About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Senin, 28 Mei 2012

Positip Kalee!


Pic

Pas makan siang hari ini saya sempet baca status temen. Sepertinya dia sebel dengan keadaannya sekarang dan menginginkan kondisi seperti temen yang lain atau orang di sekitar dia. Bunyi statusnya begini:

“Melihat kehidupan orang2 sepertinya happy terus dan jalan2 terus... Kontras sekali.”

Sungguh kasian temen sekolah saya dulu satu ini. Semoga aja dia mengerti dan tau caranya mengontrol sulutan api cemburu dan irinya tersebut menjadi motivasi terhadap dirinya sendiri untuk bisa seperti teman/orang yang dia lihat.

Selama yang dia lihat itu manusia, kalo teman/orang yang dia liat bisa harusnya teman saya ini menyadari kalo dirinya juga bisa.

Di statusnya tersebut ternyata ada yang memberi komentar, gini bunyinya:

“Keliatannya aja happy ***. kenyataannya semua org ada problem sendiri dan iri dgn kehidupan org lain. manusia gak pernah puas sih”

*) Nama teman saya, harus saya hide untuk alasan privasi

Sepertinya yang memberi komentar ini juga merasa bahwa hidup ini begitu susah. Kalo ngeliat orang lain naik taraf hidupnya, dia sepertinya merasa dirinya ga perlu untuk menyamai orang lain itu. Karena tiap orang pasti punya probelm dibalik kesenangannya itu. Kasian banget saya sama orang yang kaya gini, dia pasti hidupnya gitu2 aja, ga sadar kalo dirinya bisa ngewujudin apa yang orang lain wujudin, ga sadar bahwa dirinya adalah Pemenang. Yang saya maksud pemenang ya benar2 pemenang, bahwa setiap pribadi manusia itu mampu untuk menang karena sudah digariskan begitu.

Ga percaya?

Mari kita kembali ke detik2 anda akan terbentuk di rahim. Pada waktu berjuta-juta sperma berenang2 di rahim untuk bisa menggapai sel telur anda/saya pada waktu itu adalah salah satu diantara berjuta-juta sangingan sperma yang mempunyai tujuan yang sama, sel telur. Kalau anda merasa diri anda pecundang, harusnya anda bukan di sini, tapi anda di dunia antah berantah yang ga jelas, dunia yang saya sendiri juga ga kebayang ada dimana. Kalo memang anda pecundang berarti yang sedang baca blog ini adalah sperma sebelah anda atau sperma yang jauh di depan anda yang ternyata larinya lebih kenceng dari anda.

Anda tau bagaimana nasib sperma yang tidak berhasil masuk ke sel telur? Terbuang, sia-sia, tidak terpakai, dipercundangi oleh sperma yang masuk sel telur. Sekali sel telur di masuki sperma, sperma yang lain tidak bisa ikutan nimbrung masuk juga. Mereka tidak terpakai lagi. Nah, anda itu seorang diri udah mempercundangi juta-jutaan sperma yang punya tujuan yang sama seperti anda. Anda itu si sperma yang dengan gagahnya pada detik2 di garis finis (sel telur) berhasil memasuki sel telur. Anda itu berlomba bukan Cuma dengan 100-200 sperma (Emangnya maraton?). Anda berlomba dengan berjuta-juta sperma di sana pada waktu itu. Anda itu telah berhasil mengalahkan mereka2 para sperma pecundang dan anda udah membuktikan diri anda berhasil, andalah pemenangnya.

Kalo diibaratkan, mungkin anda pernah liat lomba lari maraton. Ratusan peserta maraton berlari, berlomba-lomba untuk menggapai garis finis lebih dulu. Terlepas dari perkara anda bisa lari atau nggak, terbiasa lari atau nggak, anda udah membuktikan diri bahwa anda juara 1 nya. Anda udah menang pada waktu anda terbentuk. Jadi sebenernya naluri pemenang itu udah ada di dalam diri anda. Cuma anda nya aja yang ngeyel dan sering dengerin ocehan “sperma” lain yang senengnya menjatuhkan anda.

Waktu anda mau coba berbisnis maksud hati supaya ada penghasilan tambahan atau kalau2 kena PHK, karena denger2 perusahaan mulai gonjang ganjing nih, biar anak/istri masih ga makan pasir lauk tai kucing. Anda udah yakin dan siap untuk memulai bisnis anda. Eh, anda ketemu temen yang penah gagal berbisnis, kebetulan bisnisnya sama pula seperti yang mau anda jalankan. Temen anda bilang “Mending jangan deh, daripada lu ngambur2in duit. Sangingannya udah banyak, lu telat mulainya. Gw udah jatoh ke lobangnya, gw ngasi tau lu di depan ada lobang, biar lu ga jatoh kaya gw.”

Dari sekian ribu persentase keyakinan diri, hancur dalam hitungan detik gara2 “sperma” ga jelas. Kita sering kaya begitu, lebih mudah terpengaruh sama hal yang negatif daripada hal positif. Padahal yang ngasi kita saran negatif itu belum tentu perduli sama kita. Kalo dia kasi komentar negatif, apakah dia kasi solusi untuk kebutuhan anda yang mendesak? Untuk susu anak anda yang makin melambung? Apa dia perduli dengan keluarga anda? Kalo memang anda udah merancang semuanya, termasuk resiko2 dari bisnis tersebut, jalankanlah! Jangan dengarkan orang2 yang sebenernya mereka tidak terlalu perduli dengan anda

Waktu orang bilang “Kamu bisa!”, Kita jawab “Ah masa sih?”
Waktu orang bilang “Lu udah pasti gagal punya dah!” Kita jawab “Iya ya? Gw juga ngerasa begitu.”

Jiah, 10 x 10, Cepek deh (baca: capek deh).

Otak manusia lebih mudah merespon berdasarkan jenis informasi yang lebih sering diterima. Kalo biasa nerima informasi negatif, mau jutaan orang yang bilang positif bakalan mental sama 1 orang yang komentar negatif. Karenanya jangan biasa’in baca berita negatif. Omong2 berita sekarang aja isinya negatif semua seringnya. Nah, lho gimana tuh? Gampang, solusinya adalah jangan baca/nonton berita. Segala berita anak SMP diperkosa di angkot lah, kakek perkosa cucu lah. Si Mawar yang terpaksa jual diri demi sesuap nasi. Atau si Melati yang mutilasi temennya sendiri terus dimakan.

Maaf buat pecinta detik.com, kalo saya perhatikan 50% dari isi web ini adalah berita negatif. Perhatikan coba orang di sekitar anda yang doyan ngeklik link ini. Dia pasti cenderung paranoid, atau sering berkomentar negatif, atau takut mengambil resiko. Artinya 50% dari pembaca web ini pastinya jenis orang yang lebih cenderung negative thinking.

Jika anda memang mau berubah, anda bisa mulai dari hal sepele ini. Ubahlah jenis informasi yang masuk ke otak anda. Merubah mindset dan pola pikir yang udah terlanjur negatif bukan urusan 1 atau 2 tahun. Tapi coba perhatikan hidup anda setelah isi otak anda berubah, udah barang tentu hidup anda pasti berubah. Anda pun merasa lebih damai, ga takut ini itu, dan anda lebih berani untuk action untuk perubahan dalam hidup anda.

Buat yang dari dulu planningnya mau kuliah setelah kerja ngumpulin uang, pikiran anda akan mulai terbuka akan peluang2 yang ada setelah anda lulus kuliah. Ga perduli berapapun umur anda, ga perduli kapasitas otak anda, peluang akan selalu ada buat orang yang positif. Buat yang pengen investasi untuk masa pensiun, otak anda malah jadi lebih berani menjalankan ide2 yang dulu udah pernah terpikirkan sebenernya. Walaupun disertai resiko2 yang sama bahkan bertambah, tapi otak anda jadi lebih waras bahwa kalo tau cara mengatasi resikonya peluang ini bisa sangat menguntungkan.

Lets be positive!
Just read good/peace/victory news!

Jumat, 25 Mei 2012

29


Ulang tahun jadi hal biasa ketika selalu dirayakan. Tapi buat saya merayakannya bukanlah hal yang biasa. Hehehe, mungkin karena terlalu pelit jadi ga mau nraktir temen2 atau keluarga dekat. Karenanya ulang tahun kali ini buat saya cukup berkesan karena saya rayain dengan dinner bareng temen2 di Chilipadi Restaurant - Watergarden, Melbourne. Restoran biasa sih, tapi buat saya suasananya ga biasa karena ini ulang tahun saya yang terakhir dengan kepada “2”.

Dan yang membuat saya terkesan juga adalah kado yang dikasi ternyata barang2 yang belum saya punya dan saya pun sebenernya butuh barang2 tersebut.

1.      Celana kolor
2.      Celana tidur
3.      Jam tangan
4.      Kaos kaki
5.      Tas

Kadonya keliatan biasa aja ya. Pernah ngebayangin ga ngadoin temen kaos kaki sepasang? Atau celana pendek? Kadonya kaya ngadoin anak2 yang ulang tahun ya, hahaha... Tapi tau ga, barang2 ini sebernernya bener2 saya butuhkan.

Celana
Waktu pulang ke Indo November lalu saya bawa celana pendek buat tidur ga banyak, Cuma 4 buah. Padahal cuaca di Melbourne termasuk ekstrim. Kalo panas pernah nyampe 40 derajat celcius. Jadi tidur dengan celana pendek adalah solusi terbaik. Atau kalo berani telanjang, tapi tanggung sendiri resiko masuk anginnya.

Kaos Kaki
Udah barang tentu kaos kaki dibutuhin di sini. Jangan bayangin kaos kaki yang tipis. Kaos kaki ini justru untuk musim dingin. Pastinya anget.

Jam Tangan
Di tempet kerja, saya urusannya sama debu dimana2. Solusi untuk tau waktu sebenernya bisa liat hp. Tapi setelah 2 minggu pertama kerja dengan ngantongin hp, tiba2 muncul notification di hp saya yang menyatakan ada sesuatu yang harus dibenerin dibagian2 hp nya. Setelah dicari tau di internet ternyata hp saya terlalu banyak debu yang masuk ke lubang2 kecil baik dari microfone maupun earfone. Jadi memang Cuma jam tangan yang anti air dan ga ada lobangnya yang layak dipakai di medan kerja saya saat ini.

Tas
Dulu, tiap kali mo belanja atau jalan2 ke city yang dibawa adalah tas backpacker saya itu yang gedenya udah segede apaan tau. Kalo ketemu temen di jalan dikiran saya mau pindahan. Mungkin kalo diniatin istri kalo pas capek jalan bisa saya masukin ke tas situ.

Suasana Chilipadi enak banget, udah kaya restoran Fine Dinning aja. pas liat buku menunya, jiaah, fotocopy, booo, ga ada foto makanannya lagi. Awalnya cukup terkejut dengan buku menu yang seadanya itu, tapi pas ngerasain makanannya, mak ile, enak banget.

Nasi Goreng Istimewa
Nasi Goreng Istimewa namanya, kami Cuma order 1 piring aja buat dibagi rame2 karena tujuannya mo nyobain doank. Karena berdasarkan pernyataan Reza, yang kebetulan kerja di resto itu juga, dia merekomendasikan nasi goreng ini. Ternyata rasanya enak banget. Mo order lagi takut menu yang lain ga abis dimakan.

Laksa Seafood
Laksa Seafood
Sebenernya rasanya enak tapi sayangnya kurang unik rasanya bagi saya. Karena berhubung saya udah biasa makan laksa, secara keluarga adalah orang Bangka dan laksa seperti ini menjadi menu khas Bangka juga.

Pulut Hitam
Pulut Hitam
Pemilihan nama yang unik ya. Saya jujur aja ga ngerti arti Pulut itu apa. Sepertinya diambil dari bahasa Melayu. Tapi intinya makanan ini sebenernya adalah ketan item yang disajikan panas2 terus dikasi es krim Vanila di atasnya.

Soft Shell Crabs
Soft Shell Crabs
Ini adalah menu kepiting yang baru ganti kulit. Saya juga baru tau kalo kepiting ternyata ada aktifitas ganti kulit juga, kaya ular. Saya kira seiring pertumbuhan kepiting, cangkangnya pun ikut membesar, jadi ga perlu ganti kulit.  Tingkat kekerasan menu ini masih bisa ditolerir, kulit yang membalut daging kepitingnya bisa dikatakan lunak.

Calamari Salt and Pepper
Intinya, dari semua yang kami order, menu di sini enak2 semua. Kami juga order Pork Ribs, Calamary Salt and Pepper, Sambal Fish, dan Eggplant Chips. Unforgetable rasanya. Enak banget. Pengen balik lagi, tapi bingung mo order yang mana dulu. 


Air Bandung
Selain itu kami juga order minuman. Ada beberapa yang unik namanya seperti Air Bandung, Milo Godzilla, dan Ribena Lychee. Air Bandung yang ada di gambar kebetulan diambil setelah diaduk. Minuman ini yang saya inget ada selasih, susu, dan sirup. Menu minuman yang lainnya pasti udah sering denger dari menu2 di restoran Malaysia seperti: Teh Tarik, Teh Peng

Total dari semua ini saya habis AU$ 158.40. Menurut saya termasuknya murah dengan suasana restoran yang nyaman, mirip restoran Fine Dinning. Awalnya saya kira bisa menghabiskan AU$ 200, tapi ternyata tidak semahal yang saya duga.

Chocolate Mousse
Pas terakhir pas udah mau selesai pas saya mau manggil waiternya untuk minta tagihannya, ternyata temen2 udah ngorder lagi cake, Chocolate Mousse yang di kasi lilin di atasnya suruh saya tiup. Ya udah barang tentu make a wish dulu.

Semoga next birthday permohanannya berbeda.


Eggplant Chips
Sambal Fish
Pork Ribs

Kamis, 24 Mei 2012

Immigration Museum


Lebih baik terlambat daripada sama sekali ga diceritain. Kami menyempatkan diri waktu tanggal 8 April 2012 untuk datang ke museum yang dari dulu penasaran apa isinya. Karena tiap kali naik kereta kalo turun di Flider Street Station, museum ini selalu keliatan dari kereta. Nama museumnya adalah Immigration Museum, tepat di jalan Flinder Street museum ini berada. Seperti namanya museum ini isinya tentang hal2 yang berbau imigrasi atau perpindahan penduduk dari suatu negara ke benua Australia, khususnya Melbourne.

Gedung Immigration Museum ini selesai didirikan pada tahun 1878. Ya kira2 jaman nenek buyut kita lagi tusuk tusukan pake bambu runcing sama Belanda, ini gedung udah selesai dibangun. Tujuannya adalah untuk mengabadikan kedatangan pada imigran Inggris yang datang ke Australia sekaligus sebagai wujud respek para imigran terhadap penduduk lokal pada waktu itu.

Immigration Museum ini sendiri sebenernya didirikan di atas tanah orang lokal yang menempati Melbourne pertama kali sebelum para imigran Inggris datang. Ya, seperti yang kita ketahui, orang lokal Australia ya, suku Aborigin. Dan tanah ini sebenernya dianggap sebagai tanah tradisional, mungkin artinya sama dengan tanah leluhur yang harus tetap dijaga kelestariannya. Nah, untuk menjaga kelestariannya itu Departemen Pekerjaan Umum mendirikan museum ini di atas tanah tersebut untuk mengenang orang lokal dan para imigran. Sampe sekarang museum ini masih terlihat asri walaupun dari luar gedungnya terlihat kuno. Ini wujud bahwa pemerintah Australia serius dalam usaha pelestarian tersebut.

Sampe sekarang para imigran yang datang ke Melbourne bukan lagi orang2 dari Inggris, melainkan mereka2 yang dari penjuru dunia. Karenanya ada tulisan di museum ini yang menyatakan bahwa Melbourne sebagai salah satu kota multikultural terbesar di dunia.

Di salah satu sudut museum ini menceritakan ada seorang pria bernama Vittorio yang tinggal di Sicily, Italia sebelum akhirnya migrasi ke Australia pada tahun 1959. Vittorio muda yang pada waktu itu masih berusia 16 tahun berhasrat untuk menjadi tukang cukur rambut setelah kepindahannya ke Australia karenanya dia mengambil kursus hairdressing. 2 tahun kemudian temannya bantuin dia untuk buka tempet untuk cukur rambut di Brunswick dengan nama Vittorio’s Barbershop. Sebelumnya sekedar info, bahwa daerah Bruncswick ini memang terkenal dengan para imigran dari Italia.

Pada tahun 2010, customer setia Vittorio meninggal dunia. Namanya Fransesco, imigran asal Italia juga yang udah langganan dengan Vittorio selama 48 tahun. Fransesco adalah customer tertua Vittorio. Ia meninggal dunia pada usia 104 tahun. Fransesco yang awalnya tinggal di Brunswick, dia pindah ke Mornington Peninsula. Tempat yang cukup jauh kalo menurut saya. kalo naik kereta kira2 2 jam. Abis itu masih naik bis lagi 30 menit. Selama kepindahannya itu, Fransesco masih tetap setia potong rambut di Vittorio. Ketika dia udah ga bisa segesit waktu muda, kadang dia meminta keluarganya untuk mengantarnya ke Vittorio’s Barbershop. Inilah yang membuat Vittorio benar2 mencintai pekerjaan. Dia seperti menemukan jati dirinya dan begitu menikmati pekerjaannya. Dia merasa dibutuhkan untuk pekerjaan yang ia kerjakan. Duh, kapan ya saya bisa seperti Vittorio, menemukan jati diri dan begitu menikmati hidup?

Di sudut lain ada cerita imigrasi tentang keluarga India yang datang ke Australia Cuma bawa 2 koper, uang 50 Poundsterling, dan ijazah sang suami sebagai Guru. Pada tahun 1972 Kantibhai Tailor bersama istrinya, Pushpa, dan anaknya yang baru berusia 2 tahun berangkat menuju Australia. Pada waktu sampai di Melbourne, Kantibhai menyadari dan peka terhadap situasi pada waktu itu, bahwa komunitas India pada waktu itu sulit sekali untuk mendapatkan bahan pangan dan rempah2 khas India. Karenanya dia mulai impor kecil2 barang tersebut dan mulailah dia berjualan di garasi rumahnya. Pada waktu itu masih tahun 1983 dan hanya dalam waktu 1 tahun permintaannya semakin pesan dan dia mulai mengambil alih Chinese Grocery yang ada di Clayton dan mengganti namanya menjadi Truspice. Sampai sekarang Truspice dikenal sebagai First Indian Shop in Melbourne.

Masih banyak lagi cerita2 tentang para imigran yang datang ke Australia. Contohnya para imigran dari negara2 konflik. Mereka berjuang mati2an waktu baru nyampe di Melbourne karena kendala bahasa yang sama sekali mereka ga ngerti. Tapi bagi mereka kendala bahasa jauh lebih ringan ketimbang di negara mereka sendiri yang tidak tau hari esok apakah masih bisa hidup atau nggak. Ketika ga punya pilihan kadang manusia malah justru jadi kreatif dan lebih kuat menghadapi rintangan hidup. Tapi kalo masih punya pilihan, seringnya malah menunda dan ga mau melangkah ke pilihan yang lain dengan alasan ga punya keberanian atau menunggu waktu yang tepat. Dan sepanjang hari mengeluhkan hidupnya yang susah, atau kondisi kerjaan yang ga kondusif lagi.

Teman, ayo melangkahlah. Saya pun sama seperti kalian, takut mengambil resiko dan takut akan hari esok yang ga ada kepastiannya. Tapi saya belajar untuk mengalahkan rasa takut itu. Bahkan sampe sekarang pun saya masih belajar untuk melakukannya. Kenapa? Karena saya masih merasa takut. Saya pernah baca satu artikel yang berbunyi begini: “Lakukanlah apa yang membuat dirimu takut dan gemetar. Hanya dengan itu kamu bisa melihat pelangi dalam hidupmu.” Hidup jadi penuh warna, kawan. Lakukanlah selagi punya kesempatan. Jangan menunda. Persiapkan segalanya dengan matang, lalu action!

Minggu, 20 Mei 2012

Quang Vinh Restaurant


Dulu saya pernah jelasin tentang restoran Vietnam Song Huong di bilangan St. Albans, Melbourne. Nah, masih di daerah yang sama dan jenis restoran yang sama, restoran Vietnam. Namanya Quang Vinh.

Jadi (sepertinya) restoran ini adalah saingannya Song Huong. Lokasi nya pun hampir berseberangan dan menunya pun ada yang mirip2. Nah karena ada yang mirip saya coba untuk order menu yang biasa saya pesar di Song Huong juga untuk bisa dibandingkan mana yang lebih enak, Chicken Salt and Pepper.

Chicken Salt and Pepper
Dengan bentuk penyajiannya yang berbeda tapi warna nasinya mirip Quang Vinh punya cita rasa yang lebih enak ketimbang Song Huong, sayangnya ayamnya lebih kecil. Tapi ada teman saya yang bilang yang Song Huong punya justru lebih enak. Saya ga tau lidah siapa yang salah, yang pasti namanya selera pasti beda2. Kalo anda penasaran anda bisa coba sendiri dan keluarkan opini anda restoran mana yang Chicken Salt and Pepper lebih enak.

Seperti biasa kalo dateng ke restoran yang menunya puluhan kami biasanya bingung sendiri mau pesen yang mana. Kalo istri saya biasanya tanya ke pelayannya mana menu yang paling sering diorder. Kalo saya biasanya liat meja tetangga lagi makan apa, kalo keliatan menarik saya bilang saya mau pesen yang seperti itu.

Nasi Campur ala Quang Vinh
Alhasil kami order nasi campur yang pastinya tidak halal. Buat yang biasa makan makanan ga halal tapi ga bisa makan babi, mungkin liat gambar menu di bawah ini bisa eneg karena kebanyakan dagingnya.

Berikutnya kami order Tofu Salt and Pepper. Tahunya sepertinya pake tahu jepang. Ya kurang lebih ini mirip2 tahu telor asin yang di jual di D’Cost lah. Buat yang doyan tahu, menu ini pasti cocok dan memuaskan impian anda tentang tahu *halah, lebay.

3 hari kemudian kami datang lagi ke restoran ini untuk nyicipin menu yang lainnya. Kami order Singapore Noodle dan Chicken Noodle alias mie ayam. 2 menu ini sebenernya enak tapi sayang ga sesuai sama selera saya. berhubung dulu istri pernah kerja di Chinese restaurant waktu di Frankstone dan sering bawa pulang Singapore Noodle jadinya saya udah bosan dengan rasanya. Dan yang mi ayam rasanya agak aneh ketika lagi asik2 ngunyah mi dan ayamnya tiba2 di mulut ada kacang tanah ikutan gabung. Buat saya sih rasanya kurang cocok.

Tofu Salt and Pepper
Sebenernya masih puluhan lagi menu yang belom sempet kami coba. Tapi berhubung kami udah keburu bosan dengan masakan Vietnam jadinya kami berubah haluan dulu, nyobain jenis restoran yang lainnya dulu.

Chicken Noodle
Singapore Noodle
 

Sabtu, 19 Mei 2012

Seoul Tookbegi


5 hari kemudian dari hari kami makan di Warung Gudeg, kami makan2 lagi, dan sekali lagi di restoran Korea. Kali ini namanya Seoul Tookbegi, letaknya di Russell Street, di CBD city.

Seperti yang pernah saya sebutkan sebelumnya, ciri khas restoran Korea biasanya ada Side Dishes nya, begitu pula di Seoul Tookbegi ini, kami dapet juga Side Dishes yang macem2. Bahkan boleh nambah lho.

Seoul Tookbegi secara keseluruhan keliatan lebih nyaman tempatnya ketimbang Kangnaroo. Di Seoul Tookbegi ini kalo kita order menu yang asap2an, di langit2 restoran ini sudah disediakan penyedot asap tersebut. Karena cuaca di Melbourne ini ga memungkinkan pintunya dibuka sepanjang hari terutama waktu musim dingin.

Saya order menu yang sama seperti dulu makan di Kangnaroo, Mie dingin (Hehe, saya lupa namanya jadi saya sebutnya mie dingin aja ya). Menu ini jauh lebih enak yang di Kangnaroo. Di Seoul Tookbegi mie nya lebih besar kira2 mirip lah seperti bentuk mi pada umumnya. Sementara yang di Kangnaroo mie nya hanya sebensar bihun tapi kenyal.

Kami juga order Kimci Pancake, bentuk dan rasa nya mirip telor dadar:


Orderan yang lain adalah Dolsot Bimbimbab. Bedanya sama bimbimbab yang dulu dimakan di Kangnaroo adalah Dolsot Bimbimbab pake panci/mangkok panas. Kita harus makan Dolsot Bimbimbab ini pas masih panas, diaduk-aduk. Kalo kita lengah waktu ngaduk, nasinya akan nempel di mangkoknya dan menjadi kerak. Saya kurang suka rasa dari Dolsot Bimbimbab ini karena kurang asin. Dan saya ga bisa makan makanan yang terlalu panas karena lidah akan kebakar dan rusaklah selera makan saya seharian itu.


Curry rice ala Korea kami order karena pengen tau rasanya kaya apa. Cukup menarik karena biasanya masakan Curry adalah masakan India. Rasanya cukup enak.


Nah, yang satu ini saya lupa namanya. Sup apa gitu yang di dalamnya ada daging sapi/ayam (bisa milih kayanya antara sapi atau ayam). Sup ini enak menurut saya, rasa nya gurih dan pedas. Sip lah pokoknya.


Di lain hari kami sempat datang lagi ke Seoul Tookbegi ini tapi dengan order yang berbeda. Kami order Jajangmeon (Black bean noodle). Jarang restoran Korea di Melbourne yang jualan Jajangmeon karena katanya kalo di Korea Jajangmeon itu udah kaya makanan warteg, warung2 pinggir jalan aja pada jualan itu. Mungkin kalo dimiripin sama di Indo mirip2 kaya tukang Mi Ayam kali ya. Karenanya mereka jarang yang jualan Jajangmeon karena orang Korea jarang yang kangen sama masakan Korea ini. Tapi di Seoul Tookbegi ini mereka jual lho tapi sayangnya mereka jual ini khusus untuk dinner time. Biasanya mulai di jual dari jam 5pm sampe tutup.


Kami order Baby Octopus. Wuih, kaya apa tuh ya? Nah ini yang menarik Baby Octopusnya panas, tapi disajikan dalam 1 piring yang sama dengan mie yang dingin. Awalnya saya kecewa waktu liat menunya datang, kok beda sama gambar, di gambar mi nya ada 4 gumpal, tapi yang saya dapet Cuma 3 gumpal. Tapi pas dimakan saya nyaris ga bisa ngabisin makan ini. Hahaha, dasar serakah ya, untung abis.


Warung Gudeg

Ceritanya: 7 hari kemudian
Kesampean juga akhirnya makan makanan khas Yogyakarta, si nangka muda, gudeg. Kali ini personel yang berangkat ikut makan berbeda karena yang kebetulan libur pada hari itu orang nya beda. Kami kembali lagi ke Clayton dengan penuh keyakinan 100% warungnya pasti buka.

Restoran ini termasuknya sempit, mereka sepertinya menspesialisasikan diri untuk take away, atau bawa pulang. Di sini Cuma ada 3 buah meja dengan 10 buah kursi yang diperuntukan bagi konsumen yang mau makan di tempat.

Menunya bener2 Indonesia banget, dan semuanya racikan sendiri katanya, ga ada yang bumbu instan. Ada Mie ayam Jawa, sambel terong, dan yang pasti gudeg lah. Buat yang pernah makan gudeg di Yogya mestinya tau lauknya apa aja. Selain nangka muda ada krecek juga lho. Biasanya juga ada gorengan bakwan atau tahu.

Di Majalah yang pernah saya baca yang kebetulan ngebahas Warung Gudeg ini, mereka berpendapat bahwa membuka bisnis restoran itu ga melulu harus di kota atau di tempat yang penuh keramaian. Di daerah terpencil pun pasti laku kalau kita bisa bikin yang beda banget dari orang lain. Jika kita unik, konsumen lah yang cari kita walaupun itu sampe ke pelosok.

Nah berikut ini foto gudeg nya:


Dan berikut ini gambar Mie ayam Jawa nya:


Abis kenyang sama Mie ayam Jawa saya tambah lagi makan nya Cuma nasi sama sambel terong. Nah ini foto sambel terongnya. Maaf karena kalap jadi kelupaan di foto, pas inget mo foto eh udah tinggal setengah, jadi beginilah fotonya, hehehe...

Kangnaroo Restaurant


Bener2 bingung harus mulai dari mana untuk ngelanjutin cerita di blog ini. Udah 1,5 bulan mandeg ga nambah2 artikelnya. Buanyuak banget isi di kelapa yang belom di keluarin. Akhirnya terpaksa senjata andalan saya pakai untuk me-remind memori, lihat foto.

Perjalanan kali ini saya mulai dari cerita waktu mau cari makanan Indo khas Yogyakarta, Gudeg. Menurut penelusuran internet kami harus turun di stasiun Clayton. Ga jauh dari stasiun warung gudegnya pasti ketemu. Emang bener ketemu, tapi sayang warungnya tutup.  Kecewa berat, karena sepanjang perjalanan kami udah ngebayangin makanan tersebut dan udah ngiler. Tapi pada akhirnya sih kami kesampaian juga makan di situ, tapi di lain hari.

Karena berhubung Warung Gudeg nya  tutup, mata kami langsung tertuju ke rumah makan Korea, KANGNAROO. Namanya ke Korea2an, tapi kaya diserempet2in dari kata Kanguru. Resto ini tepat di pojok jalan, sebrangan dengan stasiun Clayton.

Ciri khas resto Korea di sini adalah waitress nya kulitnya mulus2, putih2, udah kaya artis dah pokoknya. Karena saya bukan maniak film Korea, saya serahkan pemilihan menu pada istri saya. Saya nya ngapain? Saya sibuk ngeliatin waitress nya yang bening2, hihihi...

Saya baru tau ada makan Korea yang cukup unik. Ada mie yang disajikan dengan suhu dingin. Saya lupa namanya tapi mie dingin ini cukup unik rasanya. Besaran mie nya seperti bihun, tapi waktu digigit ga gampang putus, tapi ga alot juga. Mie ini disajiin bersamaan dengan bangkuang, 3 helai daging yg dipotong tipis dan setengah telor matang di atasnya.

Selain itu kami juga order Dokbokgi (rice cake), Bulgogi, Bimbimbab. Dan udah menjadi ciri khas resto Korea, selalu dikasi Side Dishes seperti, kimchi, rumput laut, cah toge, telor dadar, dll

Dokbokgi
Bimbimbab
Bulgogi
Sides Dishes