Pic from here |
Buat
orang Indo seperti saya yang biasa tinggal di Indo dengan mudahnya untuk urusan
SIM bisa didapat dengan cepat, ga sampe Rp 1 juta SIM udah keluar dan polisi ga
ambil pusing kita bisa nyetir apa nggak yang penting uang udah masuk ke kantong
mereka. Lain negara lain pula aturan yang diterapkan di lapangan. Sebenernya
peraturan Indo dan Ausi ga jauh beda lah, rambu lalu lintas nya pun sama, hanya
saja pemerintah nya aja yang ga mau ngikutin aturan sehingga menciptakan rakyat
seperti saya ini yang giliran ketemu aturan malah jadi frustasi waktu mengajukan
SIM Ausi. Sistem dan budayanya memaksa manusia2 yang tinggal di benua ini untuk
tunduk pada peraturan dan sogok menyogok bukanlah sebuah kebiasaan di sini.
Karena bukan kebiasaan otomatis yang melakukan pun sedikit, jadi kalo ketawan
ada petugas yang menerima sogokan, dijamin, kerjaannya ga aman lagi, seumur
hidup pun akan susah cari kerja karena namanya udah tercoreng.
Untuk
bisa nyetir mobil di Ausi, kita harus mempunyai SIM yang layak. Ada beberapa
tahap yang harus dilewati bagi mereka yang belum punya SIM Ausi. Tahap pertama
adalah Learner (Pemula), dimana si calon pengemudi diharuskan lulus tes dengan
menjawab pertanyaan2 yang diajukan di komputer Victoria Road (Instansi yang mengatur
segala hal yang berkaitan dengan lalu lintas di negara bagian Victoria), kalo
di Indo mungkin namanya Ditlantas, tapi Ditlantas ga ngurus pembuatan SIM. Lalu
polisi di sini kerjanya ngapain? Di sini polisi urusannya berkaitan dengan
kriminal dan pelanggar aturan, misal razia SIM dan kadar alkohol pengemudi,
atau bikin SKCK tanpa dipungut bayaran.
Ngomongin
bikin SKCK, dulu saya sempet lagi ngantri mo bikin SKCK. 2 Orang di depan saya
yang sedang dilayani meyakinkan saya kalo dia orang Indo karena dari aksen bahasa
Inggrisnya dan passpor nya yang berwarna hijau bergambar garuda. Bikin SKCK
harus bawa passport karena polisi akan cek nama kita di sistem pemerintahan nya
apakah orang ini berkaitan dengan kriminal atau nggak, contohnya visanya udah
kadaluarsa, alias ilegal. Setelah dilayani dan membereskan berkas2nya, pria
tersebut terlibat komunikasi dengan sang polisi:
Pria : Berapa semuanya?
Polisi : Berapa? Maksudnya?
Pria : Ini semua, stempel, dsb...
Polisi : Ga perlu, gratis.
Pria : Gratis??? (keheranan)
Hahahaha,
ga usah si mas itu, saya aja waktu pertama kali heran di sini banyak nemu hal2
yang gratis yang kalo di Indo malah di suruh bayar. Contoh aja masuk Royal
Botanical Garden yang suasananya kira2 kaya Kebun Raya Bogor tapi versi 2-3x lebih
bagus, gratis.
Ok,
balik lagi ke cerita tentang SIM. Jadi sejak Oktober 2012 saya sudah berhasil
mendapatkan SIM L untuk pemula hanya dalam sekali tes dengan membayar $50 (kalo
ga salah). Nilai saya waktu itu 84% dimana syarat minimum kelulusan adalah 75%.
Tiap hari saya latihan dari link yang udah disediakan oleh VicRoad di sini: http://webapps.vicroads.vic.gov.au/vrne/vrlpq.nsf/start?OpenForm dimana pertanyaan yang keluar di waktu
ujian 95% persis. Jadi lebih efektif belajar dengan menjawab pertanyaan dari
pada belajar dari buku manual yang dijual oleh VicRoad atau bisa download dari
internet. Inti dari tes ini adalah kita para kontestan SIM L diajak untuk
belajar rambu2 dan peraturan lalu lintas Australia. 98% peraturannya sama kaya
di Indo, hanya saja karena orang Indo ga biasa mentaati rambu2 jadi seringnya
ga tau maksud/arti dari rambu yang bersangkutan.
Menurut
peraturannya dengan SIM L tersebut kita diharapkan belajar praktek menyetir
mobil sambil memanfaatkan pengetahuan tentang rambu2 dan peraturan2 lalu lintas
yang sudah kita ketahui setidaknya 3 bulan. Dengan SIM L tersebut kita dilarang
menyetir mobil sendirian. Harus ada yang mendampingi kita pada saat pemegang
SIM L berada di belakang kemudi. Siapakah yang layak mendampingi pengemudi SIM
L? Mereka yang memiliki SIM Full (akan saya jelaskan SIM Full di belakang).
Setelah
mendapatkan SIM L saya memutuskan untuk membeli mobil sekalian untuk latihan
sendiri, belanja, bawa Eog, anak saya, ke Klinik untuk imunisasi, serta urusan2
lainnya. Lho, tadi bilangnya kalo yang memegang SIM L harus didampingi oleh pemegang
SIM Full sementara saya yang mendampingi adalah istri kadang malah sendirian. Istri
saya ga bisa nyetir yang artinya SIM pun tak ada. Kalo ketemu polisi udah barang
tentulah saya akan ditilang denger2 sekitar $200 dan saya ga bisa bikin SIM P
selama setahun kedepan. 28 tahun tinggal di Indo sulit sekali menghilangkan
budaya melanggar peraturan. Rasanya kalo ga melanggar aturan itu kok ga mirip
orang orang Indo, kurang “Nasionalis” rasanya, hehehe (ngeles aja lu ter!).
3 Bulan
berlalu dengan belajar nyetir sendiri meyakinkan saya untuk mendaftarkan diri
untuk tes SIM P. P yang merupakan singkatan dari Probationary yang artinya
kurang lebih “masa percobaan”, memiliki 2 macam warna P Hijau dan P Merah. P
Hijau diperuntukan bagi mereka yang berumur lebih dari 25 tahun sementara P
Merah diperuntukan bagi mereka yang berumur 25 tahun atau lebih muda. Mereka pemegang
P Merah harus melewati 120 jam menyetir tanpa melakukan pelanggaran setelah itu
barulah mereka bisa mendapatkan P Hijau yang harus dipegang selama 3 tahun
tanpa melakukan pelanggaran. Jika melakukan pelanggaran dan terkena tilang, maka
“masa percobaan” nya akan semakin lama. Kenapa P Merah harus melewati 120 jam
menyetir terlebih dahulu? Ini ada kaitannya dengan budaya. Di Australia budaya
minum alkohol dan mabuk sudah menjadi hal biasa. Walaupun budaya, tapi
pemerintah tetap mengutamakan keselamatan sehingga mereka yang memiliki kadar
alkohol dilarang untuk dibelakang kemudi. Kecenderungan mereka yang melanggar
aturan alkohol adalah mereka yang berumur 25 tahun ke bawah, karenanya 120 jam
tersebut harus dilewati terlebih dahulu untuk mendapatkan P Hijau. Selama memegang
SIM P, baik P Hijau maupun P Merah, si pengemudi wajib menempelkan stiker/plat
pada mobil nya bertuliskan “P” pada plat berwarna hijau (untuk P Hijau) atau
merah (untuk P Merah).
Setelah 3
tahun memegang P Hijau, barulah SIM Full (Full Lisence) bisa didapatkan. SIM
Full inilah yang saya maksudkan sebelumnya yakni pengemudi yang diperbolehkan
untuk mendampingi mereka yang baru belajar menyetir. Lalu apakah dengan SIM
Full ini anda serta merta bebas dari pengawasan? Tentu saja tidak. Pemegang SIM
Full bisa mendapatkan penalti dengan penarikan SIM apabila melakukan
pelanggaran yang dinilai terlalu berat, salah satunya adalah mengemudi setelah
menenggak minuman keras. Ancaman tidak boleh menyetir (karena SIM telah
dicabut) adalah ancaman yang sangat memberatkan karena Australia bukanlah
negara yang padat penduduk sehingga banyak daerah2 yang berpenghuni atau tempat
bekerja yang belum terjamah oleh transportasi umum.
Bisa dibayangkan
jika Indonesia menjiplak sistem ini dalam hal untuk mendapatkan SIM, dijamin
penataan lalu lintas lebih teratur, pengemudi pun jauh lebih tertib. Karena
sulitnya untuk mendapatkan SIM Full ditambah lagi waktu yang cukup panjang (3
tahun) untuk membuat para pemegang SIM P memiliki kebiasaan mentaati peraturan.
Bisa dibayangkan efek jangka panjangnya, terutama bagi kota besar seperti
Jakarta, sistem ini akan amat sangat berperan besar menjadikan Jakarta kota
yang tertib. Tapi apakah semudah itu diterapkan? Hmmm, tentu saja tidak. Sistem
ini harus didukung oleh pihak2 yang mau bekerjasama untuk bersikap jujur dan
jauh dari korupsi terutama instansi kepolisian sebagai badan yang menerbitkan SIM.
Dan satu
hal lagi, warga Australia tidak mempunya KTP, mereka menggukan SIM sebagai
kartu identitas mereka. Alamat yang tertera di SIM harus benar karena jika
tidak SIM tersebut akan dicabut. Jadi kalo Indonesia menduplikasi sistem ini, 2 aspek langsung terselesaikan. Data kependudukan
dan tata tertib lalu lintas. Ada baiknya sistem ini diterapkan di kota kecil
terlebih dahulu, setelah itu barulah kota2 di sekitarnya menduplikasi. Lambat laun,
pastilah Indonesia memiliki penduduk yang bermoral dan beretika, terutama
ketika menyetir.
Harapan tinggal harapan, jika kita hanya
bisa berharap dan tidak melakukan tindakan...
1 komentar:
thank's for your information and i like for your post
do you wanto visits me a site into obat penyakit stroke or obat penyempitan pembuluh darah
Posting Komentar