About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Rabu, 27 Januari 2010

Majulah Indonesia


Hari ini gw dapet forwadan email dari temen gw yang udah lama ga ketemu. Forwadan tersebut diberi judul “Mega Proyek Indonesia”. Forwadan ini ternyata berisi tentang program2 pembangunan yang akan berlangsung di beberapa tempat di Indonesia bahkan beberapa udah ada yang berjalan pembangunannya. Program2 tersebut antara lain:

1. Surabaya Sport Center

Stadion sepak bola indoor, outdoor, atletik, & sirkuit

2. Perpustakaan Universitas Indonesia

Berupaya masuk ranking 100 besar perguruan tinggi terbaik di dunia

3. Menara Jakarta

Akan menjadi menara telekomunikasi dan broadcasting tertinggi di dunia

4. Jembatan Selat Sunda

Berpotensi menjadi jembatan terpanjang di dunia dengan panjang 2.200 meter

5. Reaktor Nuklir Muria

PLTN ini direncanakan untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia

6. Coastarina

Perumahan di Batam, terinspirasi dari Palm Island, Dubai, berbentuk peta dunia.

7. Center Point of Indonesia

Pusat bisnis, pendidikan, dan wisata di kota Makassar

8. Sundial Pontianak

Jam Matahari di Pontianak, akan menjadi Jam Matahari tertinggi di dunia.

9. Biak Space Port

Lokasi peluncuran roket ke luar angkasa seperti yang dimiliki NASSA

10. Terusan Katulistiwa

Terusan ini akan menjadi terusan ke-3 di dunia setelah Suez dan Panama


Program2 di atas bener2 bikin gw cukup terperangah, karena melihat hal2 yang akan dibangun sepertinya mampu membuat negara Indonesia tidak akan dipandang sebelah mata lagi oleh negara lain. Tapi gw balik lagi disadarkan, apa bener bangsa ini bisa mewujudkan program2 tersebut? Masalahnya itung punya itung ternyata 7 dari 10 program di atas aja udah membutuhkan dana sebesar Rp 136.376.800.000.000 (136,3 triliun rupiah). Belom lagi kalo memikirkan proses birokrasi di Indonesia yang berbelit-belit terutama dalam hal uang, “Kalo bisa dibikin susah kenapa harus dibikin gampang?”. Uang polesan buat si Ini dan si Anu juga belom dipertimbangkan. Ditambah lagi temen yang kirimin gw forwadan ini ternyata malah mengukuhkan niatnya untuk berimigrasi ke Negara tetangga tahun ini. Lho, kalo emang beneran Indonesia bakalan maju, kenapa harus meninggal Indonesia? Kenapa ga bantu mewujudkan program2 tersebut?


Ada apa ini sebenernya? Apa ada hal/informasi yang terlewat sama gw? Negara ini harusnya lebih baik dibanding negara2 berkembang lainnya. Indonesia harusnya bisa menunjukan potensi dari manusia2nya. Tapi kenapa negara ini malah kalah dari India yang sekarang udah hampir menyamai China? Bahkan ga lebih baik dari Korea, yang katanya penduduknya aja sebagian besar masih memiliki pola pikir yang lebih konservatif ketimbang masyarakat Indonesia. China yang tadinya terpuruk, bahkan lebih parah korupsinya dibanding Indonesia, sekarang udah menjadi naga yang menggeliat di kancah perindustrian dunia.


Gw baru denger kemaren dari nyokap gw. Batik tulis dari China udah bisa kita dapetin di Indonesia dengan harga 5x lebih murah dibanding batik tulis buatan lokal. Bahannya pun dari sutra dan produknya bener2 jauh lebih bagus dibandingkan batik lokal. Wah, bisa gawat nih nanti pas Free Trade. Kartu kuning deh tuh buat para pengusaha batik di Indonesia. Eh, bukan pengusaha batik donk ya, tapi para pengrajin batik yang akan kena imbas paling parah. Gawat, gawat… Pengangguran bakalan nambah banyak deh ini. Free Trade bukannya meningkatkan taraf hidup tapi malah membunuh yang kecil.


Kalo diliat2 lagi, sebenernya kondisi Indonesia sekarang ini tuh udah mirip kaya waktu jaman penjajahan Belanda dulu. Jadi politik Devide et impera (politik adu domba) nya Belanda sepertinya efektif terjadi saat sekarang ini. Yang membedakan adalah si lakonnya alias “politikusnya” adalah orang2 sendiri. Sama2 orang Indonesia, tapi saling baku hantam, saling menghasut sehingga muncul kebencian satu sama lain. Boro2 mo ngurusin pertumbuhan ekonomi ataupun pembangunan, diri sendiri aja lagi berjuang untuk mempertahankan/membela diri dari ganngguan orang sendiri juga. Sementara di waktu dan jam yang sama di belahan negara lain, masyarakatnya justru malah lagi semangat2nya bekerja bersama2 membangun perekonomian yang pada akhirnya mereka masing2lah yang menikmatinya juga.


Cobalah, mari kita mulai dari diri kita masing2. Mulailah kita mengkoreksi diri kita. Setiap pulang kerja atau kalo pas lagi bengong di angkutan/bis umum, apa aja sih seharian ini yang bikin gw cacat di mata Tuhan? Ada ga sih hal2 yang udah gw kerjain sepanjang hari ini yang bikin orang lain justru malah sakit hati dengan perbuatan gw? Kalo kita mulai memperbaiki diri kita masing2, secara otomatis akan tumbuh rasa pengertian antara satu dengan yang lain. Kalo udah ada rasa pengertian tentunya ga sempat lagi terpikirkan hal2 yang tujuannya menyingkirkan orang lain. Karena tindakan menyingkirkan orang lain hanya dilakukan oleh orang2 yang tidak mempunyai cara lain dalam upayanya memaksakan opini/pendapatnya akan keyakinan yang mereka yakini benar. Jadi, dengan begitu negara ini bisa bangkit lagi dari kesuraman yang udah berjalan bertahun2. Program2 yang diuraikan di atas pun mungkin saja terealisasi. Dengan begitu Indonesia semakin baik, maju, dan jauh dari rasa terancam.


Semoga masyarakat Indonesia secara global menyadari akan hal itu…

2 komentar:

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman mengatakan...

gimana para batik'ers alias tukang bikin batik mo bersaing ama batik cina...kan mo pinjem uang di bank buat memperluas usahanya ga bisa..karena kebanyakan ga punya harta benda buat jaminan...akhirnya biaya bikinnya jadi gede deh..trus harganya mahal dan ga bisa bersaing....
sebelum bangun2 tempat2 spektakuler itu mendingan bangun rumah buat para gelandangan yang hidup di kolong jembatan, sebelah rel or di pinggir kali...biar ga merusak pemandangan gitu...percuma ada gedung2 megah tapi daerah kumuhnya juga banyak

Sri Riyati mengatakan...

Setuju Kris. Barusan aja bicara tentang pemodal kecil vs kapitalis. Kaya yang nyewain tempat buat C4 itu. KAyak indomaret dan alfamart yang bikin semua kelontong tutup. Sebenernya kemajuan itu apa sih? Segelintir orang yang mencapai sesuatu apa kemakmuran buat seluruh rakyat ya?? Tapi susah sih emang mengubah pola pikir dan cara pandang...