About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Jumat, 23 November 2012

Mengunjungi Eog

Berikut ini adalah para kerabat dan keluarga yang pernah datang berkunjung untuk menjenguk Eog, si boncel aktif yang super kuat dan ga bisa diem.

Sebagian besar dari mereka belum kenal kami sebelumnya, namun kami jadi dekat seperti saudara karena intensitas pertemuan dan perasaan kagum akan pengalaman hidup yang menginspirasi.

Baiklah, kita mulai dari kunjungan Eog ketika masih di rumah sakit, waktu baru aja brojol. Posisi pertama di pegang oleh Maria Goretti Meiliani atau kami biasa memanggilnya Meili. Calon ibu babtis Eog ini menyempatkan membeli bunga mawar putih dulu sepulang kerja beserta pot nya yang terbuat dari gelas kaca sebelum datang berkunjung satu hari setelah Eog lahir.

Kristina, Meili, Eog
Posisi kedua di pegang oleh Dewi. Cewek asal Magelang sekaligus teman kuliah saya dan Kristina waktu di Atma Jaya Yogya ini menyempatkan berkunjung ke rumah sakit keesokan paginya setelah kunjungan Meili sebelum dia berangkat kerja.

Kristina, Eog, Dewi
Karena dia tipe Plegmatis, jadi dia agak kesulitan dalam hal memilih kado. Bahkan ada beberapa kali dia mau membelikan kado buat temennya, buntut2nya sering banget dia malah nyesel setelah membeli karena baru sadar kalo barang yang dia beli ga bermutu katanya. Jadi dia memutuskan daripada salah beli lebih baik kasi duit aja. $85 yang dikasi Dewi sama Kristina dibeliin bouncer yang harganya $200an 

Bouncer hasil subsidi silang dari Dewi
Dan posisi ketiga ditempati oleh Daniel Tri Harezza atau biasa kami panggil Reza. Calon bapak babtis Eog ini datang bersama Meili sang calon ibu babtis di hari yang sama dengan kedatangan Dewi, tapi mereka dateng pas malamnya. Nama Deogratias sebagai nama babtis Eog adalah pemberian dari mereka.

Meili, Eog, Reza
Dan berikut ini kado dari mereka:
Tas ini tadinya isinya penuh, berhubung waktu kadonya dikasi saya lupa foto, jadinya saya ambil foto pas sempet aja. Alhasil keambil pas sebagian baju Eog lagi dicuci. Seperangkat alat perang buat bikin Eog enjoy, dibeliin semua sama Reza waktu pulang ke Indo. 



Jadi ceritanya beberapa hari sebelum Eog lahir, Reza terpaksa harus pulang Indo karena mamanya sakit dan dia diminta pulang sama abangnya. Pas mau balik ke Ausie lagi, kami titip beberapa baju buat Eog, celana, perlak, selendang buat gendong, gurita, popok kain, kutang, dll. Eh, pas dikasi barangnya Reza nya malah ga mau diganti, katanya jadi kado buat Eog aja. Wah, wah... Kalo diitung2 kayanya Reza abis Rp1,5jutaan nih buat beliin ini semua.

Demikian 3 posisi teratas yang menjambangi Eog langsung di rumah sakit. Posisi-posisi berikutnya adalah posisi kunjungan ketika Eog sudah sampe di rumah. 

Dicky dan Charleen
Posisi keempat diduduki oleh Dicky dan Charleen. Dicky ini temen persekutuan mahasiswa saya, Kristina, dan Dewi waktu kami masih aktif sebagai mahasiswa tulen di Atma Jaya Yogyakarta. Merupakan kejutan buat kami waktu kami dateng ke Melbourne ternyata Dicky juga di Melbourne. Nah, gadis cantik yang duduk di sebelah Dicky ini adalah Charleen, pacar Dicky dari China. Saya kurang tau gimana ceritanya mereka bisa saling kenal. Kalo ga salah nangkep Charleen sempet bilang kalo dia bisa bahasa Jepang juga. Keren banget ya... 

Kado dari Dicky dan Charleen
Dan foto berikut ini adalah kado pemberian dari mereka. ada 2 stel baju yang sekarang nyaris tak muat lagi di badan Eog karena pertumbuhannya yang kelewat drastis cepat dan satu selimut dengan kepala monyet di bagian sudutnya yang selalu berbunyi kerincingan tiap kali kepala monyetnya bergerak.

Pengunjung berikutnya yang menempati posisi kelima adalah Jess dan Suman. Orang India dari kampung ini terbilang baik dibanding India2 pada umumnya. Mereka termasuk India yang tau diri, bersahabat, dan ga belagu seperti India2. Mungkin karena mereka dari kampung kali ya. Di Indo juga gitu kan? Mereka yang dari kampung pasti lebih ga belagu ketimbang mereka yang udah kenal sama kejamnya kota Jakarta.

Jess dan Suman yanga pernah senyum di foto
Ini adalah kali pertama Jess dan Suman mengunjungi kami setelah sekian lama kami yang selalu mengunjungi mereka di Frankston. Bisa dimaklumin sih mereka ga pernah ngunjungin karena setiap hari mereka kerja dari pagi sampe malem, tidak ada hari libur, sementara perjalanan dari FrankstonGinifer - Frankston bisa memakan waktu 4-5 jam. Karenanya mereka bela2in dateng berkunjung demi melihat Eog yang dianggap sebuah momen bersejarah.

Kado dari Jess dan Suman
Kunjungan mereka malam itu diakhiri dengan makan malam bersama, seperti halnya mereka selalu menjamu kami setiap kali kami berkunjung ke rumah mereka. Dan tentu saja menunya tidak mengandung daging dan telur karena mereka vegetarian. Dan menu vegetarian yang kami sajikan ke mereka adalah makanan khas Indonesia, yaitu gado-gado.

Eog bareng Jam
Posisi keenam ditempati oleh Jam Corina Rillorta Sotelo, biasa kami panggil cukup Jam. Perempuan asal Philipina yang udah jadi warga negara Australia ini adalah teman kerja Kristina di panti jompo. Jam yang sedang kuliah nursing ini ternyata punya hobi nyanyi dan dancing RandB. Punya band juga yanberanggotakan 3 orang (termasuk dirinya), kakak perempuannya dan adiknya. Video2 dari lagu dan dancing mereka pun udah lomayan banyak yang di upload di youtube. Oya, Jam ada kasi angpao $20 lho. Lomayan bisa buat beli popok, hihihi...


BarenTante Iing dan Vincent
Yang berikutnya adalah posisi ketujuh, Tante Iing dan Vincent sang keponakan. Mereka berasal dari Surabaya. Tante Iing dateng ke Ausie karena sponsor dari saudaranya. Sementara Vincent sekarang statusnya Permanent Residence yang didapat dari kuliah S2 Accounting. Kami kenal mereka di salah satu persekutuan di gereja katolik paroki Sacred Heart, St. Albans. Sebelumnya sebenernya tante Iinudah pernah dateng beberapa kali dan membawakan ayam arak buatan dia sendiri buat Kristina, kasi baju buat Eog, dan mainan. Tapi baru kali ini kena jepretan foto karena baru kedatangan kali ini Eog dikeluarin dari kamar. Sebelumnya, tiap kali tante Iing dateng, Eog pasti lagi tidur.

Dari Vincent dan Tante Iing
Ember mandi buat Eog dibeliin sama Vincent. Dengan ukuran yang lebih besar dari yang sebelumnya kami punya. Terus tante Iing juga ada beliin gambar Yesus buat pajangan di dinding. Katanya, keluarga katolik masa' ga ada foto Yesus nya? Hehehe... Alasannya klise sih. Tapi lebih baik daripada dinding rumah kaya di rumah sakit, putih semua. 


Yang berikutnya di posisi kedelapan ada Roman dan Patricia. Awalnya saya kenal Patricia dulu, dikenalin sama Percy Corejo temen persekutuan di paroki St. Augustine. Percy merasa kasian sama saya yang tiap kali pulang persekutuan terlalu malam dan besok pagi nya masih harus kerja, jadi dia kenalin saya ke Patricia untuk ikut persekutuan dia di paroki Secret Heart yang jaraknya lebih deket dari rumah. Nah, dari situ saya kenal tante Iing dan Vincent juga yang kebetulan sama2 dari Indo. Patricia asalnya dari Singapore, orangnya seneng banget ngomong. Mungkin kalo saya anaknya pasti udah ngerasa "Ih bawel amat sih?" Tapi karena kami teman, mungkin ada batasan2 yang harus dia kontrol, mungkin lho. 

Karena kebawelan Patricia ini, saya jadi tau hampir semua cerita tentang dia. Terutama tentang mukjizat2 yang dia alamin. Keren banget deh kalo denger cerita dia. Banyak hal yang tadinya ga mungkin terjadi, eh cuma gara2 doa doank. Iya cuma "doa", langsung keadaan berubah 180 derajat. 

Anyway, Roman, suaminya yang ada di sebelahnya itu, adalah suami keduanya. Suami pertama nya meninggal beberapa tahun yang lalu. Roman berasal dari Polandia yang bekerja sebagai guru bahasa Polandia. Tapi saya lupa dia ngajarnya dimana, hehehe...

Suster Judith
Yang berikutnya diposisi kesembilan ada Suster Judith, suster yang ngurusin administratif dan tata cara pembabtisan Eog hari Minggu nanti. Kami sempet ngobrol2 sebentar yang ternyata suster Judith ini cukup unik orangnya. Dia sama sekali ga punya hasrat untuk jalan2. Apalagi setelah mendengar keponakannya yang pernah jalan2 ke Thailand bulan Mei lalu keracunan makanan di sana. Sampe sekarang keponakannya tersebut masih sering muntah dan sakit akibat keracunan makanan tersebut. Hal itu menambahkan list alasan bagi dia untuk menghindari yang namanya travelling.

Yang kesepuluh, Emaknya Eog sendiri. Tapi berhubung Emaknya baru datengnya besok pagi jadi fotonya belum di upload. Tapi si Emak dimasukin list dulu biar kagak lupa. Soal foto nanti akan saya update lagi. 

Terimakasih ya semua, atas kunjungan, doa dan kado2nya. Semuanya memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kami. Cheers...

1 komentar:

Kisah sukses mengatakan...

ASSALAMU’ALAIKUM
Permisi Kepada Admin Dan Teman Yang On’line di Blog ini Sedikit Saya Ingin Berbagi Cerita Tentang Kisah Sukses Saya Jadi TKI Kontrak di Jepang.
Perkenalkan Nama Saya Ridwan Topik Budiman Asal Dari Samarinda (Kal-tim). Disini saya akan bercerita kisah sukses yang menjadi kenyataan mimpi saya. KEGIATAN SEBELUM MENGIKUTI PROGRAM Seperti para pemuda umumnya dan dengan kondisi ekonomi orang tua saya yang pas-pasan saya ikut merasa prihatin dan menghendaki adanya perubahan ekonomi dalam keluarga saya. Saya lahir di salah satu kampung terpencil di kota Samarinda (kal-tim), dimana struktur tanah tempat kelahiran saya adalah pinggir laut dengan mata pencaharian masyarakat sekitar bagang dan empang , Pengorbanan keluarga yang selama mendidik membina dan membiayai hidup saya selama ini tak cukup hanya sekedar saya mengikuti jejak orang tua saya menjadi seorang nelayan, saya harus membuktikan kepada keluarga untuk menjadi yang terbaik, tetapi dimana dan bagaimana? Sisi lain saya tau saya hanya lulusan SLTA sedangkan lowongan pekerjaan hanya diperuntukan bagi lulusan Diploma dan Strata 1, Pada pertengahan tahun 2015 saya bertemu dengan seorang teman lama mantan TKI di jepang pertemuan saya di Jalan muara badak SAMARINDA kal-tim, Dia memperkenalkan saya dengan salah satu pejabat BNP2TKI PUSAT yang pernah membantu dia sewaktu di jakarta, Beliau adalah sekertaris utama di kantor BNP2TKI pusat jakarta, atas nama bpk DRS HERMONO, Alamat kantor beliau Jalan MT Haryono Kav 52, Pancoran, Jakarta Selatan 12770 kantor BNP2TKI pusat, Dan Teman Saya Memberikan No Kontak Hp Bpk Hermono di Nomor 0853-9845-2347, dan saya mencoba menghubungi tepat jam 5 sore, singkat cerita sayapun menyampaikan maksud tujuan saya, bahwa sudah lama saya mengimpikan bisa bekerja di japang. Beliau'pun menyampaikan siap membantu dengan bisa meluluskan dengan beberapa prosedur , saya rasa prosedur itu tidak terlalu membebani saya. Dari sinilah saya menyetujui nya, yang sangat membuat Aku bersyukur adalah bahwa saya diminta melengkapi berkas untuk saya kirim ke akun email beliau dan sayapun disuruh menyiapkan biaya pengurusan murni sebesar Rp. 22.500.000. Inilah puncak kebahagiaan saya yang akhirnya bisa menginjakkan kaki di negeri sakura japang. Akhirnya saya mendapat panggilan untuk ke jakarta untuk dibinah selama 2 minggu lamanya, saya hanya diajarkan DASAR berbahasa japang. Makna yang terkandung didalamnya sangat luar biasa dirasakan oleh saya, tanggung jawab, disiplin, berani dan sebagainya merubah total karakter saya yang dulu cengeng dan kekanak-kanakan, walau kadangkala saya masih belum begitu yakin apakah saya bisa berangkat Ke Jepang dengan baik, akhirnya saya mendapat Contrak kerja selama 3 tahun lamanya di bidang industri. Rasa pasrah dan khawatir menghinggapi saya saat itu, seorang anak kampung berangkat ke Jepang dengan menggunakan pesawat terbang yang sebelum belum pernah saya rasakan sebelumnya. Jangankan naik di atas pesawat melihat dari dekat’pun saya belum pernah sama sekali, Di Bandara Soekarno Hatta kami di temani oleh petugas Depnakertrans dan IMM Japan untuk melepas keberangkatan kami, rasa haru dan air mata sedih berlinang di pipih saya pada saat di izinkan prtugas untuk pamit kepada keluarga yang kebetulan saya diantar oleh paman saya, kami saling berpelukan dan mohon salam dan restu dari orang tua dan keluarga. MASA MENGIKUTI PROGRAM KEBERANGKATAN DI JEPANG Setibanya di NARITA AIRPORT Jepang, kami di jemput oleh petugas IMM Japan yang ada di sana, dan kami diantar ke Training Centre Yatsuka Saitama-ken untuk mengikuti pembekalan sebelum di lepas ke perusahaan penerima magang di Jepang. jika anda ingin seperti saya anda bisa mencoba untuk menberani’kan diri menhubungi Bpk SEKERTARIS UTAMA BNP2TKI, BPK DRS HERMONO. Ini No TLP/HP Beliau: 0853-9845-2347 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi sebuah kenyataan. TERIMA KASIH