About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Rabu, 26 Oktober 2011

Sama-sama Mimpi

Ada 2 sahabat karib yang pada waktu yang bersamaan bermimpi:
Si A: "Aku tadi malam mimpi nonton bioskop filmnya bagus banget."
Si B: "Itu belum seberapa. Aku tadi malam mimpi didatangi Bella Saphira. Dia pakai baju yang sangat minim sekali."
Si A: "Haaah???
Si B: "Belum 5 menit eh dateng Dian Sastro. Dia malah lebih heboh lagi, pakai baju renang, dia langsung duduk deket aku."
Si A: "Kamu curang ga ngajak aku."
Si B: "Aku sih udah telpon kamu kata ibumu kamu nonton bioskop."
Si A: "Oooh, iya aku lupa..."

Minggu, 23 Oktober 2011

Sepatu Dan Celana Baru

Saya sekarang punya kegiatan baru. Sepertinya impian saya perlahan2 ada titik terang untuk bisa tercapai. Sekarang setiap hari sabtu saya bisa main basket bersama temen2 yang baru aja saya kenal di sini. Biarin dah belom akrab juga sok-sok an akrab aja biar bisa main basket. Kan pepatah bilang “Tak kenal maka tak sayang.” Jadi biarkanlah olahraga basket mengakrabkan kita. “Halah, puisi jijai...”

Dari Cuma kenal 2 orang, sekarang malah jadi kenal lebih dari 5 orang baru yang setiap sabtu rutin dateng main basket. Belom lagi setiap hari selasa jam 6pm, juga ada basket di aula gereja Holy Eucarist Parish, st. Albans. Muantabs punya dah, seminggu 2x basket. Abis ini cari2 lagi tempet buat main sepakbola, biar skill soccer saya ga tumpul. Kan sayang talenta yang udah Tuhan kasi masa ga dimanfaatkan, ya ga?

Ada cerita lucu waktu saya menemukan tempet main basket yang kedua, yang di aula gereja ini. Saya baca informasinya di warta paroki gereja, semacam lembar berita mingguan lah bahwa ada basket club setiap selasa pk. 18.00 tapi di beritanya tertulis batasan umur 10-14 tahun saja. berhubung saya tipe golongan darah O yang rasa ingin taunya tinggi jadi waktu selasa yang lalu setelah pulang kerja dan jemput Kristina di Footcray saya meluncur ke aula tersebut untuk tau lebih lanjut apakah umur bangkotan kaya saya ini masih diterima untuk main di situ. Alhasil informasi berhasil saya dapatkan. Saya cukup bayar $10 setiap kedatangan atau kalo seandainya nanti mau rutin dateng cukup bayar $5 setiap kedatangan. Tapi waktu saya liat para pemainnya bahkan pelatihnya yang bernama Genaro (saya sempet waktu itu, hehehe, maklum sanguin) saya paling putih sendiri. Yang lainnya seiri aula itu orang hitam semua, alias afrika. Wah, ini bisa jadi sensari tersendiri nih. Skill mereka kan pastinya beda dengan skill orang2 indo yang saya sering main di hari sabtu. Asik, dah...

Nah, untuk menunjukan niat yang serius akan olahraga ini, saya menunjang diri saya dengan beli sepatu basket donk tentunya. Karena sepatu (basket) yang saya bawa dari Indo solnya mulai lepas di hari pertama saya main basket Sabtu. Jujur deh, ini sepatu termahal yang pernah saya beli. Harganya $120 tapi dicoret jadi $80 mungkin buat ngabisin stok kale. Tapi emang beneran saya lagi hoki ya, hari itu mereka (staff toko) menyebutnya VIP Day dimana semua barang di diskon 30% jadi harga sepatu saya Cuma $56. Setelah transaksi jual-beli selesai dalam perjalanan saya iseng2 mengkalkulasi harga sepatu ini dalam Rupiah, $56 x Rp 8,500 = Rp 476,000 ini adalah sepatu termahal yang pernah saya beli sepanjang saya hidup. Walaupun sebelumnya pernah beli sepatu boot seharga $60 tapi setelah itu di refund kembali karena saya mengalami cidera dengan sepatu tersebut.

Dan berhubung celana jeans saya juga udah bolong, bolongnya di selangkangan lagi. Ga tau aneh banget kenapa harus di selangkangan? Padahal itu celana masih enak dipake dan ga sempit. Tapi kenapa dia bolong ya? Jangan2 ini kerjaan Kristina karena dia dari dulu udah nyuruh saya beli Jeans baru karena Jeans yang saya pake udah belel alias jelek semua tapi sayanya tetep aja demen pake yang belel itu. Jangan2 waktu saya lagi tidur dia yang bikin celana saya bolong. (Hahahaha... Fitnah lebih kejam dari Fitnes!!!) Singkat cerita, terpaksa deh saya beli sekalian jeans buat kerja seharga $25 merek Pepe Jeans, kagak tau terkenal apa kagak nih jeans, tapi anehnya ga ada retsletingnya. Dibagian retsleting malah diganti kancing. Jadi kalo saya kebelet kecing besar kemungkinan saya kencing di celana karena buka satu kancing aja susah banget, sementara ini kancingnya ada 3, eh 4 deh sama yang di perut.

Gara2 Teresa Saya Terlambat Kerja 1 Jam

Ini cerita yang cukup menyedihkan. 13 hari yang lalu (angka 13 jangan dianggap sebuah kesialan, ini kebetulan aja karena saya ga perna dapet jatah laptop untuk update blog) tepatnya tanggal 10 Oktober 2011 saya dengan sukacita berangkat kerja di hari senin yang cerah itu. Walaupun sedikit mendung dan dingin tapi tak terasa sendu bagi saya karena saya abis main basket hari sabtu, dan aktifitas basket ini akan rutin terus setiap hari sabtu. Intinya saya semangat menjalani hari itu dan seminggu ke depan dan ga sabar untuk meluncur ke lapangan basket lagi minggu depannya.

Tapi apa yang terjadi di hari senin 10 Oktober itu justru cukup membuat saya shock. Kereta yang harusnya saya naikin untuk berangkat kerja, Cuma ngetem doank di stasiun dan ga mau jalan. Kenapa? Karena ada orang meninggal ketabrak kereta dan waktu saya baru sampe stasiun mayatnya masih di tempat.

Kejadiannya begini, Teresa Ho (sepertinya orang Vietnam) anak remaja umur belasan yang mau berangkat ke sekolah naik kereta. Stasiun kami (Ginifer Station) termasuknya adalah stasiun kecil dimana kereta sepert V-Line (kereta yang melayani penumpang yang diluar Zona 2 Melbourne, alias yang pelosok2 gitu deh) ga akan berhenti bahkan kereta tersebut akan meluncur cepat sampe saya pernah lagi nunggu kereta, kereta V-Line ini lewat. Saya bisa rasakan getaran aspal stasiun pun ikut bergetar keras sangkin cepatnya kereta ini. Teresa Ho yang pada waktu itu harus menyebrang rel sepertinya ga sabar menunggu palang kereta - yang terhadang secara otomatis apabila ada kereta yang mau lewat – terangkat. Palang kereta tersebut terhalang karena ada 2 kereta yang akan lewat. Yang pertama kereta dari City ke Watergarden dan berhenti dulu di stasiun kami. Yang kedua adalah kereta V-Line yang datang dari arah Watergarden. Sialnya adalah V-Line ini lewat pada waktu kereta City-Watergarden masih menurunkan penumpang di stasiun kami jadi pandangan akan terhalang oleh kereta tersebut sehingga kita ga bisa tau apakah ada kereta atau tidak dari arah lain tersebut.

Pic from here
Karena ketidaksabaran Teresa Ho atau mungkin dia mengira palang tersebut masih menghalangi jalan karena kereta City-Watergarden masih ngetem di situ jadi dia melanggar palang tersebut. Ada beberapa orang udah meneriakin dia untuk mundur, jangan melangkah lagi karena mungkin saja dari arah berlawanan ada kereta lain tapi dia ga denger karena kupingnya di pasang Earphone (seperti kebiasaan orang2 sini yang seneng menutup kupingnya dan setelah itu seolah2 mereka menikmati dunianya sendiri). Dan ternyata beneran aja, ada kereta yang seperti saya sebutkan tadi meluncur dengan cepat tanpa berhenti di stasiun kami dan seketika itu juga tubuh Teresa Ho mental beberapa puluh meter. Dari luar tubuhnya ga ada yang hacur tapi tim medis udah coba CPR berkali2, nyawanya ga tertolong.

Beberapa orang ada yang bilang, pelanggaran lalu lintas di aussie ini sering dilakukan oleh orang asia terutama Indonesia yang kurang disiplin dan serabutan. Dan saya ga bisa pungkiri juga karena saya pun waktu di Indo sering melanggar lalu lintas. Tapi menurut saya pribadi penyebab pelanggaran lalu lintas itu bukan dilihat dari dia orang asia atau aussie, tapi lebih kepada kestabilan emosi manusianya itu sendiri. Saya sering menemui pelanggar aturan itu cenderung para anak muda yang masih labil dan baru aja beranjak dewasa dan dengan bangga saya katakan mereka pemuda aussie, bukan asia. Mereka ga sabar menunggu lampu merah, atau ada juga yang mencorat-coret kaca kereta dengan spidol marking.

Karena itu, usia di masa puber adalah usia dimana manusia itu bener2 harus berada pada lingkungan yang tepat. Kalau sampe di usia puber tersebut dia dibiarkan di lingkungan yang tersesat, liat aja nanti gedenya. Saya yakin sekali pemuda tersebut pasti jadi manusia pemberontak, pelanggar aturan dan sewenang2. Jadi biasakan dari kecil anak kita berada pada lingkungan agama, supaya ketika dia masuk usia puber, walaupun emosinya labil dia masih mau mendengarkan, menghargai, dan berbuat apa yang seharusnya diperbuat. 

Minggu, 02 Oktober 2011

Pekerjaan Keempat

Sebelum bener2 kadaluarsa dan ga inget lagi apa aja yang terjadi mending saya bikin dulu aja ceritanya tentang pekerjaan keempat yang saya geluti selama tahun pertama di Australia ini walaupun mood ga ada

Pekerjaan keempat kali ini adalah masih sebagai tukang cuci piring, tapi kali ini lebih profesional, yang saya kerjakan hanyalah cuci piring. Ga seperti di pekerjaan yang kedua selain cuci piring saya juga waiter, preparing makanan, dll deh. Lengkapnya saya akan ceritakan di artikel berikutnya.

Doa saya dijawab sama Tuhan. Dulu saya sempet berdoa saya siap kerja keras tapi kenapa Tuhan ga kasi saya kesempatan? Dan akhirnya iseng2 waktu itu saya kasi lamaran eh si Manager ga pake liat resume saya lagi langsung nawarin bisa ga kerja tiap kamis malam sama Minggu dari jam 10 – 22? Ya udah barang tentu saya langsung menyanggupinya. Ini kan seperti doa yang saya sebut. Lagipula siapa yang mo nolak kerjaan? Kerjaan = uang.

Awalnya saya berpikir kerjaan = uang. Kesempatan untuk dapetin uang lebih banyak. Apalagi di tempet baru ini $13 / jam dan saya ga perlu berhenti kerja dari kerjaan yang sebelumnya, jadi ini adalah tambahan penghasilan. Ya saya sih awalnya berharap dari Cuma kamis sama minggu menjadi senin – jumat kerjanya. Kan lomayan tuh lebih banyak jam kerjanya udah gitu weekend bisa libur, istirahat.

Tapi apa yang terjadi justru di luar dugaan saya. Di hari pertama kerja aja perasaan saya udah ga enak sama situasi dan orang2 yang kerja di situ. Mereka sama sekali ga berbuat hal2 yang bikin sebel tapi ini semacam insting aja. Rasanya tuh ga damai kerja di situ. Nah, berhubung saya tipe orang yang lebih menggunakan logika daripada perasaan jadi saya tetep kerja di situ sampe pada akhirnya saya pun berhenti juga karena udah ga kuat. Total lamanya saya kerja adalah dari pertengahan agustus sampe akhir september, berarti satu setengah bulan.

Nama restorannya adalah Di Caprio, sebuah restoran Italia yang berada di Melton Highway, Watergarden (Sydenham). Saya adalah satu2 nya manusia yang bermata sipit dan paling ancur bahasa inggrisnya. Yang lainnya kebanyakan orang India (Punjabi) dan Aussie. Mat (kokinya) pernah bilang ke salah satu koki yang lain di depan saya, kalo mo ngobrol sama Petter harus pake bahasa inggris, dan mereka semua tertawa...

Saya ga ngerti, emangnya bahasa apa yang mereka pake? Orang kadang sedikit2 saya ngerti kok apa yang mereka bicarakan. Tapi jujur aja sih, sedikit banget hehehe... Dan akhirnya saya ngerti maksud Mat waktu itu, mereka ternyata lebih sering pake bahasa slank (Inggris yang ga formal) dalam keseharian mereka.

Tiap kali pulang kerja saya selalu dapet makan dari restoran ini, bisa milih semua rasa pizza. Kadang2 malah dibikinin Lasagna, Seafood rice, dll dah makanan2 Italy. Tapi sayangnya yang cocok di lidah saya Cuma pizza nya doank, menu yang lainnya kalo ditawarin buat dibawa pulang, dengan senang hati saya tolak. Saya lebih milih pizza aja walaupun di resto ini pizza adalah menu yang paling murah, Cuma $8 - $10 (tergantung ukuran).

Di sini bercandaan mereka semuanya berkaitan dengan seks. Kabarnya ada 2 orang yang Gay di situ, tapi saya ragu mereka berdua itu beneran gay, karena kebanyakan mereka berusaha melucu dengan ngibulin saya. Terlihat jelas di sini bedanya gaya bercandanya orang2 India sama yang aussie. Yang aussie bercanda seks tapi ga dipraktekin, sementara kalo yang india bercandanya sambil dipraktekin. Misalnya aja ada yang bernama Lucky dan Minni, mereka pria india yang sedang bercanda kalo mereka gay, dan salah satu dari mereka bergaya seperti berusaha menempelkan kelaminnya dari belakang. Sementara yang aussie saya ga pernah liat mereka seperti itu.

Menurut saya ini berkaitan dengan budaya. Seperti cerita yang saya dapet dari Jess dan Suman, di India cowok dan cewek ga bisa saling interaksi kalo bukan keluarga deket. Karenanya mungkin mereka overacting kaya gitu jadinya setelah sampe di aussie mereka merasa bebas berekspresi. Sementara yang aussie mungkin seks bebas udah menjadi budaya bagi mereka karenanya mereka ga norak gitu. Paling2 mereka kalo bercanda seks berkaitan dengan isu2 seks yang lagi populer. Atau misalnya semalem abis mabok2an ada salah satu staff yang saling ngeseks, ya semacam gosip2 gitu lah.

Ya, intinya saya udah resign dari restoran Di Caprio ini karena ga kuat dan ga bisa mengimbangi kecepatan yang diminta. Saya memilih resign aja dah daripada tetep bertahan tapi stres. Besok2 saya harus ganti doanya. Sepertinya saya salah doa, lebih baik minta kerjaan yang lebih baik daripada mengatakan siap kerja keras.

Sabtu, 01 Oktober 2011

10 Hal Yang Ingin Dilakukan Setelah...

Berikut ini adalah 5 hal yang ingin saya lakukan apabila Permanent Resident yang sedang dalam proses bisa disetujui:

1.      Gaji Pertama
Apa yang akan saya lakukan adalah sama seperti yang saya lakukan pada waktu pertama kali dapet gaji dari kerjaan pertama. Gaji pertama saya waktu itu saya kasi ke gereja. Kali ini gaji pertama saya dari status PR akan saya sumbang ke PMK Melisia Christi, persekutuan mahasiswa di Yogyakarta, tempat dimana saya setidaknya pernah jadi orang waras.

2.      Pekerjaan Aneh
Aneh yang saya maksud adalah pekerjaan yang kalo saya di Indo ga akan pernah terlirik oleh saya karena berbagai macam alasan seperti gajinya yang kecil, resiko pekerjaannya yang besar, ataupun peluang untuk keterimanya kecil. Tapi kalo PR disetujui saya yakin bisa mewujudkan pekerjaan2 aneh tersebut tanpa kuatir besok makan pake apa. Pekerjaan tersebut misalnya: jadi masinis, sopir tram, sopir bis, kerja di kantor pos, kuli bangunan, dan PCA (kerja di panti jompo)

3.      Catalin and family
Kristina punya sahabat pena dari Rumania namanya Catalin. Sampe sekarang kadang2 mereka masih kontak. Walaupun bahasa inggrisnya Catalin ini sulit dimengerti tapi herannya mereka masih eksis ngobrol. Catalin sempet kirimin foto2 dia, pacarnya (Anna), keluarga dan rumahnya. Jadi pengen ke sana, apalagi kalo pas natal, wah, yang namanya White Chistmas bener2 white. Ya sekalian lah pengen ngunjungin negara asalnya Dracula, biar lebih akrab. Khan katanya “Tak kenal maka tak sayang...”

4.      Basket dan Sepak Bola
Saatnya mewujudkan impian. Saya pengen ikut klub basket dan sepak bola di sini. Saya sempet ngobrol sama temen di restoran itali, Jordan, kebetulan dia main basket, dia bilang harus bayar sekitar $50 untuk pertama kali dan $20 untuk tiap minggu latihan. Yang sepak bola saya belom dapet info, soalnya orang aussie jarang yang suka bola, mereka lebih seneng football sejenis olahraga seperti rugby. Tapi saya udah sempet liat permainannya, sepertinya kasar dan sedikit brutal jadi saya urungkan niat untuk mengenal olahraga ini. Jadi, ga perduli saya nantinya jago apa nggak dalam olahraganya, yang penting impian menjadi kenyataan.

5.      Keliling Indonesia
Sebenernya ga keliling Indo sih, soalnya ga semua tempet dikunjungi. Saya Cuma pengen ke 4 tempat ini: piknik di Danau Toba (Sumatra), berjemur di pantai Bali, Honeymoon ke-2 di Raja Ampat (Papua), dan snorkling di Bonake (Sulawesi). Dulu sih sempet berkata2 dalam hati sebelum umur 35 tahun saya harus bisa keliling asia tenggara. Tapi sekarang targetnya keliling Indo dulu, kalo ini bisa terwujud pasti saya akan semakin termotivasi dan kalo udah termotivasi besar kemungkinan keliling asia tenggara menjadi kenyataan. Ya semoga aja jadi kenyataan.

Nah, yang berikut ini adalah 5 hal yang pengen dilakukan juga tapi termasuknya adalah rencana jangka panjang dan itupun kalo Babeh di dalam Surge berkenan ngabulinnye (dan tentunye nyawa masih nempel di badan aye):

1.      Jadi Pembina Rohani
Hahaha, terkesan bullshit, atau emang beneran bullshit. Sikap saya aja sehari2 ga kaya rohaniwan. Tapi inilah keinginan terdalam, saya ingin pelayanan di tempat saya pernah bertumbuh, PMK Melisia Christi, Yogyakarta. Ya minimal 1 tahun lah kalo diijinkan, walaupun syaratnya berat karena harus lulusan teologi, sementara saya lulusan akunting yang kuliahnya aja hampir sama lamanya kaya kuliah kedokteran. Saya ga yakin kalo disuruh kuliah teologi bisa lulus singkat. Kalopun bisa lulus singkat bisa2 malah jadi orang munafik sedunia, terus bukannya pelayanan di PMK Melisia Christi tapi malah bikin agama baru. Bah, kacau, kacau...

2.      Camphill
Sebuah organisasi sosial untuk anak2 downsyndrom. Saya jadi pengen tau gimana sih rasanya bekerja di belahan dunia eropa dengan cuaca yang lebih ekstrem dari aussie? Ya sekalian mengenal belahan dunia tersebut beserta orang2. Apalagi di Indo belom ada organisasi yang khusus menangani dan membudidayakan orang2 downsyndrom. http://www.camphill.org/

3.      Eksplor Australia
Australia bukan sekedar negara tapi juga sebuah benua yang isinya macem2, dari lemper, donat, sushi, sampe yang namanya ular paling berbisa aja ada di sini. Ada gunung dengan tanah merahnya (Uluru), pemandangan fantastik Great Ocean Road, gunung bersalju Mount Buller. Pengen juga nonton opera di Sydney yang bangunannya sering jadi ikon. Nah satu lagi juga nih, pengen tau hewan Tazmanian Devil itu kaya apa dan katanya cuma ada di pulau Tazmania. Belom lagi Brisbane, Darwin, Perth, kyyyaaaaa... banyak banget sih? Masih punya cukup waktu ga ya?

4.      Bahasa
Ada 2 bahasa yang mau saya kuasai di luar dari bahasa inggris. Yang pertama bahasa Mandarin yang susahnya minta ampyyuuun, deh. Sering banget saya dapet ledekan, muka cina ga bisa ngomong cina. Selain itu dikarenakan orang cina ada dimana2, otomatis bahasa mandari akan sangat berguna dimanapun engkau berada (mirip lagu apa ya?). Apalagi berdasarkan ramalan Nostradamus bahwa nanti ras “kuning” lah yang akan menguasai dunia menjadi salah satu motivator juga untuk bisa mandarin. Yang kedua, bahasa Spanyol. Sejak mengenal Andres (mukanya mirip artis Roger Danuarta lho) temen sharehouse di sini, saya baru tau ternyata negara2 di benua Amerika sana semua pake bahasa Spanyol kecuali Brazil. Bahkan kata Andres kalo menguasai Spanyol lebih mudah untuk mempelajari bahasa Italy, Portugis, Maltis, Yunani, dan negara2 sekitarnya karena bahasa mereka mirip2 sama Spanyol. Easy peasy

5.      Warga Negara Kanada
Berkewarganegaraan ganda? Kenapa nggak? Setelah 4 tahun deh kalo ga salah status Permanent Resident Australia bisa diganti menjadi Cityzen dan australia termasuk negara yang mengijinkan untuk memilliki status warga negara lain. Saya menyadarinya setelah tau Jack Chui, ketua cellgroup di st. Augustine, Melbourne (sebenernya orang ini mau saya jodohin sama ipar saya, tapi sayang dia belom tertarik mencari jodoh, jadi mungkin belom jodoh kali?) ternyata berkewarga-negaraan Aussie dan Kanada. Jack sebenernya orang Chinese-Malaysia yang lahir di Kanada dan besar di Sydney, jadi dia punya 2 kewarganegaraan. Dan Kanada sebenernya pernah menjadi impian papa saya untuk tinggal di sana waktu liat di acara TV tentang jalan2 ke luar negeri yang pada waktu itu lagi ngebahas tentang Kanada. Pada waktu nonton acara tv tersebut kesannya kaya ngomong ngalor ngidul ga jelas. Gimana nggak? Boro2 punya planing tinggal di luar negeri, sekolah aja belom kelar. Ditambah lagi kondisi keuangan keluarga morat marit waktu itu. Bah, udah kaya orang debus deh. Tapi sekali lagi semua nya itu berawal dari mimpi. 

5 Barang Yang Ingin Dibeli Setelah...

Berikut ini adalah 5 barang yang ingin saya beli apabila Permanent Resident yang sedang dalam proses bisa disetujui:

1.      Kamera SLR
Ga perduli SLR nya tipe apa yang penting bukan kamera pocket lah. Orang saya pernah liat foto temen saya yang lagi jalan2, padahal fotonya lagi nguap, tapi kok kesannya fotonya seperti bercerita

2.      Ipad
Ini sih barang lama sebenernya, Cuma saya merasa ipad lebih simple ketimbang laptop. Jadi udah saatnya beralih ke barang yang lebih ringan, tipis, dan praktis. Halah iklan banget...

3.      Iphone
Sepertinya punya hp canggih asik juga. Maklumlah selama ini saya males banget pake hp canggih karena hp buat saya paling2 Cuma buat sms atau terima telepon. Jadi kalo kelewat canggih dari monoponik kayanya malah ga berguna. Tapi sejak di sini jadi butuh karena bisa buat dengerin lagu ataupun internet. Misal pas lagi ada topik apa gitu pas di jalan kan bisa langsung di ketik, update di blog, sebelum mood nya ilang. Soalnya seringnya nemu inspirasi tuh pas lagi di jalan, terus pas sampe rumah udah ga niat lagi nyeritainnya di blog.

4.      Mobil
Hahaha... Barang ini nih yang bener2 aneh. Di Indo saya harus kerja 10 -12 bulan untuk bisa dapetin mobil second hand dari penghasilan bekerja di kantoran itupun bekas taksi punya. Tapi di sini saya Cuma kerja 8 bulan saya bisa dapetin mobil second hand tapi dengan kualitas jauh jauh dan jauh lebih bagus dari penghasilan sebagai tukang cuci piring. “Aneh dan heran, (kala ujian, semesteran...)” Hehehe, ga nyambung. Tapi dari semua mobil yang saya pengen saya ngiler kalo ngeliat mobil Lamborghini. Pertama kali Kristina yang demen sama mobil ini. Saya pikir mobil apa ini mahal doank tapi kok kalah keren sama Honda Accord. Sampe suatu hari saya dapet forwadan email tentang mobil Lamborghini yang diproduksi Cuma 10 buah di dunia. Bodi mobilnya terbuat dari bahan yang sama untuk bikin pesawat terbang, soalnya kecepatannya hampir menyamai pesawat jadi bodinya harus menunjang, kalo ga entar yang naik langsung melayang donk. Dan warna mobilnya ga ada pilihan, semuanya abu2 gelap. Sebenernya itu bukan warna cat, tapi warna asli dari bahan buat bikin pesawat terbang. Alias mobil ini ga di cat. Belom lagi aksesoris dalemnya. Mak,ileee... kalo Cuma liat gambarnya doank waktu itu, bingung mana yang harus dipencet dulu biar mobilnya bisa nyala. Mana yang AC, mana yang DVD, bingung dah. Apalagi ada tombol Nitrogen nya, hmmm... Berbahaya. Sejak itu jadi suka sama Lamborghini

5.      Rumah
Ini adalah ornamen yang menyatakan seseorang udah settle atau belom di tempat itu. Sangat penting sebenernya buat saya dan Kristina karena bisa mengurangi biaya rental. Terutama Kristina yang lebih mengutamakan privasi, jadi saya pikir rumah adalah yang paling penting dari semuanya.

Kalo diliat dari urutan pertama sampai ke lima, urutan pertama bukan berarti barang yang paling penting tapi sengaja saya taro barang yang paling penting justru di urutan terakhir. Ini bukan soal saya mau mengutamakan beli barang yang paling penting duluan atau belakangan, tapi ini soal saya lebih mengingini yang mana dalam hidup ini. Saat ini saya sedang belajar bagaimana caranya menikmati hidup. Idup Cuma sekali, saya ga mau sia2kan Cuma untuk mengejar hal2 yang penting tapi mengorbankan, menomor-duakan, atau bahkan melupakan hal yang sebenernya sangat menyenangkan hidup saya. Selamat belajar Petter...