Ampun
dah, di kepala banyak banget cerita yang harus dituangkan di blog ini. Tapi apa
daya tak ada waktu yang luang untuk berceloteh ditambah lagi mood yang kadang
naik kadang turun, memang memainkan peranan penting untuk munculnya postingan
baru. Kali ini saya mau bercerita tentang Australian Day yang tepatnya jatuh
tiap tanggal 26 Januari (ya amir, lambai pisan. Ceritanya udah alot deh). Gpp
ya, setidaknya itu kan sebuah momen, karena momen ga bisa diulang sementara
memori otak terbatas.
Ceritanya
singkat aja deh, ga akan lama2 supaya waktunya efisien, siapa tau bisa dapet
lebih dari satu postingan. Sebenernya Australian Day kali ini adalah Australian
Day yang ke-dua yang kami alami di sini. Hanya saja yang pertama dulu kurang
berkesan karena saya masih bekerja di restoran yang udah barang tentu kalo hari
libur malah diharapkan untuk kerja. Apalagi Australian Day tahun lalu jatohnya
pas hari kamis, dimana jadwal kerja saya waktu itu adalah Senin-Jumat.
Yup
Australian Day ini termasuknya hari libur Australia. Hari dimana seluruh warga
negara Australia merayakannya sebagai hari jadi Australia. Australia ga bisa
menamakannya sebagai Hari Kemerdekaan karena Australia tidak pernah dijajah
oleh siapa pun. Jadi kalo dinamakan Hari Kemerdekaan, merdeka dari siapa? Tidak
ada kan. Karenanya ditetapkan tanggal 26 Januari sebagai hari dimana benua
Australia ini ditemukan oleh seorang pelaut yang diutus oleh kerajaan Inggris,
James Cook.
Australian
Day tahun ini jatuh pada hari Sabtu. Nah, budayanya orang OZ (baca: ozi),
sebutan untuk warga negara Australi, kalo hari libur nasional jatuhnya pas
sabtu atau minggu, dimana para pekerja normalnya akan libur juga pada hari itu,
maka di hari Senin nya akan diliburkan sebagai peringatan hari nasional
tersebut, namun perayaannya tetep aja pas hari H. Ya istilahnya mah ga mau rugi
lah. Kalo judulnya hari libur nasional jadi harus ada pengurangan hari kerja.
Apakah Indonesia mau mempraktekan? Hmmm, saya ga yakin bisa dikabulin, lantaran
hari libur nasional di Indo banyak banget. Di Ausi, hari libur nasionalnya
sedikit lho. Seinget saya Cuma ada 5. Selain Australian Day, ada Natal, Jumat
Agung (Paskah), Hari ulang tahun Ratu Inggris, Melbourne Cup.
Di Indo
lebih beruntung kan liburnya lebih banyak. Tahun baru Cina aja libur, Tahun
Baru Islam juga, lalu ada Natal, Paskah, Waisak, Idul Fitri, Idul Adha, Nyepi.
Eh, Idul Adha sama Tahun baru Islam sama ga ya? Hehehe, maap, saya lupa.
Harusnya sih di Indo warganya lebih bisa menghargai agama lain ya karena
dirayakan dan dijadikan hari libur nasional. Apalagi dulu waktu sekolah
diajarin bahwa kita harus bertoleransi dengan mereka yang beragama lain.
Seperti yang disampaikan juga oleh para 9 Wali yang menyebarkan agama Islam di
Indo.
Australian
Day ini kami rayakan di tempet kerja Kristina, sebuah panti jompo di seberang
rumah. Mereka menamakan acaranya “Animal
Farm”, mereka menghadirkan
binatang2 yang biasanya dipelihara di area lahan pertanian. Ada kuda tapi
diwakili oleh kuda poni yang bisa kita elus2 karena keliatan unyu2 gitu, ada anjing
gembala yang bisa atraksi dansa koboi, acara ngasi makan ayam dan kambing, ada
kelinci yang gedenya ampir sama segede Eog, dan foto2 bareng kancil, binatang
kecil yang larinya kenceng dan ada totol2 puting di badannya.
Ya
namanya juga panti jompo jadi isinya kakek2 dan nenek2 yang udah mirip anak2.
Disuguhin kelinci, kancil dan kuda poni pun mereka kesenengan untuk ngelus2 dan
peluk2. Pas di tengah2 acara ada salah satu perawat memergoki Dede (bukan nama
sebenernya) seorang nenek yang hobinya nyolong, didapati seekor kelinci
dimasukin ke troli alat bantu jalannya. Untungnya kelincinya berhasil direbut
balik tanpa perlawanan dari Dede. Saya juga heran kenapa kelincinya dicolong
sama nenek Dede, padahal dia aja ga bisa ngurus dirinya sendiri, masih mo punya
hewan piaraan lagi. Wah, gimana nasib si kelinci ya kalo jatoh di tangan nenek
Dede? Mungkin mati kelaparan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar