About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Selasa, 19 Mei 2015

Bagaimana Saya Bisa di Australia

Berdasarkan permintaan salah satu pengunjung dan saya juga baru nyadar setelah saya baca2 ulang postingan yang lama ternyata saya belum cerita dan banyak yang nanyain juga gimana prosesnya saya bisa ada di Australia.

Pertama2 perlu diketahui bahwa saya dan Kristina sudah ga betah di Jakarta. Yang paling ga betah sebenernya Kristina karena dia bukan berasal dari kota besar. Sementara saya sudah dibesarkan dengan suasana polusi dan ketidak-nyamanan ini jadi ga ngerasa kalo ini adalah situasi yang salah.

Awalnya kami hendak pindah ke Singapura. Kristina mencoba mencari info melalui internet, mungkin ke website imigrasi Singapur kali. Disimpulkan bahwa peluangnya adalah 50:50 dikarenakan keputusan berdasarkan pihak imigrasi Singapur. Kalo dia seneng dengan profil kita dia kasi PR ke kita tapi kalo nggak, dibiarinin aja tuh dokumen kita tanpa ada pemberitahuan mengenai kemajuannya. Jadi kita kaya nungguin sia2. Selain itu Atma Jaya Yogya yang menjadi Universitas tempat kami lulus, tidak ada dalam list mereka yang diperbolehkan untuk memperoleh PR.

Lepas beberapa hari setelah kekecewaan kami karena ga bisa apply PR Singapur, paman saya yang dari Sidney datang berkunjung ke Tangerang untuk mengunjungi saudara2nya termasuk saya. Mendengar cerita darinya mengenai peluang di Ausi kami pun tertarik mengikuti jalannya. Paman saya bisa jadi warganegara Ausi sekarang melalui jalur ilegal. Dia datang ke Ausi skitar 15 tahun yang lalu. Dulu Ausi butuh penduduk jadi dengan mudahnya bisa dapat kewarganegaraan. Dengan memiliki anak yang lahir di Ausi, ketika anak tersebut tepat berusia 10 tahun, anak tersebut secara otomatis mensponsori orangtua nya untuk menjadi warganegara Ausi. Tapi sekarang Ausi kekurangan lahan pekerjaan, dalam arti lain di sini sekarang kelebihan tenaga kerja jadi kedatangan penduduk secara ilegal tidak akan mengubah nasib secara signifikan.

Saya ceritakan ke Kristina apa yang paman saya sampaikan waktu itu dan mengajaknya untuk hengkang ke Ausi mengikuti jalurnya. Kristina langsung menolak. Bukan menolak untuk ke Ausinya melainkan caranya. Menurutnya 10 tahun harus menghindari polisi dan bekerja secara ilegal sangatlah tidak nyaman. Selain itu kebijakan pemerintah bisa saja berubah dalam kurun waktu 10 tahun. Dan benar saja tebakan Kristina, sekarang pemerintah Ausi sangat menentang kedatangan imigran gelap terutama dari Indonesia yang sering menggunakan visa turis lalu bekerja di perkebunan.

Pupuslah harapan saya pikir waktu itu karena amat sulit untuk mendapatkan PR dengan jalur resmi terutama dari segi finansial. Kalo ga salah 2-3 hari kemudian Kristina ngabarin saya bahwa ada teman kuliahnya dulu mau ngenalin agen yang sedang memproses dokumen temannya itu juga untuk pengajuan PR Australia. Tanpa babibu, langsung aja kami langsung berhubungan dengan agen ini untuk interview apakah kami memenuhi syarat atau nggak untuk PR. 

Singkat cerita, dokumen2 yang dibutuhkan untuk pengajuan PR pun kami siapkan dan kirim ke Australia karena kami atau lebih tepatnya Kristina sebagai aplikannya memenuhi syarat. Sekedar info, pengajuan PR kami melalui jalur Skilled Migrant. Setelah menyelesaikan pembayaran kedua dari total sebesar $5,500 atas jasa agen dalam pengurusan PR ini, agen pun bilang, sekarang cuma tinggal nunggu kabar dari pemerintah Ausi. Kalo di approved tinggal melunasi pembayaran ketiga. Darimana itu $5,500? Huh, ngutang, bro. Ngutangnya pun ga ke satu/dua orang, tapi 7 orang sekaligus. Jangan kira kami punya duit segitu. Boro2 10 juta, 1 juta ditabungan pun tak ada. Kami dari kelurga miskin yang punya tunggakan besar, namun tak sebesar impian kami.

Ditengah proses menunggu yang katanya bisa sampai 1-3 tahun, agen pun nawarin 'Mau ga ikut Work and Holiday Visa?' Saya ga punya alasan untuk menolak karena udah emped sama situasi keterdesakan ekonomi ini. Dokumen pun disiapkan lagi dan kejadian buruk menimpa kami. Kami mendapat kabar papi Kristina meninggal serangan jantung di pagi hari. Akhirnya kami tunda dulu persiapan dokumennya dan melayat ke Pekalongan. 

Singkat cerita dalam suasana berkabung kami kembali melanjutkan persiapan dokumen. Whatever happened, life must go on. Kami semakin bertekat untuk kehidupan yang lebih baik. Apply WHV sudah barang tentu duit lagi, kalo ga salah waktu itu $1,000/orang. Sekarang bisa nyampe $2,000/orang, minjem sodara yang lainnya lagi, muka ditebelin aja kalo ada yang nanya 'utang kamu sama Tante A udah terbayar belum?' Atau pertanyaan2 lainnya yang sekiranya akan menyinggung perasaan, ditelan sajalah. Tak lama terdengar kabar WHV kami granted, kalo ga salah 20 Juli 2009. Tapi kami berangkat ke Ausi nya 9 Maret 2010. 

Kira2 9 bulan kemudian sekitar awal Desember 2010 kami dapat kabar PR kami granted. Artinya, setelah sekitar 1,5 tahun sejak kami kirim dokumen. Dan tentu saja duit lagi dibutuhkan buat ngelunasin agen nya. Tapi selama 9 bulan sudah bekerja keras dan hidup ngirit sengirit ngiritnya di Ausi, hutang2 sebagian besar sudah terbayar. Jadi kalo minjem duit lagi, perasaan agak lebih enak, muka bisa sedikit diangkat.

Kami kembali ke Indo untuk menyiapkan segala dokumen dan membawa barang2 yang sekiranya diperlukan untuk menetap. Masuk lagi ke Ausi dengan visa PR.

Sekian ceritanya, semoga terjawab kebingungan darimana urutannya kami bisa PR di Ausi. Semoga menginspirasi...

12 komentar:

Anonim mengatakan...

Hi Petter, thanks for sharing your story. Cheers from Montreal. Hans

Anonim mengatakan...

apakah bisa membantu data Agent yang membantu pengurusan PR australia ? kami ucapkant terima kasih jika data nama dna alamat agent yang membantu pr anda bisa di cantumkan. terima kasih

Petter Sandjaya mengatakan...

Maaf sekali data agen tidak bs sy cantumkan dikarenakan pihak agen meminta sy unt menyaring tmn2 pembaca yg tertarik apply visa. Krn tidak semua memenuhi syarat, jd cukup menyita wkt bagi mereka. Jika km memenuhi syarat silahkan kirim CV, ijazah, dan transkip nilai ke email sy.

Trims.

Anonim mengatakan...

Wahahaha..akhirnya dibuat jg part ini..
Thx ko untuk sharing, pasti byk yg penasaran jg..dan untuk melengkapi milestone nya Ko Petter jg. Hehehhe..

usman al hafish mengatakan...

menarik pengalamannya mas,,seruuu…apalagi ngebaca ceritanya….!!
oh ya, aq ada rencana selesai s1 ini mau lanjut study ke aus dan pengen bisa kerja part time juga mas, tapi masih terkendala english nya mas,,, english ku masih belum lancar.. gimana menurut mas petter, apakah harus lncar bhsa inggrisnya dlu baru bisa pergi ke sana atau nanti bisa sambil belajar disana ?

mohon sarannya mas..
atau bisa dikirimkan ke email saya mas... usmanalhafish@gmail.com

Yonatan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Syarat untuk dapat PR apa saja memanknya? slain duit yah...

Klo Working holiday visa saya tau...

Bobby Salim mengatakan...

Selamat pagi pak, saya tertarik dengan tulisan Bapak diatas.
Saya juga mempunyai impian utk dapat bekerja di Ausi.
Boleh minta kontak person atau infonya?
Email saya Bobbysalim1993@gmail.com
Terima kasih

Anonim mengatakan...

QSiang mas,,,tertarik skali dg cerita mas petter,sya pgn bgt bisa ke ausi...gmn ya mas syarat n cara PR ausi...mohon infonya mas?
Sempat ada agensi yg nawarin...cuma sya lg cari info2nya mengenai ke ausi..biar gag salah pilih agensi...
Email : theapoel_89@yahoo.co.id
Thx

Anonim mengatakan...

Malam pak, bagaimana cara b apak dengan visa holiday and work bisa bekerja menetap di aussie , mohon jawabannya , email saya oscarlines94@gmail.com

Anonymous mengatakan...

Boleh kasi petunjuk kira2 min lulusan S1 atau S2 dengan pengalaman kerja brp thn. Sebelum dan sesudahnya trmksh.

Anonymous mengatakan...

Boleh kasi petunjuk kira2 min lulusan S1 atau S2 dengan pengalaman kerja brp thn. Sebelum dan sesudahnya trmksh.