About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Senin, 03 Juni 2013

Prosesi Pembuatan E-KTP

03 Juni 2013

Pagi ini saya dan istri sampe kantor Kecamatan Priuk Tangerang dengan sedikit was2 karena kami sampe sana pk. 8.30 pagi dimana kantornya buka pk. 8.00. Saya khawatir udah banyak yang ngantri dan proses penyelesaian e-ktp kami semakin molor. Kristina mengejar waktu karena harus berangkat ke airport pk. 11.00. 

Pas masuk di lobi ternyata masih sepi pengunjung. Wah saya pikir bagus nih, bisa selesai cepet. Maju sedikit dari lobi kami menuju loket pembuatan e-ktp nya. Weleh-weleh, tak ada orang sama sekali di loket tersebut. Yang ada hanya 2 orang di meja belakang loket yang sedang asyik mainan hp dan 2 orang lagi di belakangnya yang sedang asik baca koran. Celingak celinguk kurang lebih 5 menit, berdiri tanpa pelayanan dan tanggapan, seorang petugas akhirnya menyadari kalo ada tamu. Petugas yang baca koran sepertinya udah menghabiskan koran pagi itu jadi dia ga ada kerjaan lain selain melayani kami. Konyol juga, kenapa ga petugas yang di meja depan yang sadar ada tamu?

Petugas (P)
Saya dan istri - Kami (K)

P: ada perlu apa?
K: mau bikin e-ktp, pak.
P: Fotocopy KK nya ada?
K: ada pak... Ini (sambil menyerahkan fotocopy KK)
P: tolong dicek lagi apa keterangan di KK ini sudah benar?
K: (... Mengecek... ) sudah, pak

Lalu petugasnya langsung ngacir tanpa separah kata pun sambil bawa KK kami. Kami yang masih di loket bingung, ini petugasnya masih membutuhkan dokumen2 lainnya kah, atau mau menanyakan sesuatu lagi kah, atau akan kembalikah dia dengan formulir yang harus saya isi, atau mau kami menunggu di kursi tunggu? "Keramahan" yang luar biasa ini mulai membuat saya kesal. Saya cuma bisa geleng2 dalam hati, "PNS oh PNS... Kerjamu hanya duduk2 melamun tak karuan. Memakan keringat rakyat yang mati2an bejuang hidup untuk sesuap nasi. Sementara kau mengurus administrasi saja lambat" (Maaf ya Ria, berhubung kamu PNS, semoga saja kamu ga seperti yang aku keluhkan di sini).

Kebetulan ada petugas lain yang hendak melewati loket, dia melihat saya dan dengan sedikit kepekaannya bertanya:
P: ada perlu apa?
K: mau bikin e-ktp. 
P: fotocopy KK nya bawa?
K: udah saya kasi ke bapak yang (ga beretika) itu.
P: o, silahkan ditunggu, nanti dipanggil.

O, nunggu to. Kenapa ga ngompol (red: ngomong) dari tadi? Apa susah ya untuk bilang "Silahkan ditunggu"? Atau bapak tadi lagi badmood karena semalem ga dikasi "jatah" sama ceweknya? 

10 menit berlalu menunggu panggilan dengan harapan bisa selesai hari ini. Setidaknya bisa ambil foto. Namun logika mulai jalan. Kami yang datang pagi begini, dimana kantor kecamatan sialan ini sama sekali ga terlihat sibuk, masa' ga dipanggil-panggil sih? Orang yang di dalam itu ngapain?

Ditengah munculnya pertanyaan tersebut, keluarlah petugas perempuan. Ketika melihat kami si ibu langsung nanya mo ngapain. Bikin e-ktp, bu, jawab saya. Oya ditunggu aja, nanti dipanggil, kata si ibu.

Ok, baiklah. Akhirnya kami tunggu lagi. 5 menit kemudian Kristina yang udah ga suka dengan situasi ini bikin saya penasaran saya menunggu apa sih? Ga jelas. Berkas saya tadi dibawa masuk ke dalam ruangan itu. Namun ruangan itu dihuni sama ibu tadi aja yang udah keluar ke loket pelayanan. Artinya berkas saya ga diapa-apain dan saya menunggu sesuatu yang ga jelas. Untunglah saya tipe yang nyebelin yang mau tau semuanya dengan jelas dan detail. 

Akhirnya saya langsung menuju loket pelayanan tempat dimana saya pertama dateng tadi dan menanyakan ke si ibu:

K: sampe kapan ya bu nunggunya?
P: operatornya belom dateng, ditunggu aja.
K: operatornya dateng jam berapa?
P: (mulai agak kesal karena ditanya2, lalu menjawab dengan ketus) operatornya lagi sakit, ga tau dateng jam berapa, mungkin ga dateng. Kalo ga mau nunggu besok2 aja bikin nya.

WHAT THE FUUUCCCKKK!!!
Apa2an ini? Saya disuruh nunggu orang sakit yang datengnya (mungkin) besok (atau lusa, atau cuti sakit seminggu). Maksudnya apa saya disuruh nunggu? Bikin kemah di kecamatan priuk goblok ini sampe dipanggil? Anjing beneran lu PNS. Buang2 waktu gw yang berharga. Gw udah bela2in bangun pagi cuma demi e-ktp yang kagak bisa dicopi dan scan berkali-kali. Kalo bukan demi stnk motor gw ga bakalan mau bikin e-ktp yang a berguna ini. 

Alhasil gw tinggalin aja tuh kecamatan amburadul dan sama sekali ga berharap gw punya e-ktp. Mana ada sih sejarahnya pelayan kok lebih sengak dan belagu dari majikannya? PNS itu kan pelayan masyarakat. Rakyat itu majikannya karena taat bayar pajak buat bayar para pelayan ini. Tapi pelayan nya malah belagu, sok, seolah2 dia rajamya di kantor itu. Mati aja lu semua!!!

Tidak ada komentar: