali, dua kali, tiga kali masih semangat buat nambah. Kira2 kalo makan yang sama selama 3 bulan apa masih bilang enak? Hmmm, ga yakin…

Seperti pada umumnya danau2 di sekitar Victoria (ga tau kalo di daerah tropis seperti Brisbane atau Darwin) pasti ada bebek sama burung hitam yang paruhnya putih atau burung hitam yang dadanya biru dengan paruh berwarna merah. Ketiga unggas ini pasti ada sebagai binatang liar di danau2 Victoria. Ibarat kucing kalo di Tangerang/Jakarta. Anehnya kedua burung yang saya sebutkan di atas, keduanya bisa berenang. Karena saya ga tau namanya saya Cuma bisa menyebutkan ciri2 perawakannya saja sambil menampilkan gambarnya, sapa tau yang baca postingan ini ada yang tau nama burungnya dan berbaik hati ngasi info ke saya lewat komen.

Ada 2 tempat makan di area danau ini. Yang satu namanya Boathouse yang sama sekali tak terlihat kursi kosong di situ waktu saya iseng mengintip. Yang satu lagi namanya Bookbarn, konsepnya adalah sebuah kafe dengan buku2 yang bisa di beli atau dibaca di tempat. Karena saya ga tertarik untuk mencicipi kafe nya jadi saya ga mengintip seberapa ramai kafe ini. Yang pasti dari luar terlihat ayem tenteram tak seramai dan seberisik Boathouse. Mungkin Karena konsepnya yang seperti perpustakaan jadi orang2nya pada kalem2 baca buku sambil nyeruput kopi terus menikmati pemandangan danau dengan pepohonan yang sebagian menguning sebagian lagi merah dan hijau. Ah, indahnya musim semi...

Kalo kamu tertarik untuk naik perahu di danau ini, ada tempat penyewaan perahu plastik dengan tenaga genjot. Kalo pernah ke Ancol, pernah liat perahu bebek2an? Nah cara kerja perahunya sama, cuma perahunya ga berbentuk bebek. Cukup simpel, cuma kotak biasa tanpa bentuk apa2 dengan jumlah penumpang 2 orang. Atau ada juga perahu dayung dengan jumlah maksimal penumpang 4 orang. $10 per 15 menit untuk perahu genjot, $20 per 30 menit untuk perahu dayung. Posisi penyewaan perahu berada tepat di belakang restoran Boathouse. Ada peraturan2 yang harus diperhatikan sebelum menyewa perahu yang tujuannya untuk keselamatan seperti misalnya anak2 usia 2 tahun ke bawah harus duduk diantara 2 orang dewasa. 

Terlihat di sana ada track yang bisa kami lalui untuk menikmati pemandangan di danau ini. Kami mulai lah menelusurinya. Hmm, saya mulai mau nelen ludah sendiri nih, ternyata bagus juga. Eh makin dalem di telusuri, pemandangannya makin ahoy. Wah, keren. Harus saya akui saya menelan ludah saya waktu itu, pemandangannya bagus banget. Mungkin di foto beda sama aslinya. Jujur saja, saya kurang puas dengan hasil gambar dari kamera saya. Tapi setidaknya saya menyaksikan sendiri dan menikmati suasananya walaupun medannya tidak bersabahat buat yang bawa troli anak seperti saya.

Di sisi pertama dari track yang kami mulai dari restoran Boathouse masih bersahabat karena jalanannya rata dan sebagian dari semen, jadi buat troli masih bisa dilewati, kira2 500 meter. Sebelum melanjutkan track pemandangan danau, kami dihadapi cabang jalan, mereka menyebutnya Goldfield Track dimana ada 4 spot lagi di dalam sana yang mungkin lebih ahoy lagi namun tidak kami lanjutkan karena sepertinya perjalanan akan semakin panjang jika harus menelusuri jalan tersebut. Spot terdekat bernama Golden Mountain Walk (11.4 km), Mount Franklin View Walk (14.2 km), Tipperary Walk (16.3 km), dan terakhir Cry Joe Walk (19.3 km). Kami cukup menikmati spot terdekat di situ yakni ada 3 pompa air yang masih berfungsi menyedot air dari dalam tanah. Rasanya udah pasti bisa dibayangin. Semakin yakin setelah ada bule yang nyicip airnya terus komen rasanya kaya besi. Setelah ambil beberapa foto di situ, kami lanjutkan perjalanan dengan keluar lewat jalan masuk tadi. 

Perjalanan selanjutkan untuk menikmati pemandangan danau mulai sulit karena jalannya terbuat dari batu kali sebesar kepalan tangan yang ditimbun bersama tanah, jadi ga rata dan menanjak pula. Butuh keahlian khusus dalam mengendarai troli bayi supaya bos yang lagi duduk kecapean di situ tetap nyaman dan aman. Apalagi lebar track nya hanya selebar 4-5 orang dewasa. Waktu ada petugas patroli lewat sambil naik kuda besar, wuih saya benar2 berada di tepian jurang. Si Eog mah kesenengan liat kuda lewat, lah saya agak panik seandainya itu kuda nerjang ke kami, bingung mo milih nyebur ke jurang atau merelakan Eog diinjek kuda.

Perjalanan berlanjut dan di tengah2 ada pasangan pengantin lagi foto wedding di situ. Ada kru nya juga yang lagi nunggu di dermaga untuk siap2 pose tertentu sambil fotografernya jepret2 si pasangan yang lagi duduk di kursi danau. 

Mulai dari situ kami udah jalan cepet2 aja karena udah kelaparan dan Eog keliatan bosen. Kristina sibuk dengan dengan hp nya buat nyari tempat makan enak nan murah. Sebenernya ga ada yang murah di sini secara daerah ini tempat wisata, tapi setidaknya lebih murah dari Boathouse yang saya sebut di awal. 

Saya agak rewel soal makanan (seandainya punya pilihan). Ga bisa serta merta percaya review-an internet yang positif. Ga peduli yang bilang enak 90% pun, kalo makanannya oz food cm menang di suasana doank, makanan nya mah ke-eropa2an kaya fish and chip, pasta, spagetti, dll. Buat saya ga masuk kaya begituan.

Sekian dulu cerita Daylesford Lake yang jauh dari lengkap ini. Karena perjalanan ngiderin danau ini selama hampir 2 jam, ternyata baru separuh danaunya. Dan ini belum termasuk penelusuran gang2 yang ada di tengah2 track. Mungkin besok2 kalo kami punya waktu luang dan mau mengunjungi tempat ini lagi, gang2 tadi bisa dijambangi.





Tidak ada komentar: