About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Selasa, 26 Januari 2010

Extravagant


Ada orang yang bilang gaji naik pengeluaran pun ikut naik. Makanya ga bisa jadi orang kaya. Tapi ada sebagian orang tetep kekeh mempertahankan habit-nya dalam hal pengeluarannya. Jadi waktu gajinya naik, pengeluran pun masih tetep seperti tahun lalu. Yang membedakan adalah harga dari pengeluarannya tersebut, karena memperhitungkan inflasi dari pengeluaran2 itu.


Kenapa sih ngumpulin duit aja kok susah amat? Apa penyebabnya? Padahal kalo di logika dan menggunakan perhitungan matematika seharusnya bisa nabung 1.000.000 nih bulan ini? Tapi kenapa justru malah deficit? Ada yang aneh. Perhitungannya yang salah atau memang matematika ga cocok untuk perhitungan laporan keuangan rumah tangga?


Ini dia yang namanya penyakit. Sebenernya udah jelas titik biang kerok dari kedeficitan tersebut adalah diri kita sendiri. Udah di program bulan ini untuk pengeluran ini dan ini, tapi di tengah perjalanan sering tergoda. Waktu jalan2 di mall, eh ada tas bagus, kayanya gw belom punya nih model kaya gini? Beli ah, biar ga kaya orang kampung di kantor… Pas lagi lewatin Clothes Department, kan gw jarang beli baju. 1 tahun aja ga ada 1 kali. Beli deh ya… Pas perjalanan pulang, ih ada tukang jual makanan yang unik. Kok baru pertama kali liat nih makanan kaya gini… apa ya rasanya? Beli ah…


Kalo kejadian di atas terjadi dalam 1 hari mungkin sesampai di rumah kita masih sempat menyadari kalo kita udah boros banget. Tapi gimana kalo transaksi2 di atas itu terjadi 2 hari sekali untuk 1 transaksi. Atau katakanlah 4 hari, atau 1 minggu sekali… Berapa besar pengeluaran yang udah kita keluarin di luar budget bulanan kita. Ga ada gunanya lagi menggunakan sistem budgeting dalam perhitunggan biaya pengeluran. Ini urusannya udah soal melawan diri sendiri.


Musuh terbesar dalam hidup ini adalah diri kita sendiri. Selama kita ga mampu berpikir secara logik, mana yang penting, mana yang mendesak, selamanya kita akan selalu dijajah oleh hawa nafsu, keinginan2 sesaat yang terlihat manis dari luar tapi berujung kemerosotan finansial.


Apapun itu alasannya, kasian sama yang jual, emang butuh barang itu, ga pernah nikmatin uang sendiri, biar ga dibilang kuno, ataupun ketertarikan pada bentuk dan warna yang unik. Setiap pengeluaran yang terpaksa harus dikeluarkan di luat budget list berarti anda sudah dalam tahap Lampu Kuning. Bila dalam kegiatan pemborosan ini terulang lagi dengan alasan yang sama. Hati2… jangan2 menghambur-hamburkan uang udah jadi habit anda. Segera cek diri ke psikolog terdekat, karena butuh proses dan waktu yang cukup lama untuk bisa mengembalikan anda menjadi normal kembali

1 komentar:

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman mengatakan...

ga setuju......!!!!! karena uang harus dinikmati juga..karena uang ga dibawa mati..jadi hidup perlu menabung juga..tapi perlu juga menikmati hidup. jangan sampe mati meninggalkan banyak uang tapi seumur hidup ga pernah menikmati..ntar menyesallll