About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Minggu, 08 Juli 2012

Baby Shower

Untung saja sisi plegmatis saya cukup tinggi bila dibandingkan dengan istri, kalau tidak, mungkin saya sudah mati kebosanan di acara Baby Shower teman kerjanya di daerah Tailor Hill. Ya, ini bukan acara Baby Shower nya kami melainkan teman kerja istri saya di Panti Jompo.

Inderpal sang istri yang empunya acara adalah orang India (he3, lagi2 India. Ga tau kenapa banyak banget orang India di sini) dan memang sudah saya ketahui sebelumnya bahwa budaya mereka adalah pria dan wanita tidak boleh berada dalam 1 ruangan yang sama. Kalo ga salah saya pernah menjelaskan tentang budaya India ini di postingan Makan Malam Bersama Jess dan Suman di bulan Mei 2011. Alhasil para wanita punya aktivitas di lantai bawah sementara para pria beraktivitas di lantai atas, termasuk saya.

Gerinder sang suami, termasuk pria yang pendiam dan tidak bisa basa basi. Sementara saya yang posisinya di situ sebagai tamu harusnya lebih di... Diapain ya namanya? Saya bingung... Entah apakah "dilayani" kata yang tepat, saya juga kurang tau. Intinya kalo kita bertamu ke rumah orang dan tuan rumahnya keliatan bingung mau ngomong apa sama kamu, sehingga kamu terkesan dicuekin, bayangkan kan seperti apa situasinya?

Tapi saya bisa liat usaha Gerinder untuk bisa membuat saya nyaman di rumahnya. Dia kelihatan ga mau nyuekin saya, dengan menanyakan mau minum apa, makan apa, mau ikutan main ping-pong ga, atau main game di komputer. Pointnya, dari sikapnya bisa terlihat bahwa dia ga biasa menghadapi orang baru. Gitu juga adik laki2 dan sepupu laki2 nya. Mereka sibuk main ping-pong tanpa menghiraukan keberadaan saya. Mereka memang menyapa saya pada waktu saya baru dateng, tapi ga akan berbicara dengan saya kalau saya ga bertanya. Intinya mereka baik, mereka welcome, tapi mereka sangat terlihat ada yang tidak beres.

Setelah pulang saya baru tau kalo memang keluarga Gerinder ini memang agak aneh. Papa/mamanya sangat pendiam dan ga biasa bertegur sapa. Karenanya ga heran kalo anak2nya juga begitu. Tapi untungnya anak2nya ga separah orang tua nya, sepertinya mereka (Gerinder, adiknya, dan sepupunya) baik, saya bisa liat usaha mereka, terutama Gerinder sebagai anak tertua dan yang empunya acara. 

Situasi sempat menghangat ketika saya dapet bagian main ping-pong juga setelah tour keliling rumah Gerinder selesai. Kenapa saya bilang "tour"? Karena rumahnya gede banget, kamarnya banyak banget. Kami hanya berkeliling lantai atas saja karena alasan perbedaan gender, jadi ga bisa membaur ke bawah, tapi itupun sudah membuat saya cukup terkesan dengan 5 kamar, dan 2 toilet. Oya, kami main ping-pong di lantai atas lho, jadi bisa dibayangkan luasnya kaya apa. 

Saya juga menyempatkan diri melihat2 rak buku yang berisi penuh buku2 tebal dari programming, microbiology, kitab sucinya mereka dalam 2 versi bahasa, dan tentu saja buku engineering, karena Gerinder profesinya adalah sebagai insinyur, tapi saya ga sempat bertanya dia kerja dimana dan apa yang dia lakukan. Dan yang membuat saya penasaran, kenapa ada buku Biologi di situ ya? Hahaha... Tapi terlepas dari itu, buat yang umurnya masih muda, tertarik pindah dan bekerja di Ausie, profesi engineering ini cukup menjanjikan karena gajinya yang besar dan tentu saja engineering masuk dalam daftar occupation list pemerintah Australia dalam hal pengajuan Permanent Resident selain dokter, nurse, accounting. Jadi setelah lulus besar kemungkinan anda akan keterima Permanent Resident nya. Hanya saja kuliahnya memang amat sangat mahal sekali. 

Salah satu tamu yang datang ada yang namanya Karim, India juga. Sebenernya semua orang yang hadir adalah orang India kecuali kami, Chinese sendiri. Untung ada Karim yang setidaknya bisa menambah kehangatan suasana waktu di sana. Dan untungnya lagi Karim ini membawakan topik yang cukup menarik perhatian saya yaitu Bisnis. Hahahaha... Kata yang paling istri saya benci karena berkaitan dengan menjual, mencari untung, dan resiko. Saya sendiri juga bingung kenapa saya dan istri bisa memutuskan untuk merit padahal kami punya pola pikir, sudut pandang, hobi, ketertarikan, dan budaya keluarga yang perbedaannya drastis sekali. Oke balik lagi ke Karim. Karim ini tinggalnya ternyata deket2 sama rumah kami. Dia tinggal di St. Albans. Dengan matanya yang berwarna hijau muda, banyak orang mengira dia orang Ausie atau setidaknya berasal dari Eropa. Dia sendiri sampe geli waktu menceritakan ada orang India juga yang bertanya sampe 2 atau 3 kali untuk memastikan Karim ini asalnya dari mana.

Hahaha, lucu juga ya. Kaya saya kalo lagi di toko Korea, pasti kasirnya melayani dengan bahasa Korea, karena mengira saya dari Korea. Di tempet les inggris juga gitu, mereka ngira saya dari Korea kalo nggak Jepang katanya. Kasian istri saya, dia berharap dialah yang dikira dari Korea tapi yang didapat orang2 selalu mengira dia dari Vietnam kalo nggak Philipina. Hahahaha... Jangan siriknya.

Oke sekian dulu cerita Baby Shower yang kami datangi semalam. Lain waktu akan saya ceritakan seperti apa bisnis yang Karim ceritakan pada saya.

Tidak ada komentar: