About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Minggu, 24 Agustus 2014

Gerhana Bulan

Ada yang bilang katanya ciri2 orang yang lagi seneng adalah mereka melupakan segalanya dan fokus pada hal yang sedang mereka gandrungi. Seperti halnya juga blog ini, yang tujuan awalnya saya bikin adalah sebagai wadah curahat hati saya. Tapi dikarenakan terlalu sibuk dan happy, alhasil blog ini tak pernah ter-update dengan teratur.

Akhirnya saya mencoba gali foto2 yang pernah terjadi dari sejak apdetan blog terakhir tentang Melbourne Museum sampe sekarang, ujubile ajimasa’it…  Ada lebih dari 20 momen yang terabaikan di folder foto dan tak terbagikan dengan rekan2 pengunjung setia blog ini. Hal ini sebenernya sedikit menyalahi aturan yang telah saya buat yakni “Happiness is real when it shared” yang tertulis di halaman muka blog. Maksud hati ingin selalu berbagi hal yang membahagiakan itu dengan rekan2 namun apa daya kesibukan dengan si Eog (bocah ingusan hasil benih saya) dan hobi yang mencandukan membuat saya sedikit mengabaikan blog ini (Alasan saja...!)

Baiklah kita mulai dari momen pertama yang terabaikan, yakni Gerhana Bulan 15 April 2014. Ada yang masih ingat? Atau malah tak nyadar kalo pada tanggal itu ada gerhana bulan? Wkwkwk… dimaklumi sih karena fenomena ini memang hanya terlihat di bagian timur Indonesia paling selatan dan itupun terlihat setelah gerhana totalnya selesai akibat ‘jam tayang’ yang tidak singkron dengan posisi negara Indonesia.

Kalau menurut mitos dan dongeng anak-anak di Jepang, bulan konon ditinggali oleh kelinci yang selalu menumbuk kue mochi. Masyarakat Jepang melihat bagian bulan yang sedikit gelap (terutama terlihat ketika bulan purnama) adalah bentuk kelinci yang sedang menumbuk mochi. Mari kita sedikit berdongeng ria:

Alkisah di suatu hutan hiduplah 3 ekor binatang, yaitu seekor monyet, seekor rubah, dan seekor kelinci. Ketiganya bersahabat baik dan merupakan binatang yang baik hati. Melihat ketiga binatang tersebut, dewa penjaga bulan menjadi penasaran. “Siapa diantara mereka yang paling baik?” pikirnya. Sang dewa lalu turun ke bumi dan mengubah dirinya supaya terlihat seperti pengemis tua. Ia menghampiri ketiga binatang tersebut dengan tertatih-tatih. “Saya sangat lapar dan sudah berhari-hari tidak makan. Kasihanilah orang tua ini,” kata sang dewa. Melihat pengemis yang kelaparan, ketiga binatang itu jatuh kasihan. Monyet segera memetik buah-buahan di hutan sebanyak yang ia bisa dan memberikannya kepada pengemis tersebut. Sementara rubah mengumpulkan ikan sebanyak-banyaknya untuk si pengemis. Namun kelinci tidak bisa mengumpulkan apa-apa. Ia tidak bisa memetik buah diatas pohon yang tinggi maupun menangkap ikan di sungai. Kelinci menjadi sedih, namun ia tak putus asa. Ia meminta tolong kepada monyet dan rubah untuk membantunya mengumpulkan ranting dan kayu kering. Kemudian ia membuat api dan membakar kayu-kayu tersebut. “Maaf aku tidak bisa mengumpulkan apa-apa,” kata kelinci. “Namun aku tidak akan membiarkanmu kelaparan. Aku akan masuk ke dalam api, setelah matang makanlah dagingku supaya kamu tidak lapar lagi.” Tanpa sempat dicegah oleh monyet dan rubah, kelinci segera melompat ke dalam api untuk membakar dirinya sendiri. Namun dalam sekejap sang dewa menyelamatkan kelinci dan menampakkan wujud aslinya. “Kau tidak perlu membakar dirimu, wahai kelinci. Sebenarnya aku adalah dewa penjaga bulan. Ketulusan dan kebaikanmu membuatku terharu. Ikutlah denganku ke bulan untuk menemaniku.” Sejak saat itu, kelinci tinggal bersama sang dewa. Ia melayani sang dewa dan mengawasi bumi dari kejauhan. Bila monyet dan rubah merindukan sahabatnya, mereka memandang bulan di langit untuk melihatnya. Dan bila bulan purnama tiba akan terlihat si kelinci yang sedang membuatkan mochi untuk sang dewa.

Sebenernya pada tanggal yang sama juga saya berulang tahun yang ke-31. Ini momen belum pernah terjadi dalam hidup saya, pas ulang tahun kadonya Gerhana Bulan, keren bingit... Ketika itu istri sempat belikan kue tar dari toko terdekat sih dan merayakan tiup lilinnya sambil diganggu Eog. Pengen rasanya umur saya balik lagi jadi 17 tapi saya ga mau balik ke masa itu, cukup umurnya saja. 

Untuk foto2 lengkap pada waktu gerhana bulan, silahkan kunjungi Face Book saya. Gerhana bulan yang terambil dari kamera saya agak sedikit terlambat, dikarenakan pada waktu gerhana total, di sini masih sedikit cerah dan terang jadi ga keliatan. Beruntungnya beberapa menit setelah Total suasana mulai remang2 dan alhasil inilah foto terbaik yang bisa saya bagikan. Selamat menikmati bagi mereka yang belum pernah melihat gerhana bulan seperti saya. 

http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php/13877-Kelinci-Penunggu-Bulan?p=389237#post389237

Tidak ada komentar: