About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.
Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Januari 2014

Asal Mula Kalender Gregorian

Untuk mengawali postingan awal tahun 2014 ini saya meng-copy artikel dari website tetangga. Karena menurut saya ini cukup informatif dan saya mau membacanya lagi dikemudian hari untuk me-refresh pengetahuan umum saya atau ada kemungkinan ini menjadi topik bahasan diantara teman2 jadi cukup mudah mencarinya dengan mempostingnya di blog sendiri ketimbang di facebook atau jejaring sosial yang lain.
 
 
SEJARAH KALENDER GREGORIAN

Saat ini kita sudah memasuki bulan pertama tahun 2014 menurut kalender Masehi, yang tidak lain adalah kalender Gregorian. Kalender Gregorian merupakan salah satu prestasi gemilang Gereja dan bukti bahwa Gereja tidak menentang atau bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Nah, bagaimana sejarah kalender yang paling menjadi acuan di seluruh dunia ini?

PERMASALAHAN

Sejak zaman prasejarah manusia membuat perhitungan waktu dengan memanfaatkan pergerakan benda-benda langit, terutama matahari dan bulan. Masalahnya, waktu perputaran matahari dan bulan ini berbeda. Beragam bangsa dan kebudayaan telah mencoba menciptakan kalender yang memasukkan baik perhitungan matahari maupun perhitungan bulan ke dalam sistem kalender mereka, namun hal ini tentu menjadi sebuah tantangan besar.

KALENDER JULIAN

Kalender pertama yang berhasil memecahkan masalah di atas adalah kalender Julian, yang diperkenalkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM. Kalender ini diciptakan untuk menggantikan kalender Romawi lama yang berdasarkan pada perhitungan bulan dan makin lama makin tidak akurat. Kaisar Julius, dengan dibantu oleh ahli astronomi bernama Sosigenes, membuat kalender matahari dengan panjang bulan yang sama. Tahun Julian pertama dimulai pada tanggal 1 Januari 46 SM, bertepatan dengan ulang tahun ke-708 dari kota Roma.

Panjang rata-rata satu tahun kalender Julian adalah 365,25 hari. Setiap 4 tahun sekali, disisipkan satu hari kabisat untuk menjaga keharmonisan antara tahun kalender dan tahun ekuator. Kaisar Julius menetapkan bahwa bulan Januari, Maret, Mei, Juli, September, dan November memiliki 31 hari, sementara bulan lainnya 30 hari, kecuali Februari, yang pada tahun-tahun biasa memiliki 29 hari dan pada tahun kabisat memiliki 30 hari.

Penerus Kaisar Julius, yaitu Kaisar Augustus, dalam usahanya menyandingkan diri dengan sang pendahulu yang hebat, menambahkan 1 hari pada bulan Agustus, sehingga bulan Juli dan Agustus sama-sama berjumlah 31 hari. Tambahan 1 hari ini diambil dari bulan Februari. Dan untuk menghindari bulan berjumlah 31 hari berturut-turut, bulan September dan November dijadikan 30 hari, dan Oktober dan Desember menjadi 31 hari.

KEKELIRUAN KALENDER JULIAN

Kalender Julian menjadi kalender acuan yang digunakan sepanjang sejarah Kekaisaran Romawi. Gereja Katolik juga kemudian mengadopsinya sebagai acuan untuk kalender liturgi selama kurang-lebih 15 abad. Hari Raya Paskah ditempatkan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama yang pertama setelah ekuinoks musim semi (vernal equinox). Ekuinoks adalah waktu di mana orbit dan posisi sumbu bumi sedemikian rupa sehingga matahari melintasi pertengahan khatulistiwa persis; ini menyebabkan satu hari di mana panjang siang dan malam menjadi sama bagi belahan bumi utara maupun selatan. Ini juga adalah waktu di mana sumbu bumi berada tegak lurus. Ada 2 kali ekuinoks dalam setahun, yaitu ekuinoks musim semi pada bulan Maret (sekitar tanggal 20) dan ekuinoks musim gugur pada bulan September (sekitar tanggal 22).

Tentunya, perhitungan ekuinoks ini sangat penting, karena jika salah, maka Hari Raya Paskah dirayakan pada hari yang salah, dan keliru jugalah penempatan hari-hari raya Gereja lainnya.

Seiring waktu, tampaklah bahwa kalender Julian ini ternyata belum akurat. Satu tahun kalender Julian ternyata lebih panjang 11 menit dan 14 detik daripada yang seharusnya. Sehingga, setiap 130 tahun, hari ekuinoks mundur 1 hari. Sebagai contoh, saat kalender Julian pertama kali diperkenalkan, ekuinoks jatuh pada tanggal 25 Maret. Pada tahun 325 M saat Konsili Nikea, ekuinoks sudah mundur ke tanggal 21 Maret. Pada tahun 1500-an, ekuinoks sudah mundur sebanyak 10 hari.

Perbedaan 10 hari ini sangat penting tidak hanya bagi perayaan Gereja, namun juga bagi navigasi dan pertanian, sebab para nelayan, pedagang, dan petani menggantungkan mata pencaharian mereka pada perubahan musim.

GEREJA MENGAMBIL TINDAKAN

Pada akhir abad 15, petinggi-petinggi Gereja menyetujui bahwa kesalahan merayakan Hari Raya Paskah merupakan sebuah skandal. Seorang astronom dan doktor dari Italia, Luigi Lilius, mengusulkan sebuah solusi di mana 10 hari dihilangkan dari kalender, untuk memperbaiki kesalahan kalender Julian. Lilius mengusulkan agar koreksi ini dilakukan secara bertahap. Adik Lilius mempresentasikan teori ini kepada Paus Gregorius XIII.

Paus Gregorius XIII bertekad untuk menyelesaikan masalah kalender secara definitif. Maka setelah mendengarkan teori dari adik Lilius, Paus menugaskan Christoph Clavius, seorang imam Jesuit yang juga ahli matematika dan astronomi, untuk mulai melakukan riset. Ide-ide dasar dari Lilius digunakan, namun Clavius menyatakan bahwa pengurangan 10 hari tersebut harus diimplementasikan sepenuhnya sesegera mungkin, bukan bertahap. Hasil penelitian Clavius dipresentasikan kepada Paus dan kemudian diresmikan dalam surat Inter Gravissimus, tertanggal 24 Februari 1582.

KALENDER GREGORIAN

Kalender Gregorian diimplementasikan pada tanggal 4 Oktober 1582 menurut kalender Julian. Karena 10 hari dihilangkan dari kalender tersebut, maka tanggal 4 Oktober 1582 langsung diikuti dengan tanggal 15 Oktober 1582 menurut kalender Gregorian.

Sri Paus sebenarnya tidak pernah mewajibkan bangsa dan kerajaan manapun untuk menggunakan kalender yang baru ini. Namun, akurasi dan manfaat kalender Gregorian segera dirasakan, sehingga bangsa-bangsa lain dengan cepat meresmikan penggunaan kalender ini.

KALENDER GREGORIAN DAN GEREJA-GEREJA YANG TERPECAH

Kalender Gregorian tidak diterima secepat yang diharapkan, karena pada saat itu sudah terjadi Reformasi Protestan (tahun 1517) yang memecah belah Gereja. Banyak negara pusat gerakan Reformasi seperti Jerman dan Prussia yang menerima kalender ini dengan penuh kecurigaan. Dunia Protestan baru secara luas menerimanya sekitar tahun 1700-an.

Gereja Anglikan di Inggris juga awalnya menolak kalender baru karena dianggap sebagai bentuk misi Gereja Katolik. Maka selama 150 tahun, bangsa Inggris tertinggal 10-11 hari dalam perhitungan waktunya. Akibatnya mereka merayakan Tahun Baru bukan pada tanggal 1 Januari, melainkan 25 Maret. Kalender Gregorian baru diimplementasikan di Inggris pada tanggal 2 September 1752, dan hari berikutnya dinyatakan sebagai tanggal 14 September 1782.

Rusia, yang mayoritas umat Gereja Ortodoks, baru menerima kalender Gregorian sebagai kalender negara pada tahun 1917 setelah Revolusi Rusia. Sedangkan Gereja Ortodoks sendiri sampai sekarang masih menggunakan kalender Julian untuk perhitungan hari rayanya.

Minggu, 07 Oktober 2012

Cewek Matre dan Kodrat Lelaki


Memasuki Sekolah Menengah Pertama, pikiranku mulai menyukai lawan jenis dan berpikir untuk mempunyainya satu. Iyak, satu aja dulu, walaupun ada temen yang bisa punya lebih dari dua pada waktu itu, tapi saya yang merasa kurang PD dan ga yakin ada yang suka sama saya, jadi saya rasa satu saja sudah menjadi tantangan tersendiri. Kegiatan di luar sekolah pun menjadi hal yang utama untuk dikejar seperti olahraga, nge-band, paskibra, dll, sementara pelajaran sekolah menjadi hal nomor sekian dalam hidup. Teman2 seangkatan satu per satu mulai berguguran dengan title “Jomblo” mereka. Dan tibalah saya sendiri yang mulai mengenal arti pacaran ketika memasuki kelas 3 SMP.

Dalam perjalanan pengenalan lawan jenis, yakni wanita, saya sempat perhatikan teman2 dan termasuk pengalaman pribadi yang saya simpulkan bahwa rata2 percintaan di masa2 pubertas selalu berdasarkan 2 alasan. Yang pertama: Ketertarikan Fisik, yang kedua: murni dari hati/perasaan. Berawal dari alasan pertama, bisa berkembang ke alasan yang kedua. Atau bisa saja, si wanita langsung lompat ke alasan kedua dikarenakan perhatian yang dia dapat dari si pria. Pada waktu itu muncul alasan ketiga bahwa ada wanita yang menerima cinta jika sang pria terlihat borju dan mampu memenuhi kebutuhan si wanita seperti membelikan jajan, hadiah di hari istimewa, hadiah2 kecil seperti alat tulis, bayarin ongkos angkot, dll. Pada saat itu, kami para pria memandang wanita dengan alasan ketiga ini dengan rendah dan memanggil mereka CEWEK MATRE.

Penamaan title ini cukup efektif bekerja dan menciptakan perspektif tersendiri dalam membedakan wanita yang satu dengan yang lain. Wanita dengan title CEWEK MATRE ini sering kami hindari untuk dijadikan pacar karena kami yang masih bergantung pada uang jajan merasa diporotin atau dalam bahasa lain “pemerasan atas nama cinta”.  Tanpa disadari sebenernya para pria puber yang menjuluki teman2 wanitanya sebagai CEWEK MATRE sudah kalah sebelum “bertanding”. Mengapa mereka saya katakan sudah kalah? Karena setelah saya sadari penjulukan CEWEK MATRE serbenernya hanyalah usaha kami para pria miskin, yang tidak punya duit tapi sombong, tidak mau mengakui dirinya miskin, atau malu terlihat miskin di depan para CEWEK MATRE tersebut. Karena jika para CEWEK MATRE tersebut punya pacar artinya kami yang tidak bisa mendapatkan CEWEK MATRE tersebut sudah jelas terlihat lebih miskin ketimbang sang pacar.

Hi para pria miskin, coba pikir baik2, renungkan sebentar. Coba pikir lagi, seandainya ada cewek cantik, seksi, sifatnya baik, dan sesuai dengan tipe wanita idaman anda. Tapi menurut standar anda, dia termasuknya CEWEK MATRE, apakah anda masih mau mengejarnya? 75% pria miskin biasanya langsung menyerah sebelum bertanding. “Tidak, saya tidak suka cewek ini” kata mereka. Kita para pria miskin malah lebih cenderung menipu diri sendiri. Sebenernya suka sama cewek itu, tapi kita tidak mampu membahagiakan dia karena dibutuhkan biaya yang besar sehingga kita merasa penekanan keinganan terasa lebih baik ketimbang perjuangan mendapatkan si dia. 15% pria miskin akan menjawab untuk mencoba terlebih dahulu. “Sebelum dicoba kita tidak pernah tau apa hasilnya, kan?” Kira2 begitu kata mereka. Dan yang terakhir, 10% pria miskin akan menjawab, “Saya pasti bisa mendapatkan dia, apapun yang terjadi. Mau badai, hujan, angin ribut datang menerpa, saya pasti bisa. Saya akan berjuang mati2an menyamakan diri saya, meninggikan standar/level saya sehingga dia mampu melihat saya dengan pandangan setara atau mungkin lebih tinggi dari dia, bukan dengan pandangan menunduk dikarenakan posisi saya yang lebih rendah.”

CEWEK MATRE, nama ini sebenernya populer ketika kita masih menginjak usia puber. Ketika kita beranjak ke dunia kerja, istilah CEWEK MATRE tidak terlalu banyak lagi dipakai, karena rata2 diantara mereka yang dulunya puber sekarang sudah punya kerjaan dan uang sendiri sehingga mereka lebih PD dan menyadari bahwa CEWEK MATRE yang mereka benci dulu tak lain adalah pacar mereka sendiri sekarang.

CEWEK MATRE, sebenernya tidak ada yang salah dengan mereka. Itu normal, sah-sah saja ketika wanita mengharapkan kenyamanan dan keamanan dari pasangannya, dimana kenyamanan dan keamanan tersebut cukup relatif. Ada yang tinggi biaya ada pula yang rendah. Lalu apakah salah ketika mereka yang kita juluki CEWEK MATRE mengharapkan kenyamanan dan keamanan dengan standar yang tinggi? Jika kamu jawab “Ya, itu berarti mereka materialistis” biasanya kamu termasuk pria tipe penyerah (Quiter) dan biasanya dirimu adalah orang yang enggan untuk mengusahakan kehidupan yang lebih baik dengan cara bersusah-susah terlebih dahulu. Tipe penyerah biasanya menginginkan perubahan hidupnya dengan memilih jalan instan/pintas. Mereka tidak sabar dan terlalu malas karena bagi mereka perjuangan tidak mengandung arti apa2.

Dalam diri setiap wanita terdapat rahim dimana ketika mereka mengalami menstruasi mereka sadar akan kodrat mereka sebagai wanita bahwa nantinya mereka harus melahirkan (kecuali mereka yang tidak menikah) dan melahirkan itu sakit, itulah garisnya. Dalam kitab suci sudah dinyatakan bahwa wanita harus menanggungkan sakit melahirkan itu akibat dosa awal (Adam dan Hawa). Saya rasa setiap wanita sudah lebih dulu menyadari akan kodratnya tersebut dibanding pria. Nah, apa kodrat pria? Kodrat pria adalah rejekinya harus dicari dengan banting tulang, bersusah payah, dan rejeki tersebut harus diusahakan jika tidak, rejeki tidak akan datang. Sudah digariskan bahwa untuk mengebulkan dapur, kesulitan dan rintangan akan ditemui.

Nah, apa hubungannya kodrat pria/wanita dengan cewek matre dan cowok penyerah? Hubungannya adalah sebelum kamu melontarkan pernyataan CEWEK MATRE kepada temanmu yang sudah lebih dulu memahami kodratnya sebagai wanita, pahami dulu, renungkan sejenak, apakah dirimu sudah menyadari kodratmu sebagai lelaki? Yang harus bekerja kerja, banting tulang mencari uang untuk pemenuhan kebutuhan? Itu sudah kamu lakukan belum? Sudah sejajar kah dirimu dengan dia? Kalau belum, segeralah pulang ke rumah. Tanyakan pada bapak/ibumu, apa yang harus kamu lakukan untuk mengawali hidupmu sebagai pria sejati. Perhatikan bapakmu yang senin/kemis cari uang tapi tetep aja ga cukup buat kebutuhan keluarga. Ada yang salah ga dengan kerjaan bapakmu? Kalo ada jangan kamu mengkritiknya, karena orang tua paling tidak suka dikritik. Tapi biarlah kesalahan bapakmu itu dijadikan pengalaman buat mengawali langkahmu untuk menjadi pria sejati yang memahami kodratnya sebagai lelaki.

Saya membahas dari sudut pandang keluarga yang sisi finansialnya pas-pasan. Para orang tua di sana cenderung pekerja keras. Walaupun ada yang pemalas juga, mengharapkan hasil berbeda tapi yang dilakukan dari tahun ke tahun tetep sama. Padahal di era sekarang ini kerja keras saja tidak cukup, dibutuhkan kerja cerdas untuk bisa survive dan mengebulkan asap dapur. Dikarenakan orang tua cenderung tidak suka menerima saran (karena dengan menerima saran mereka merasa rendah) untuk bisa kerja cerdas, kamu yang masih muda dan masih mampu berusaha kenapa tidak melakukannya? Jangan mengharapkan orang tua mu yang memberi contoh pada dirimu, tapi kamu lah yang harus membuktikan bahwa dirimu mampu dan layak disebut pria sejati. Bahwa dirimu paham dan mengerti betul tentang kodratmu sebagai lelaki.

“The early bird get the worm but the last mouse get the cheese.” Awalnya saya ga mengerti tentang perumpamaan ini tapi setelah dijelaskan baru masuk dan bisa diterima akal sehat. Memang benar burung yang bangun lebih pagi mendapatkan cacing. Tapi dunia sekarang bukan lagi seperti kehidupan di dunia burung melainkan kehidupan seperti tikus dimana ada begitu banyak jebakan disana-sini. Kalau kita tidak pintar yang ada justru nasib kita akan sama seperti tikus yang bangun pagi untuk mendapatkan keju, yakni mati di jebakan. Tapi kalau kita kerja cerdas, bukan sekedar keju untuk hari ini saja yang bisa kita dapatkan, melainkan keju-keju untuk persediaan tahunan makan sampe akhir hayat.

Karenanya hai pria, segeralah sadari kodratmu. Jangan mengeluh ketika dirimu harus menjadi tulang punggung karena itu kodratmu. Jangan mudah emosional ketika rencanamu ga berjalan mulus, karena memang sudah di gariskan begitu. Lets fight for your future. Lets fight with me. So we can encourage each other and be on the top together.

Selasa, 11 September 2012

Teori Bisnis

Wah ada teori bagus nih dari om Ciputra pengusaha Indonesia yang cukup sukses dan rendah hati mau berbagi setiap pengalaman dia di web nya.

http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/12339-haruskah-resign-saat-merintis-usaha.html

Warning: Postingan ini ga cocok buat mereka yang tidak tertarik berbisnis atau berencana menjalankan usaha sendiri. Jadi daripada habis waktu mending jangan dilanjutkan. Sebagai contoh, istri saya baca ini katanya "... Mumet, ga ngerti ini teori ngomongin apa." Hahaha...

Intinya adalah setiap mereka yang berencana atau sedang melakukan 2 peran sekaligus sebagai karyawan dan merintis usaha sendiri sebaiknya jangan berhenti dulu dari pekerjaan sebagai karyawan sebelum pendapatan dari usaha tersebut dapat diraup secara signifikan dan konstan.

Teori ini mampu saya cerna dan saya terima dengan akal sehat karena saya sendiri pernah mengalaminya ketika merintis usaha MLM dan saya memutuskan untuk resign dengan maksud supaya lebih fokus. Karena segala hal yang dikerjakan secara fokus pasti hasilnya beda dengan hal yang dikerjakan sebagai usaha sampingan.

Pernyataan di atas tidak sepenuhnya salah, tapi tidak sepenuhnya benar juga karena ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan berbisnis. Jadi faktor "Fokus" hanyalah salah satunya saja. Dan bagi mereka yang mau beralih dari Kuadran Karyawan ke Kuadran Usahawan harus belajar fokus di dua tempat, yakni di tempat kerja dan usaha yang sedang dirintis.

Om Ciputra juga menegaskan jika sudah mantap dari segi pendapatan usaha yang signifikan dan konstan, sebelum memutuskan untuk resign para usahawan yang fokus di dua tempat ini harus memiliki dana nganggur di bank sebesar jumlah biaya hidupnya minimal selama 1 tahun. Sehingga apabila pada saat resign dan fokus menjalankan usahanya yang sudah menghasilkan itu tiba2 "angin" berubah haluan, dia masih mampu menghidupi diri/keluarganya selama 1 tahun sampai dia mendapatkan pekerjaan lagi dan memulai lagi dari awal.

"Angin" perubahan dalam bisnis bisa terjadi kapan saja jadi harus pintar2 membaca peluang, menganalisanya dan membandingkannya dengan tingkat resiko yang mungkin terjadi. "Angin" perubahan yang dimaksud dapat berwujud misalnya: inflasi, peraturan pemerintah, kompetitor, info suplier, dll.

Dikarenakan dunia bisnis tidak mudah ditebak bagi pelakunya yang kurang pengalaman maka dari itu dibutuhkan insting yang kuat untuk menjalani peran ini. Insting berbisnis akan semakin tajam bila si pelaku sudah sering jatuh bangun dalam merintis usaha. Karenanya jangan kecil hati bila bisnis yang baru dirintis tidak berjalan mulus seperti yang direncanakan.

Dalam artikelnya yang lain Om Ciputra juga menjelaskan bahwa merintis bisnis setidaknya dibutuhkan waktu minimal 5 tahun untuk memahami situasi yang ada sangkut pautnya dengan bisnis yang sedang kita rintis. 5 tahun pertama adalah tahun2 paling sulit, kritis dan krusial dalam mengkokohkan fundamental demi tercapainya pendapatan yang signifikan dan konstan. Biasanya setelah 5 tahun jika si pelaku masih bertahan dengan bisnis yang dia rintis, dia sudah bisa memetik hasilnya. Namun bisa saja lebih dari 5 tahun dikarenakan "Angin" perubahan yang saya jelaskan di atas.

Karenanya, jangan menyerah. Pada saat anda jatuh, pada saat itu sebenernya ada nilai pengalaman yang didapat dan tidak bisa dinilai dengan uang. Bangkit lagi, untuk mencoba. Jangan takut untuk jatuh lagi karena insting anda sedang diasa bak pisau yang digesek di batu asahan. Makin sering tergesek makin tajamlah ia. Makin sering jatuh dan bangkit makin tajam lah instingnya.

Good luck...

Sabtu, 01 September 2012

3 Kelemahan Pria

Pria memang diciptakan memiliki kekuatan fisik yang lebih dibandingkan dengan lawan jenisnya. Dengan kelebihannya tersebut mamalia pria mampu melaksanakan tugas yang lawan jenisnya tidak mampu melakukannya. Seperti membangun tempat tinggal, berburu, atau hal2 lain yang berkaitan dengan beban berat dan keberanian.

Sudah dari sejak jaman baheula, yakni dari jaman manusia purba sampai dengan jaman manusia masa kini yang diiringi dengan perkembangan otak yang signifikan, mamalia yang disebut manusia dengan jenis kelamin pria terbukti mempunyai kelemahan juga dibalik kelebihan2 yang mereka miliki.

Berdasarkan riset, sejarah, dan fakta membuktikan bahwa sebesar-besarnya setinggi-tingginya posisi pria, dia akan jatuh pada 3 hal berikut ini:
1. Uang
2. Kekuasaan
3. Wanita
Bila dia tidak jatuh karena uang, dia pasti jatuh akibat mengejar kekuasaan. Atau dia jatuh akibat godaan wanita. Bahkan ada pria yang justru memiliki ketiga kelemahan tersebut. Jadi dia sangat rentan, lemah dan mudah dihancurkan

Asal Muasal
Ketiga-tiganya memang dimiliki oleh para mamalia baik yang disebut manusia maupun hewan.

Uang, yang berkaitan erat dengan urusan perut. Karena dengan adanya uang, kebutuhan dan pemenuhan jasmani pun bisa terlampiaskan.

Kekuasaan, bisa kita lihat contoh para binatang yang ada di alam liar. Dari yang namanya rusa (Herbivora) sampe harimau (Carnivora) pasti berurusan dengan keinginan untuk menguasai. Kalo ga menguasai ya nasibnya dikuasai. Dan yang dikuasai biasanya akan berjuang di kemudian hari untuk jadi penguasa. Setelah dia berkuasa, dia akan berusaha dijegal seperti cara dia mendapatkan kekuasaan itu. Begitu seterusnya kehidupan mamalia.

Atau kita bisa lihat kehidupan para politikus dan para penguasa pemerintahan di tiap2 negara. Karakter mereka semua sama. Tujuan mereka semua sama. Hasrat mereka semua pun bisa dibilang sama. Yang berbeda hanyalah cara mereka membungkus dan memaparkannya di depan khalayak ramai.

Yang ketiga yaitu Wanita. Sudah berapa banyak pemimpin dunia jatuh karena seorang wanita baik itu yang digunakan sebagai umpan ataupun karena cinta murni. Dikarenakan mereka tidak mampu mengontrol hasrat seksual mereka dan menjadi lupa daratan.

Jangan salahkan bila anda melihat ada pria yang bersikap binal. Atau mungkin anda sering mendengar ungkapan2 yang terlontar seperti "... yang dipikirkan oleh pria hanyalah seks". Itu benar adanya karena kami adalah Mamalia yang hanya memikirkan urusan perut, kekuasaan, dan berkembang biak.

Namun ada yang membedakan Mamalia manusia dengan Mamalia binatang. Dan melalui perbedaan itu manusia sebenarnya mampu menutupi ketiga kelemahannya di atas. Perbedaan tersebut adalah pengenalan akan Tuhan. Dengan mengetahui bahwa adanya surga dan neraka Mamalia manusia mampu mengontrol ketiga kelemahannya itu. Karena secara terpaksa mereka menjadi tidak lemah dikarenakan takut masuk api neraka.

Terlepas dari anda seorang yang religius atau tidak, tidak jadi masalah. Karena dengan takut Tuhan anda para pria menjadi sempurna dan tidak mempunyai kelemahan sama sekali.

Buat anda yang ga percaya bahwa Tuhan itu ada, anda tidak memiliki alasan yang kuat untuk menutupi tiga kelemahan anda itu. Karena anda hanya berpikir menutupi kelemahan anda itu seolah tindakan konyol dan malah tidak menjadi diri anda sendiri. Merasa terkungkung dan diatur oleh sesuatu yang ga jelas dan ga pernah anda kenal sebelumnya. Bahkan anda berpikir bahwa kelemahan anda itu sebenarnya bukanlah sebuah kelemahan melainkan sesuatu yang alamiah.

Cobalah diam sejenak... Renungkanlah, sudah berapa lama diri anda merasa tidak damai dengan memikirkan uang dan kekuasaan yang ingin anda miliki segera? Sudah berapa lama diri anda merasa tidak tenang dan gelisah memikirkan cara untuk melampiaskan hasrat seksual anda ke lain2 perempuan? Dan sudah berapa banyak uang, waktu, dan tenaga yang terbuang sia2 demi pencapaian dan pelampiasan tiga kelemahan itu yang tidak pernah berujung dan tidak ada akhirnya?

Ketiga hal di atas disebut kelemahan dikarena hal tersebut hanya akan merugikan diri anda dan anda terpaksa harus tidak menjadi diri anda sendiri karena tingkat kedewasaan dalam pemikiran bahwa anda bukanlah Mamalia Hewan, melainkan manusia yang tingkatannya lebih tinggi.

Coba bayangkan, seandainya anda percaya dan yakin atau bahkan anda pernah melihatnya sendiri setelah jiwa anda ke sana, bahwa api membara tiada henti di alam neraka itu benar2 ada dan siap membakar dan menyiksa daging anda yang sudah melelehkan darah itu, anda pasti lebih punya beribu2 alasan yang kuat untuk menutupi kelemahan2 tersebut.

Karenanya, pria yang tidak percaya Tuhan biasanya lebih tidak damai ketimbang pria yang percaya Tuhan. Dan pria yang hanya sekedar percaya Tuhan biasanya lebih tidak damai ketimbang pria yang setiap hari berdoa dan minta petunjuk dari Si Tuan Yang Mahatahu itu.

Karenanya, postingan ini saya bagikan supaya anda para pria yang sama seperti saya yang suka sekali dengan uang, pengen jadi penguasa/orang kepercayaan, dan suka cewek cantik dan seksi, bisa dan mampu mengendalikan kelemahan kita itu. Sehingga kehidupan kita di dunia ini lebih damai, tentram dan tenang. Ga ada hasut2an, bunuh2an, perkosa2an. Semua hidup tenang ga ada rebut2an dan saling percaya.

Mudah saja, dengan percaya bahwa surga dan neraka itu ada kita akan berpikir bahwa semua yang kita usahakan untuk memenuhi kelemahan kita itu adalah sia2, ga dibawa mati. Jadi daripada mengusahakan sesuatu yang sia2 dan yang tidak pernah membuat kita merasa puas dan berhenti mengejarnya, ga perlu lah kita mati2an di situ.

Akhir kata, mengutip dari cerita yang pernah saya baca, untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup bukan dengan cara mengubah dunia itu melainkan dengan mengubah cara pandang, hati, dan diri kita sendiri.

Dikisahkan seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.”

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja, kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut SANDAL.“

Kamis, 14 Juni 2012

Teori Diet

Teori kali ini saya temukan berdasarkan penela’ahan logika yang dalam dan setelah mengalami perenungan beberapa bulan dari 2 kali musim dingin yang saya lewati. Serta dari hasil eksperimen pribadi yang menambah keyakinan bahwa teori ini memang benar adanya.

Hahaha, oke cukup basa basinya. Intinya adalah teori diet ini Cuma pake logika saya saja. Pastinya ini udah ada yang ngebahas Cuma karena tidak umum jadinya teori ini terkesan sayalah pelopornya.

Teori diet ini bisa dipraktekan buat mereka yang merasa ingin kurus tapi males gerak, bahkan ditambah dengan nafsu makan yang tidak terkontrol. Saya adalah salah satu pelaku dari teori ini. Nafsu makan yang tinggi padahal perut masih kenyang, ditambah males olah raga, yang ada berat badan naik rata2 500 – 700 gram per hari.

Sampai suatu hari saya baru menyadari ketika setelah makan malam yang membabi buta tanpa pandang bulu dan kulit, kalo dikira2 berat badan saya pada waktu itu harusnya naik sekitar 1.000 gram (1 kg) dilihat dari jenis makanan dan jumlahnya. Setelah makan malam yang hebat saya pergi mandi untuk segera tidur.

Keesokan harinya alangkah terkejutnya saya waktu nimbang berat badan saya di timbangan pabrik yang biasa saya pakai. Berat saya hanya naik 500 gram, dimana berat ini sama dengan berat saya yang diimbangi dengan pengontrolan nafsu makan malam.

Untuk lebih yakin lagi dengan konsep yang baru muncul di benak saya waktu itu, saya mencoba melakukannya lagi. Saya lepaskan control nafsu makan saya dan saya mandi setelah itu. Yang terjadi memang benar adanya, berat badan saya tidak naik sedrastis yang seharusnya.

Jadi inti dari konsep diet ini adalah tubuh manusia mempunyai temperature panas yang tetap yaitu berkisar antara 35 - 36 derajat celsius. Pada saat kita mulai menggigil kedinginan atau suhu tubuh kita mulai turun menjadi 34 derajat Celsius dengan otomatis tubuh ini akan melakukan pembakaran kalori supaya suhu tubuh tetap di kisaran 35 atau 36 derajat. Karena itulah pada saat kita berada di suhu udara yang dingin kita akan lebih cepat lapar ketimbang bila kita berada di suhu yang hangat.

Konsep diet ini bisa dipraktekan buat temen2 yang merasa malas berolahraga atau bergerak, tapi pengen langsing. Tapi seperti istilah yang pernah saya dengar, “Ga ada yang namanya makan siang gratis” artinya apapun tujuan yang ingin anda capai diperlukan usaha, ga ada yang gratis atau tanpa usaha. Artinya konsep ini bisa diterapkan asalkan anda siap bayar harganya yaitu menggigil kedinginan tiap mandi malam di musim dingin.

Selamat mencoba teori diet logika saya dimana yang saya tau ya baru saya saja yang berhasil mempraktekannya. Tapi saya yakin mereka yang kuliah kedokteran atau mempelajari anatomi tubuh pastinya paham mengenai konsep ini.

Sampai ketemu di teori berikutnya.

Senin, 28 Mei 2012

Positip Kalee!


Pic

Pas makan siang hari ini saya sempet baca status temen. Sepertinya dia sebel dengan keadaannya sekarang dan menginginkan kondisi seperti temen yang lain atau orang di sekitar dia. Bunyi statusnya begini:

“Melihat kehidupan orang2 sepertinya happy terus dan jalan2 terus... Kontras sekali.”

Sungguh kasian temen sekolah saya dulu satu ini. Semoga aja dia mengerti dan tau caranya mengontrol sulutan api cemburu dan irinya tersebut menjadi motivasi terhadap dirinya sendiri untuk bisa seperti teman/orang yang dia lihat.

Selama yang dia lihat itu manusia, kalo teman/orang yang dia liat bisa harusnya teman saya ini menyadari kalo dirinya juga bisa.

Di statusnya tersebut ternyata ada yang memberi komentar, gini bunyinya:

“Keliatannya aja happy ***. kenyataannya semua org ada problem sendiri dan iri dgn kehidupan org lain. manusia gak pernah puas sih”

*) Nama teman saya, harus saya hide untuk alasan privasi

Sepertinya yang memberi komentar ini juga merasa bahwa hidup ini begitu susah. Kalo ngeliat orang lain naik taraf hidupnya, dia sepertinya merasa dirinya ga perlu untuk menyamai orang lain itu. Karena tiap orang pasti punya probelm dibalik kesenangannya itu. Kasian banget saya sama orang yang kaya gini, dia pasti hidupnya gitu2 aja, ga sadar kalo dirinya bisa ngewujudin apa yang orang lain wujudin, ga sadar bahwa dirinya adalah Pemenang. Yang saya maksud pemenang ya benar2 pemenang, bahwa setiap pribadi manusia itu mampu untuk menang karena sudah digariskan begitu.

Ga percaya?

Mari kita kembali ke detik2 anda akan terbentuk di rahim. Pada waktu berjuta-juta sperma berenang2 di rahim untuk bisa menggapai sel telur anda/saya pada waktu itu adalah salah satu diantara berjuta-juta sangingan sperma yang mempunyai tujuan yang sama, sel telur. Kalau anda merasa diri anda pecundang, harusnya anda bukan di sini, tapi anda di dunia antah berantah yang ga jelas, dunia yang saya sendiri juga ga kebayang ada dimana. Kalo memang anda pecundang berarti yang sedang baca blog ini adalah sperma sebelah anda atau sperma yang jauh di depan anda yang ternyata larinya lebih kenceng dari anda.

Anda tau bagaimana nasib sperma yang tidak berhasil masuk ke sel telur? Terbuang, sia-sia, tidak terpakai, dipercundangi oleh sperma yang masuk sel telur. Sekali sel telur di masuki sperma, sperma yang lain tidak bisa ikutan nimbrung masuk juga. Mereka tidak terpakai lagi. Nah, anda itu seorang diri udah mempercundangi juta-jutaan sperma yang punya tujuan yang sama seperti anda. Anda itu si sperma yang dengan gagahnya pada detik2 di garis finis (sel telur) berhasil memasuki sel telur. Anda itu berlomba bukan Cuma dengan 100-200 sperma (Emangnya maraton?). Anda berlomba dengan berjuta-juta sperma di sana pada waktu itu. Anda itu telah berhasil mengalahkan mereka2 para sperma pecundang dan anda udah membuktikan diri anda berhasil, andalah pemenangnya.

Kalo diibaratkan, mungkin anda pernah liat lomba lari maraton. Ratusan peserta maraton berlari, berlomba-lomba untuk menggapai garis finis lebih dulu. Terlepas dari perkara anda bisa lari atau nggak, terbiasa lari atau nggak, anda udah membuktikan diri bahwa anda juara 1 nya. Anda udah menang pada waktu anda terbentuk. Jadi sebenernya naluri pemenang itu udah ada di dalam diri anda. Cuma anda nya aja yang ngeyel dan sering dengerin ocehan “sperma” lain yang senengnya menjatuhkan anda.

Waktu anda mau coba berbisnis maksud hati supaya ada penghasilan tambahan atau kalau2 kena PHK, karena denger2 perusahaan mulai gonjang ganjing nih, biar anak/istri masih ga makan pasir lauk tai kucing. Anda udah yakin dan siap untuk memulai bisnis anda. Eh, anda ketemu temen yang penah gagal berbisnis, kebetulan bisnisnya sama pula seperti yang mau anda jalankan. Temen anda bilang “Mending jangan deh, daripada lu ngambur2in duit. Sangingannya udah banyak, lu telat mulainya. Gw udah jatoh ke lobangnya, gw ngasi tau lu di depan ada lobang, biar lu ga jatoh kaya gw.”

Dari sekian ribu persentase keyakinan diri, hancur dalam hitungan detik gara2 “sperma” ga jelas. Kita sering kaya begitu, lebih mudah terpengaruh sama hal yang negatif daripada hal positif. Padahal yang ngasi kita saran negatif itu belum tentu perduli sama kita. Kalo dia kasi komentar negatif, apakah dia kasi solusi untuk kebutuhan anda yang mendesak? Untuk susu anak anda yang makin melambung? Apa dia perduli dengan keluarga anda? Kalo memang anda udah merancang semuanya, termasuk resiko2 dari bisnis tersebut, jalankanlah! Jangan dengarkan orang2 yang sebenernya mereka tidak terlalu perduli dengan anda

Waktu orang bilang “Kamu bisa!”, Kita jawab “Ah masa sih?”
Waktu orang bilang “Lu udah pasti gagal punya dah!” Kita jawab “Iya ya? Gw juga ngerasa begitu.”

Jiah, 10 x 10, Cepek deh (baca: capek deh).

Otak manusia lebih mudah merespon berdasarkan jenis informasi yang lebih sering diterima. Kalo biasa nerima informasi negatif, mau jutaan orang yang bilang positif bakalan mental sama 1 orang yang komentar negatif. Karenanya jangan biasa’in baca berita negatif. Omong2 berita sekarang aja isinya negatif semua seringnya. Nah, lho gimana tuh? Gampang, solusinya adalah jangan baca/nonton berita. Segala berita anak SMP diperkosa di angkot lah, kakek perkosa cucu lah. Si Mawar yang terpaksa jual diri demi sesuap nasi. Atau si Melati yang mutilasi temennya sendiri terus dimakan.

Maaf buat pecinta detik.com, kalo saya perhatikan 50% dari isi web ini adalah berita negatif. Perhatikan coba orang di sekitar anda yang doyan ngeklik link ini. Dia pasti cenderung paranoid, atau sering berkomentar negatif, atau takut mengambil resiko. Artinya 50% dari pembaca web ini pastinya jenis orang yang lebih cenderung negative thinking.

Jika anda memang mau berubah, anda bisa mulai dari hal sepele ini. Ubahlah jenis informasi yang masuk ke otak anda. Merubah mindset dan pola pikir yang udah terlanjur negatif bukan urusan 1 atau 2 tahun. Tapi coba perhatikan hidup anda setelah isi otak anda berubah, udah barang tentu hidup anda pasti berubah. Anda pun merasa lebih damai, ga takut ini itu, dan anda lebih berani untuk action untuk perubahan dalam hidup anda.

Buat yang dari dulu planningnya mau kuliah setelah kerja ngumpulin uang, pikiran anda akan mulai terbuka akan peluang2 yang ada setelah anda lulus kuliah. Ga perduli berapapun umur anda, ga perduli kapasitas otak anda, peluang akan selalu ada buat orang yang positif. Buat yang pengen investasi untuk masa pensiun, otak anda malah jadi lebih berani menjalankan ide2 yang dulu udah pernah terpikirkan sebenernya. Walaupun disertai resiko2 yang sama bahkan bertambah, tapi otak anda jadi lebih waras bahwa kalo tau cara mengatasi resikonya peluang ini bisa sangat menguntungkan.

Lets be positive!
Just read good/peace/victory news!

Senin, 12 Maret 2012

Keuntungan Menjadi Perokok

Saya ga perlu banyak cang, cing, cong... Saya cuma mau sharing link Youtube ini yang fenomenal dan siapa tau anda sebagai perokok semakin mengerti akan keuntungan-keuntungan yang ada. Selama durasi 42 menit, kiranya video ini membuka mata anda sehingga anda bisa melangkahkan kaki anda sebagai perokok dengan penuh kepastian. Saya tidak mengajak anda untuk berhenti merokok. Saya cuma mau anda mengerti ketika anda menghisap batang demi batang, box demi box, anda mengerti keuntungan-keuntungannya. Jadi anda merokok disertai dengan pengetahuan, tidak buta sama sekali. Oke?

Saya menggunakan kata "keuntungan" sama sekali tidak bermakna konotasi. Jadi silahkan ditangkap secara harafiah, karena maksudnya adalah memang ada sebuah keuntungan dari perokok. Selamat menonton...


Dan apabila anda sudah menyelesaikan video di atas, berikut ini adalah link sebuah iklan sosial yang berkaitan dengan rokok pula. Selamat menikmati...


Senin, 13 Februari 2012

The Real Terorist

Katanya kalo menulis itu harus disertai emosi biar tulisannya ngalir gitu aja seperti curhat mengucurkan aspirasi yang bikin butek otak. Tapi tiap kali mau nulis, kesempatannya ga ada. Entah laptopnya lah yang lagi dipake istri atau sayanya lah yang pulang kerja udah kemaleman. Tapi kali ini ada kesempatan dengan mengorbankan waktu menjemput istri. Jadi kali ini istri terpaksa harus mengalah dengan pulang sendiri tanpa saya jemput demi sesuatu yang di otak ini bisa keluar dan ga nyumbet jalan darah.

Tulisan kali ini adalah tulisan yang saya janjikan di tulisan sebelum ini. Sesuatu yang membuat saya kesel dan pengen muntah karena emosi. Jadi ceritanya beberapa waktu lalu waktu saya lagi bikin tulisan sebelum ini, saya buka fb dan nonton postingan youtube dari teman SD. Film tersebut dibuat secara amatir yang mempertontonkan seorang anak muda chinese yang entah kuliah atau sekolah di negeri Paman Sam yang dikeroyok oleh beberapa anak muda lain yang biasa kita sebut bule.

Berikut ini link nya:


Entah apa sebabnya si anak muda chinese ini dikeroyok dan komentar2 di bawahnya bener2 bikin tambah panas. Mereka sepertinya tidak sempat lagi memikirkan perasaan orang yang dipukul, orang yang disakiti hatinya. Mereka seperti ga punya agama karena tindakan mereka seperti loss control dan... Ini menurut pandangan saya sendiri, menurut saya the real terorist is America not others.

Kalo dunia taunya negara2 islam lah yang teroris, coba pikirkan lagi, coba diingat2 lagi, coba ditela’ah lagi, kira2 apa yang sudah dilakukan oleh Amerika terhadap negara2 seperti Irak, Afgarnistan, Libia (baru2 ini), dan sebentar lagi katanya China, adalah sebuah tindakan terorisme bukan? Ikut campur urusan negara orang lain mentang2 negaranya disebut negara adikuasa. Negara yang katanya mampu memegang kendali penuh terhadap urusan dunia. (f***, mate. You are F***ing country). Negara yang katanya memberikan bantuan tapi sebenernya di balik itu mereka mejajah negara yang bersangkutan.

Denger2 nih, Amerika tuh dikendalikan oleh 95% orang Yahudi. Mereka yang duduk di parlemen alias kursi DPR nya Amerika tuh orang2 Yahudi yang dulu dibantai sama Hitler. Dan saya pernah berdiskusi dengan teman kerja yang beragama muslim, katanya di Alquran pun di tulis bahwa mereka yang beragama Yahudi harus dibunuh karena mereka adalah asal muasal kehancuran dunia masa depan. Awalnya saya ga setuju dan berdebat dengan teman saya ini. Apa salahnya orang Yahudi? Teman saya pun ga bisa kasi alasan yang kuat, pokoknya katanya kalo bunuh orang Yahudi, itu sebuah berkat di agamanya. Lalu saya menegaskan teman saya ini lagi dengan pertanyaan, bagaimana dengan orang Yahudi yang ga tau apa2, ga ngerti politik, sekolah ga lulus, atau bahkan orang Yahudi yang baik hati, apakah tetap harus dibunuh? Apakah tetap kamu akan dapet berkat? Teman saya ini sekali lagi dengan yakinnya mengatakan: “Ya!”

Dalam hati sedikit bersyukur saya dilahirkan bukan sebagai orang Yahudi, kalo nggak mungkin udah dibunuh sama teman saya ini kali? Hahaha...

Perihal the real terorist is America juga pernah diungkapkan sama share house saya asal Tonga. Mungkin bingung ya Tonga itu dimana? Ga banyak orang tau negara yang ukurannya saja lebih kecil dari Singapura. Sekali kena Tsunami, pulau ini sudah pasti hilang dari peradaban. Letaknya berdekatan dengan Negara Fiji, kalo ga salah ada di sebelah timur benua australia. Intinya masih tetanggaan lah sama Australia. Teman saya ini membuat saya mendengarkan opini nya lebih terdengar objektif, karena dia bukan muslim, tapi dia benci banget sama Amerika yang menurutnya adalah negara yang saat ini melancarkan segala cara untuk bisa mendapatkan keperluan2 yang dibutuhkan bagi kemajuan negaranya dengan dalih demokrasi.

Pic from here
Akhirnya saya baru terbuka mata saya bahwa jangan2 harusnya Hitler itu mendapatkan penghargaan untuk perdamaian dunia. Dan mata saya baru terbuka setelah saya ngalamin sendiri gimana rasanya tinggal di luar negeri. Memang banyak dari mereka yang bule itu rasis. Tapi se rasis2 nya bule, tetep lebih rasis mereka yang di Indo. Karena bule kalau rasis hanya berpengaruh terhadap hubungan sosial saja, misalnya dia ga mau berteman dengan kita. Tapi kalo di Indo ya ampun deh. Maaf, buat temen2 yang cinta Indo, saya benci tinggal di Indo. Saya benci selalu didiskriminasi. Saya benci orang yang dari depan baik tapi di belakangan buang ludah seolah2 saya najis. Saya lebih suka orang bule yang kalo emang ga suka dia ga mau berteman. Orang Indo menurut saya bodoh kalo sampe bersikap rasis sama mereka yang chinese. Mereka ga berpikir kalo chinese dan melayu itu berasal dari ras yang sama, Mongoloid. Stupid, stupid, stupid... Mereka malah ramah tamah dan baik terhadap mereka yang bule yang jelas2 rasnya berbeda, Caucasoid.

Oke kembali lagi ke topik awal. Intinya berdasarkan pemaparan temen saya yang muslim, Yahudi akan terus berjuang untuk menguasai dunia ini. Tapi temen saya lupa apakah tertulis di situ pada akhirnya apakah Yahudi sebagai pemenang atau bukan. Terlepas dari itu semua, saya malah meyakini semua ramalan dari Nostradamus itu benar2 terjadi. Sudah terbukti ramalan2nya memang benar2 terjadi, dari perang dunia sampe kejadian alam. Nostradamus pernah meramalkan bahwa pada akhirnya ras kuning lah yang akan menguasai dunia. Terserah apa persepsi anda tentang ras kuning, tapi saya pribadi meyakini bahwa ras kuning ini adalah mereka2 yang berasal dari China, Jepang, Korea, dan sekitarnya yang menurut pemaparan Akazawa Takeru, seorang profesor Antropologi di Kyoto, Jepang, adalah ras yang berkelimpahan carotene atau pigmen kuning dalam kulit mereka.

Kamis, 29 Desember 2011

Buang Air Jarang di Tengah

Sebenernya udah lama mau ngebahas topik ini. Tapi selalu ditunda tunda terus lantaran topik ini ga mutu banget. Tapi setelah dipikir-pikir lagi ga ada yang namanya ga mutu kalo itu merupakan buah pikiran kita sendiri dan bukan jiplakan. Kalo dikemudian hari ditemukan ternyata buah pikiran kita itu ternyata udah pernah dibahas oleh orang lain itu lain lagi soalnya. Yang penting di aini adalah kejujuran hati pada waktu mengekspresikan pemikiran2 tersebut.

Ya, benar ini adalah sebuah hasil pemikiran sekaligus pengamatan saya yang terlihat konyol dan bodoh yang saya lakukan udah bertahun-tahun lalu dan perilaku mereka sampe sekarang masih sama. Mungkin udah ada orang yang pernah meneliti topik ini dari segi paikologis tentunya, karena ini berkaitan dengan perilaku manusia. Sehingga saya tidak perlu merasa penasaran dengan arti dari perilaku manusia-manusia yang saya perhatikan ini. Sejujurnya saya belum menemukan arti dari perilaku manusia ini, saya hanya memperhatikan kalau mereka selalu melakukan hal yang sama. Jadi ada kesempatan bagi agan-agan yang kuliah di psikologi untuk mengembangkan topik ini lebih lanjut lagi.

Yang selalu saya perhatikan itu adalah...

Buang air kecil
Setiap kali saya ke toilet (toilet pria tentunya) apabila di situ hanya tersedia 3 tempat untuk pipis (buang air kecil) para pria pasti selalu memilih pipis di sebelah kanan atau kiri. Jarang dari mereka memilih untuk pipis di tempat pipis yang tengah. Apabila salah satu dari yang kanan dan kiri itu berada di posisi paling pojok/sudut, pastilah tempat pipis itu yang paling ramai dikunjungi para pria.

Buang air besar
Sama halnya waktu pipis, apabila hanya ada 3 pilihan kamar untuk tempat buang air besar, para pria akan lebih memilih kamar kanan atau kiri. Dan apabila salah satu dari yang kanan atau kiri itu berada di sudut/pojok, pasti kamar itulah yang paling favorit.

Ga mutu ya yang saya perhatikan ini. Tapi hal ini menjadi pusat perhatian saya terus setiap kali saya meluncur ke toilet pada waktu saya masih kerja kantoran. Karenanya saya begitu penasaran sebeneranya kenapa mereka bersikap begitu ya? Bahkan saya sendiri memang cenderung untuk memilih tempat yang pojok, karena merasa lebih nyaman dan aman. Entahlah aman dari apa, tapi sepertinya rasa aman waktu buang air memang diperlukan. 

Untuk alasan kesehatan dikarenakan yang tengah pastilah lebih jarang dipake jadinya saya berusaha keluar dari zona nyaman saya, dengan membiasakan diri menggunakan toilet yang tengah baik yang untuk pipis maupun buang air besar. Selain lebih bersih, tissue toilet pun biasanya masih banyak ketimbang yang kanan atau kiri yang lebih sering dipakai yang otomatis tissue toiletnya lebih rentan habis.

Saya ga tau nih apakah di toilet wanita pun terjadi hal yang serupa. Tapi saya pikir ini perlu diteliti deh, saya bener2 penasaran dengan sikap ini, kira2 apa ya artinya dari sikap manusia yang seperti ini? Tolong donk temen2 yang dari psikologi, kalo ada waktu luang mungkin bisa diteliti. Atau mungkin punya rekomendasi artikel yang berkaitan dengan topik ini, sekiranya bisa menjawab rasa penasaran saya. Hehehehe...

Minggu, 03 Juli 2011

Islam



Hasrat untuk mempelajari tentang Islam sebenernya udah ada dari sejak saya di SMP. Hanya saja selalu berpikir 2x untuk masuk ke mesjid sebagai sarana termudah untuk mempelajarinya karena terlalu seringnya saya mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari mereka yang muslim jadi selalu mengurungkan niat untuk pergi ke mesjid di waktu2 kosong setelah pulang sekolah. Diskriminasi yang selalu ditampilkan terhadap mereka yang non-muslim juga menjadi salah satu alasan untuk mengetahui lebih dalam tentang Islam. Sampe sekarang rasa ingin tau tentang Islam masih ada walaupun udah terlampiaskan sedikit demi sedikit karena banyak bertanya dan berdiskusi dengan mereka yang muslim.

Entah udah berapa banyak orang yang tanyain tentang Islam dan kaitannya terhadap diskriminasi, kejahatan, dan sikap mayoritas warga muslim yang selalu membuat kesal pada umumnya selama saya tinggal di tangerang, jakarta, dan yogya. Semua jawaban mereka ga ada yang jelas, menggantung dan bener2 bisa terbantahkan. Pertanyaan simpel aja mereka ga bisa jawab kok seperti: kenapa wanita ga perlu ke mesjid? Kalopun mereka ke mesjid kenapa harus duduk di belakangan sementara para pria duduk di depan?

Satu orang temen kerja saya namanya si R bilang kalo di Islam wanita itu diagungkan, tapi ketika saya menanyakan 2 pertanyaan di atas dia bingung, ga bisa jawab. Dia hanya tau kalo wanita itu agung di mata Islam tapi ga tau sebabnya. Kalo memang agung kenapa para pria banyak yang melecehkan? Tak sadarkah hukum Islam ini membuat wanita semakin sulit bergerak. Contohnya aja di semua negara Islam di Timur Tengah yang saya tau wanita terpaksa rela menjadi istri kedua atau ketiga hanya demi bisa beraktifitas di luar rumah. Karena di sana wanita yang keluar sendirian tanpa ditemani laki2 akan berbahaya dan cenderung akan mengalami kejahatan. Beruntung kalo wanita tersebut masih punya papa atau setidaknya sodara laki2, jadi dia ga perlu jadi istri ke sekian. Karenanya wanita di sana cenderung lebih rendah pendidikannya ketimbang pria dan hanya bisa melakukan aktifitas di dalam rumah: Dapur, Sumur, Kasur...

Saya pernah baca berita di Yahoo yang menceritakan tentang seorang wanita di Arab Saudi yang memperjuangkan persamaan derajat dengan pria. Dia sengaja mengupload video dirinya yang menyetir mobil di situs Youtube. Perlu diketahui sebelumnya bahwa wanita juga ga boleh melakukan aktifitas pria di negera Muslim. Menyetir termasuk aktifitas pria. Entah udah berapa kali dia dipenjara dan kena sanksi biaya, tapi dia tetep kekeh memperjuangkan supaya wanita punya kesempatan yang sama seperti pria karena menurutnya hukum Islam yang di terapkan di masyarakatnya ga sesuai dengan Alquran yang dia imani selama ini. Sayang saya lupa namanya, harap maklumlah, orang sanguin memang sesah untuk mengingat nama.

Kalo bicara soal pemahaman masyarakat muslim tentang Alquran Sepertinya boleh saya simpulkan bahwa warga muslim khususnya di Indonesia sepertinya salah mengetahui ajaran agamanya. Saya bisa simpulkan seperti itu karena setelah ketemu orang ini di tempet kerja saya. Namanya Si A, warga negara Malaysia yang datang ke Melbourne bersama suami dan 2 orang anaknya. Suaminya kuliah S2 Enginering di Melbourne dan pada waktu anak2nya sekolah dia kerja di restoran jadi waiter.

Diskusi kami berawal dari paradigma saya tentang Islam yang menurut saya setiap laki2 muslim sangat egois dan sombong, merasa derajatnya lebih tinggi dari wanita dan wanita di Islam selalu direndahkan. Wanita selalu jadi korban seksual pria dan kalo si wanita membela diri sehingga menyebabkan si pria cidera atau tewas, wanita pastilah jadi tersangkanya. Contohnya aja kasus yang belom lama ini di Arab Saudi, TKI Indonesia terpaksa harus menjalani hukuman penggal dikarenakan membunuh majikannya yang ingin memperkosa dia. Jelas2 itu pembelaan diri dan keluarga korban meminta uang pengganti nyawa sebesar kalo ga salah Rp 3 milyar barulah kasusnya akan ditutup, kalo ga, ya terpaksa hukum Arab Saudi yang diberlakukan yaitu penggal. Nyawa balas nyawa (Hukum Taurat).

Jadi dari paradigma saya tentang Islam dan kaitannya dengan sex saya jadi ingin tau apakah pria muslim ada usaha untuk memuaskan istrinya? Atau wanita hanyalah objek sex bagi pria Muslim? Jawaban yang saya dapet cukup membuat rasa penasaran terpuaskan sedikit. Si A menjelaskan hal yang sama seperti teman saya Si R bahwasannya wanita adalah makhluk paling mulia dan agung ketimbang pria. Tapi Si A lebih mendasar karena dia menarik ayat Alquran yang menceritakan tentang Muhamad yang pada waktu itu sedang berbicara dengan ALLAH dan dia bertanya pada ALLAH “Engkau adalah yang pertama untuk didahulukan dalam hidup, siapakah yang kedua?” Jawab ALLAH “Ibumu.” Muhamad bertanya lagi “Siapa yang ketiga?” Jawab ALLAH “Ibumu.” Untuk kesekian kalinya Muhamad bertanya lagi “Siapa yang keempat?” Jawab ALLAH “Ibumu.” Maka mengertilah Muhamad yang dimaksudkan oleh ALLAH bahwa wanitalah yang harus diutamakan dari segala2nya setelah ALLAH.

Yak, kurang lebih kata2nya seperti itu. Saya nulis dengan bahasa saya jadi besar kemungkinannya ga mirip dengan yang tertulis di Alquran. Tapi kurang lebih intinya sama seperti yang disampaikan Si A pada saya.

Setelah menyampaikan ayat Alquran tersebut dia langsung lanjut memberikan contoh konkritnya. Dia punya temen kerja waktu masih tinggal di Malaysia, pria keturunan Arab yang udah jadi warga negara Malaysia. Setelah menikah mereka punya bayi pertama. Apa yang terjadi setelah bayinya lahir, justru membuka mata saya tentang Islam. Setiap kali ketemu di tempat kerja, pria Arab ini selalu keliatan lesu, lemas, seperti ga bertenaga. Kantung matanya pun makin lama makin besar. Si A pun bertanya ada apa dengan dia belakangan ini, kok sejak punya bayi kamu keliatan capek? Pria Arab ini jawab kalo dia harus ngurusin bayinya. Waktu tengah malam nangis dia yang gendongin. Bikin makan, cuci baju, ganti popok, semuanya dia yang lakuin. Si A tanya “Emangnya istrimu dimana?” Jawabannya “Tidur...”

Si A bilang kalo di Alquran dijelaskan bahwa tugas utama seorang istri adalah Cuma memberikan kepuasan seks pada suaminya. Jika dia udah melakukannya maka masuk surga lah dia. Bagaimana dengan tugas2 wanita yang lainnya seperti cuci piring, masak untuk keluarga, nyuci baju? Itu sebenernya adalah tugas sang suami untuk memberikan segala2nya untuk sang istri. Jadi kalo tugas utama istri adalah memberikan kepuasan seks pada suaminya sementara sang suami tugas utamanya adalah memberikan semua kebutuhan istrinya termasuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena itu kebutuhan si istri. Kalo dia mo makan, piringnya kotor semua, suami yang cuci. Gitu juga dengan makanannya, suami yang harus menyediakannya.

Lanjut ke contoh konkrit kedua, Si A menjelaskan tentang keluarganya kali ini. Waktu ayah kandungnya mau menceraikan ibunya, ayahnya mengadu pada ustad setempat bahwa istrinya malas, ga pernah nyiapin makan buat dia dan bangunnya selalu siang. Sang ustad balik tanya “Istrimu melayani kebutuhan seksualmu ga?” Bokapnya Si A jawab “Iya.” Si ustad langsung nimpalin “Ya, udah kalo gitu kamu ga punya alasan untuk menceraikan dia. Istrimu sudah menjalankan tugasnya. Sana pulang...”

Hahaha... kalo jadi bokapnya Si A kaya ketampar2 campur malu. Datang dengan sombong ke ustad, dikirain bakalan dapet dukungan eh, malah kebalikannya. Jadi dari 2 contoh di atas saya jadi mikir, kalo seandainya saya dan Kristina adalah warga muslim, udah barang tentu deh saya ga bisa ngejalanin tugas utama seorang suami. Hahaha... Gimana bisa? Megang penggorengan aja kagak becus, apalagi kalo disuruh masak? Bisa2 rencana awal bikin nasi goreng, emang jadi sih nasi goreng tapi yang makan kucing tetangga. Mungkin aja, sangkin ga enaknya dan salah bumbu jadi ga bisa dimakan. Daripada mubasir, kasi kucing aja.

Sebenernya jadi seorang pria muslim itu berat tapi kenapa kok malah wanitanya yang keliatannya lebih sengsara ketimbang prianya? Pertanyaan ini dijawab Si A gini “Kamu pernah liat ustad cewe ga?” Mana ada ustad cewe? Seumur2 liat ustad ya selalu cowo. “Nah, karena itulah. Besar kemungkinannya mereka para ustad itu memanipulasi ajaran2 sehingga melenceng dari Alquran. Mereka menyampaikan ajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keegoisan mereka sebagai seorang manusia.

Kini saya ada sedikit gambaran tentang Islam yang selama ini menjadi agama mayoritas di Indo. Yang selama ini menjadi agama yang selalu bersitegang dengan Kristen. Dari keduanya saya yakin ga ada yang paling bener, karena agama adalah ciptaan manusia yang jauh dari kata sempurna. Yesus yang adalah manusia sekaligus Tuhan (katanya), bukanlah yang mendirikan agama Kristen. Yesus datang ga membawa suatu agama, tapi sebuah ajaran. Para pengikutnyalah yang menyatakan dirinya sebagai agama Kristen. Dan mereka pun terus mengembangkan ajaran2 menurut pandangan mereka yang terbatas sebagai manusia.

Jadi pilih yang mana? Ga perlu memilih, cukup percaya aja bahwa Tuhan itu ada dan dia udah menyediakan sarana untuk pengampunan dosa karena manusia ga bisa lepas dari kesalahan. Mempunyai Tuhan sama aja kaya punya pegangan idup, punya temen buat dengerin curhat dan seperti punya sahabat yang selalu ada waktu kita susah.

Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu mengukir senyuman di wajah istrinya. Suami yang menjadi Qawwam (pemimpin, pelindung) istrinya. Suami yang begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarganya. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadi nakoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamt menuju tepian hakiki “Surga”. Ia memegang teguh firman Allah. “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...” QS. At-Tahrim: 6)

Senin, 13 Juni 2011

Unhappiness

Entah harus merasa beruntung atau bersedih hati ketika menyadari harus dilahirkan di keluarga saya saat ini. Sepertinya bagi mereka uang adalah segalanya dan tidak ada yang lebih penting daripada uang karena dengan uang menurut mereka kesejahteraan hidup akan meningkat dan kebahagiaan sejati bisa diraih. Saya sih bisa memaklumi kenapa mereka bisa begitu soalnya dari kecil sampe kami (saya dan Leo, adik saya) melihat perjuangan mereka berdua untuk menghidupi keluarga ini sampai harus melupakan segala sesuatu demi meningkatkan jumlah rupiah yang masuk ke kantong dan mengirit dari segala aspek supaya ada simpanan untuk kami sekolah.

Otomatis saya dan Leo yang dididik dari budaya orang tua yang seperti itu menjadikan kami kurang lebih mirip2lah kaya mereka. Tapi buat saya ini cukup aneh. Saya yang dididik dari kecil dan punya pola pikir tentang uang mirip2 kaya orang tua saya kenapa bisa berubah dan ga terlalu kaku seperti mereka? Begitu juga Leo, saya melihat dia ga sekaku orang tua kami. Bahkan Leo pun sering berselisih paham dari banyak aspek kehidupan yang menyerempet2 ke faktor uang dengan orang tua kami. Artinya ada sesuatu yang bikin kami beda dengan orang tua kami meskipun didikan dari kecil tentang uang begitu kuat.

Saya mencoba untuk sedikit melankolis dan memikirkan permasalahan ini dalam2. Karena saya harus tau akarnya jadi saya bisa memahami mereka. Kalo saya ga coba memahami mereka selamanya kami akan seperti kucing dan anjing, akan selalu berdebat soal uang dan ga ada peningkatan. Hehehe... Peningkatan perdebatan ke arah apa ya? Mungkin berdebat soal politik gitu?

Setelah saya coba renungi dan mengingat2 kembali setiap perkataan dan nasehat2 mereka untuk kami, setiap perdebatan antar orang tua kami dan perdebatan dengan kami, akar permasalahannya cuma 1, Happiness (kebahagiaan), mereka tidak dapatkan itu sepanjang hidup mereka sampe detik ini. Mereka tidak peroleh kebahagiaan itu dari pasangan mereka karena mungkin masa lalu mereka waktu ngidupin saya dan Leo hanya uang yang diutamakan dan melupakan hal2 lain termasuk perasaan cinta terhadap pasangannya. Karena harus berhemat pula menjadikan mereka ga bisa menikmati hidup, ga bisa beli ini itu, mencicipi masakan restoran di sana atau jalan2 ke negeri antah berantah yang bisa sejenak menghapus isi otak yang kusut.

Sementara  saya dan Kristina dulu waktu di Jakarta biarpun stres sama lingkungan dan kerjaan, masih bisalah beli DVD untuk hiburan walaupun ga pernah nonton bioskop, atau makan paikut madunya Pu Tien, chicken wing nya Pizza Hut, atau jalan2 dan berinteraksi dengan orang lain. Karena dengan banyak berkomunikasi dengan orang lain kita akan semakin bisa menerima perbedaan kita dengan orang lain. Kita bisa menyadari bahwa perbedaan itu perlu. Kita bisa semakin dewasa dan tau cara bersikap seiring perkembangan jaman, jadi ga kolot dan ga berusaha memakaikan baju kita ke orang lain yang berbeda ukuran. Dan Leo pun begitu. Saya liat dia bisa menghargai dirinya sendiri misalnya kumpul2 sama temen SMA nya makan2, atau nonton bareng, atau ikut club futsal dari gereja, atau yang lainnya lagi mungkin yang saya ga tau. Intinya semakin banyak kita berinteraksi dengan orang lain otak kita semakin tajam dan terlatih jadi pola pikirnya ga dangkal (tumpul) dan menanggapi setiap permasalahan hidup bukan dengan pola pikir yang kolot. “Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.”

Bagaimana dengan orang tua kami? Mama saya menganggap ngobrol2 sama orang lain itu tindakan konyol dan sia2, menghambur2kan waktu katanya. Bergosip dengan tetangga misalnya. Mendingan cari duit karena tawaran jaitan baju menumpuk (kebetulan mama saya tukang jahit). Karenanya mama saya ga pernah berkomunikasi dengan orang lain kecuali sama saudara2nya saja, itupun kalo ada acara kumpul2 doang, setahun paling2 4-5 kali. Jadi pola pikirnya stuck di situ aja. Karena ga pernah ketemu orang lain jadinya dia ga bisa menerima hal yang berbeda dari dia alias dia menganggap dirinya paling banyak tau dan benar. Nah, gimana dengan papa saya? Pribadi yang berlainan jauh dari mama saya. Dia justru lebih senang berbasa basi dan ketemu orang. Karenanya dia sedikit lebih memahami pola pikir saya dan Leo walaupun termasuknya kolot. Dan karena itu pula papa dan mama ga bahagia, karena mereka ga pernah ngobrol, bercerita, dan saling bertukar pikiran. Karena setiap kali papa ngajak ngobrol, mama menanggapinya dengan acuh tak acuh dan dengan sikap meremehkan karena buat dia itu ga penting. Karena ada gap yang begitu jauh antara mereka terutama dalam hal pola pikir menyebabkan mereka semakin ga bisa saling mengerti, dan semakin menghindari komunikasi karena setiap kali mulai berkomunikasi mereka selalu mengakhirinya dengan pertengkaran.

Lalu siapakah yang salah? Dimana2 istri ikut suami. Kepribadian dan pola pikir suami lama2 akan terduplikasi oleh istri juga, karena seumur hidup mereka bersama. Mama punya pola pikir tentang uang ini gara2 terduplikasi dari papa. Papa yang masa kecilnya suram dan selalu jadi anak buangan. Selalu mengemis untuk dipungut oleh saudara supaya bisa makan dan melanjutkan hidup. Kalo sodara yang ini udah ga mampu lagi dia langsung dikasi ke sodara yang lain, begitu seterusnya sampe dia dewasa dan bisa mulai cari duit sendiri. Makanya lulus SMP aja umurnya udah 17 tahun gara2 pindah sekolah terus karena yang mo nyekolahin ganti2 dan beda kota. Itu kalo lagi hoki, disekolahin. Kalo pas dapet sodara yang pelit boro2 disekolahin, yang ada dijadiin babu suruh kerja gajinya Cuma dikasi makan n tempat tinggal, jadi sekolahnya berantakan. Di kaki kiri papa ada bekas luka berbentuk lingkaran sedikit oval tapi ga beraturan, panjangnya kira2 15 cm. Saya pernah tanya itu bekas apa? Kok bentuknya kaya bekas jahitan? Dia jawab kalo itu bekas luka yang ga pernah kering selama bertahun2 waktu dia kecil. Saya ga bisa ngebayangin dia hidup, bergerak, bekerja, sekolah dengan koreng basah selama bertahun2, dengan bau yang ga enak apa lagi dipandang. Pahitnya idup, dibuang, disisihkan, kelaparan, diacuhkan, udah jadi bagian dari hidup dia di masa kecil. Saya  baru dapet cerita lagi tetang papa waktu kami ke tempet sepupu papa (saya manggilnya tante) di daerah Roxy. Jadi ceritanya papa pernah dipungut sama orang tuanya tante ini. Dipungutnya dimana? Di pasar lagi duduk melongo waplo dengan koreng yang tadi saya ceritain dan ga tau mo kemana dan berbuat apa. Waktu itu umurnya juga masih kecil mungkin di bawah 10 tahun, kelaparan di jalan (OMG, air mata gw netes... Ga gw banget sih ini?).

Pertanyaannya sekarang, kenapa korengnya ga sembuh2? Setahu saya walaupun koreng ga diobatin tubuh kita ini bisa pulih dengan sendirinya kok. Contohnya aja setiap luka yang saya dapet di tempet kerja, pasti kering walaupun ga pernah diobatin. Saya pernah menanyakan hal ini dan jawabannya adalah karena kekurangan gizi. Karena kekurangan asupan yang dibutuhkan tubuhnya makanya korengnya selalu basah. Udah bisa makan aja udah bersyukur banget katanya. Malah papa pernah bilang dia kalo makan telor 1 tahun Cuma 1x yaitu waktu ulang tahun doank.

Pertanyaannya sekarang, kenapa papa jadi begitu masa kecilnya? Jawabannya adalah karena orang tuanya bercerai dan dikarenakan ga punya uang untuk hidup jadi mamanya papa (nenek saya) menikah lagi dan papa dititipin di saudara. Pertanyaan lagi, kenapa kakek-nenek bisa bercerai? Karena faktor tidak bisa menerima perbedaan. Kondisinya adalah kakek-nenek dulu tinggal di rumah kakek bersama dengan mertuanya dan saudara2 dari kakek. Berdasarkan cerita yang saya dapet mereka ga suka karakter dan kebiasaan dari nenek, entah karakter apa yang dimaksud tapi gara2 itu mereka selalu menjelek2an nenek baik di belakang maupun di depan. Karena udah ga tahan akhirnya mereka bercerai.

Jadi kalo kembali lagi ke pertanyaan pertama, siapa yang salah? Yang salah adalah lidah2 sodara dan orang tua dari kakek yang ga bisa dikontrol dan kakek juga yang ga bisa mempertahankan hubungan mereka. Dan karena mereka ga bisa menerima perbedaan dan kenyataan bahwa setiap orang tidak ada yang sempurna, pasti ada sifat, sikap, atau kebiasaan buruk. Gara2 mereka kakek-nenek berccerai. Gara2 mereka masa kecil papa ga bahagia dan menderita. Gara2 mereka mama jadi ga bahagia. Dan gara2 mereka juga saya dan Leo ga pernah mendapatkan sanjungan atas prestasi kami. Gara2 mereka saya sulit untuk punya keinginan yang kuat dan impian akan masa depan yang jelas karena papa mama ga bisa mengarahkan kami.

Karenanya setelah menikah saya bertekad ga mau tinggal di rumah orang tua. Apalagi melihat orang tua saya yang kolot gitu, bisa2 nasib saya seperti kakek-nenek. Saya harus memutuskan rantai penyebab ketidak-bahagiaan yang udah turun temurun ini. Saya ga mau anak saya nantinya bernasib kaya papa saya. Membayangkannya aja udah ngenes banget, amid2 deh, jangan sampe kejadian. Cukup papa saya aja dan biarkan itu jadi pengalaman pahit dia yang bisa dibagikan dengan orang lain supaya jangan terjadi lagi pada orang lain.

Buat yang udah merit dan tinggal dengan mertua, jangan langsung berkecil hati. Liat dulu mertuanya. Ga semua mertua seperti orang tua saya. Segera kenali mereka dan kenali karakternya. Intinya kalo mereka bisa menerima perbedaan akan diri kita dan kita enjoy tinggal di situ, keep it going. Tapi kalo ga tahan, ga ada lagi yang perlu dipertimbangkan dan diperdebatkan. Segeralah pergi bersama suami/istri. Lebih baik keluar uang lebih banyak untuk sewa rumah daripada rumah tangga kita berantakan. “Laki-laki akan meninggalkan ayah-ibunya dan bersatu dengan istrinya.”