Waduk Penampungan Air |
Ini cerita pada tanggal 5 Juli 2014 yang lalu
dimana kami sekeluarga jalan2 bareng temen kerja Kristina orang India. Namanya
Inderpal yang kebetulan punya anak yang seumuran dengan Eog namanya Arsh (cewe).
Anak2 kami cukup akrab sejak Kristina dan Inderpal saling kenal. Sekedar info,
Inderpal adalah perempuan. Saya merasa perlu menginfokan ini dikarenakan nama
India tidak familiar di telinga orang Indo jadi sulit membayangkan gendernya.
Suburb Marysville |
Ini adalah perjalanan pertama kalinya bagi saya
bersama keluarga lainnya. Saya yang dari luar sering basa basi sama orang
(begitulah kata Kristina, tukang basa basi, kadang bacin…) bukan berarti saya
pecinta kehidupan bersosialisasi. Saya tipe orang yang kurang suka membina
hubungan pertemanan untuk jangka panjang. Selain membutuhkan ongkos saya pun
harus mengorbankan waktu saya misalnya waktu untuk chatting. Kalo dalam hal
jalan2 saya sebenernya lebih memilih sendiri atau sama keluarga sendiri. Karena
terkadang ketidak-cocokan selera sering jadi hambatan kepuasan jalan2 tersebut.
Tapi kalo sama keluarga sendiri, biarpun ga cocok kan sah2 aja kalo ngeluh dan
nuntut “gw mau ke sana, kalo lu ga suka tempetnya jalan dulu aja, entar gw
nyusul”.
Ga usah jauh2, saya dan Kristina aja punya selera
jalan2 yang berbeda. Dari hasil perbincangan saya dengan Ria, teman nulis
blognya Kristina, beberapa minggu yang lalu Ria sempet dateng mengunjung kami
dan tinggal bareng sekitar 2 minggu, kesimpulannya gaya jalan2 saya sedikit
mirip dengan Ria, namun tak seekstrim Ria sih. Ekstrimnya seperti apa? Hmmm,
ditunggu saja cerita beliau tentang Melbourne dan Sydney dan simpulkan sendiri,
hehehe… Berikut ini link blog mereka, sapa tau tertarik untuk dicari tau sugiartobudiman.blogspot.com
Perjalanan kami kali ini adalah ke Lake Mountain,
gunung bersalju kedua yang pernah kami kunjungi di Melbourne. Yang pertama
kalinya dulu adalah Mount Buller, sayangnya saya ga sempet bercerita tentang
Mount Buller ini di blog. Karena kisahnya udah 2 tahun yang lalu, dijamin udah
basi, bahkan Indomi aja kagak ada yang masa kadaluarsanya sampe 2 taon jadi
cukup sekedar info aja.
Lake Mountain tempatnya cukup menarik untuk bermain
papan seluncuran namun dari luasnya tempat bermain, Mount Buller 4x lebih luas
dan tempat bermainnya pun
bermacam2. Ini pertama kalinya kami ke Lake Mountain
dan di perjalanan kami ga dateng berbarengan karena sebelumnya kami harus
menghadiri PEMILU di Kedubes RI terlebih dahulu dan Inderpal pun harus kerja
sampai jam 11am. Alhasil ketika kami sampai di Lake Mountain, 15 menit kemudian
mereka menemukan mobil kami dan parkir tepat di sebelah kami. Ketika itu kami
masih di dalam mobil sibuk dengan baju dingin kami yang belum dikenakan,
karenanya kami masih ada di mobil. Cuaca yang pada waktu itu sedikit gerimis
menambah suhu udara tambah terasa dingin.
Well, tak seburuk yang saya bayangkan. Datengnya ga
bareng tapi kami main bareng. Awalnya saya kira bakalan main sendiri2 karena
kecil kemungkinan bisa ketemu, tapi ternyata melihat tempatnya yang ga luas,
walaupun dateng terpisah, pasti buntut2nya bakalan ketemu karena tempet
bermainnya Cuma di area sekitar restorannya itu. Dan perlu diketahui bahwa kita
dilarang membawa papan seluncur sendiri. Katanya sih demi keselamatan karena
papan seluncur yang disewakan di sana sesuai standar. Apabila bawa papan
seluncur sendiri dikhawatirkan kita tidak mengetahui standar keselamatannya
seperti apa dan bisa membahayakan pengunjung yang lain dan diri sendiri. Kalo kata
saya sih ini mah akal2an pihak management biar pada nyewa papan seluncurnya.
Di awal saya sempat katakana bahwa Ria, temen blog
Kristina datang main ke rumah dan kami mengajaknya ke Lake Mountain juga tetapi
di lain waktu (2 Agustus 2014). Perjalanan kami kali ini amat sangat beruntung.
Untuk pertama kalinya saya melihat salju turun dari langit karena cuaca pada
saat itu amat sangat bersalju dan jalanan memang terasa sedikit licin karena
sebagian es di tengah jalan belum mencair. Bisa berakibat buruk jika melaju
terlalu cepat karena walaupun udah ngerem, mobil akan tetap meluncur akibat es
yang melekat pada ban. Kami sempat menyewa rantai $30 per pasang yang
rencanakan akan dipasang di ban, akan tetapi rantai tak terpakai sama sekali
karena es tak setebal yang kami duga.
Sebelum kami sampai di Lake Mountain, kami
menyempatkan diri melipir ke sebuah spot bagus dengan pemandangan aduhai. Pepohonan
dimana2 yang mengelilingi danau yang merupakan waduk tampungan cadangan air
ketika musim kemarau. Cuaca ketika itu memang sedang dingin jadi ketika melihat
pemandangan ini serasa ingat waktu kuliah dulu jalan2 pake motor dari yogya ke Wonosobo,
ketika itu hamparan kebun the dimana2 dan pegunungan terlihat seperti ladang
Teletabies.
Setelah melewati waduk penampungan air, jalan masih
berkelok2 dan bagi kalian yang menyukai pemandangan pegunungan dijamin ga akan
bosan sepanjang perjalanan. Bagi kalian yang suka foto2 dijamin jari kalian
gatal untuk mengambil gambar. Gak lama setelah itu kalian akan sampai di sebuah
kota bernama Marysville, sebuah suburb yang cukup padat dihuni penduduk karena
posisinya yang cukup strategis dimana pemandangan yang indah bisa didapat dan
dekat dengan Lake Mountain. Restoran dimana2 namun semuanya tetap teratur dan
rapi sehingga member kesan tersendiri di tengah keramaian. Walaupun padat tetap
saja ada spot bagus untuk difoto di suburb ini. Kalo tengki bensin kalian hamper
hambis, atau kira2 tidak akan mencukupi sampai
dengan 2 jam perjalanan ke
depan, sebaiknya isi bensin di suburb ini karena Lake Mountain akan sampai
dalam waktu kira2 1 jam dan tidak ada POM bensin di Lake Mountain. Sepanjang
jalan pun hanya ada hutan dengan jalan yang berkelok2. Kemampuan akselerasi
menyetir anda akan teruji dan terasa di sini. Buat yang ga pede, sebaiknya
sedikit melambat, apalagi kalo jalanannya basah. Sebelum musibah terjadi lebih
baik jangan ambil resiko.
Perjalanan ini lebih menarik ketimbang yang pertama
kali karena salju yang baru turun semalam dan sampai pada saat kami sampai pun
salju turun lagi, jadi seluruh pohon yang kami lewati berselimut salju semua.
Sangat indah seperti di kartu2 natal atau film2 natal Hollywood tentang
indahnya White Christmas. Apalagi pemandangan ketika kami akan pulang, tepat
ketika matahari terbenam, cahayanya berpadu dengan salju yang menghampar di
sepanjang pegunungan dan pohon2 pinus, waaahhh… Keren banget deh.
Warna keemasan pun mucul akibat pantulan cahaya
matahi yang mulai memudar dan pegunungan es pun terlihat seperti hamparan ladang
padi yang siap dipanen, emas semua. Saya beruntung sekali hari ini karena Eog
tidur dan saya bisa menyelesaikan artikel ini yang sudah 3 hari dicicil karena
tak mampu diselesaikan akibat gangguan bocah ingusan.
3 komentar:
Wahhh Eog udah gede aja kak. Duh aku nih yang jarang buka2 blog lagi pas terakhir buka blog kakak Eog masih kecil bingit :p
Iya, waktu cpt berlalu. Ga kerasa...
Pet...
Skill foto lu makin jago aja... Udah maen maen fokus,Heheh.
Btw keren banget pemandangannya
Posting Komentar