Belum lama ini saya baru aja beli sepatu yang layak dan sesuai dengan profesi saya sebagai tukang cuci piring di restoran. Mengingat restoran rentan sekali dengan lantai yang basah dan berminyak, jadi sebelum jidat ini benjut gara2 kepleset saya memutuskan untuk membeli sepatu yang memang sesuai pada medannya. Terpilihlah merek Blacksmith setelah berdiskusi dengan staff Big W (salah satu supermarket besar yang menjual kebutuhan sandang).
Tapi setelah pemakaian beberapa hari, saya udah 2 kali kepleset gara2 sepatu ini. Sementara sepatu sebelumnya yang solnya aja udah ga jelas bentuk apa, belom pernah kepleset. Kepleset yang terparah adalah pada saat 1 minggu yang lalu saya kepleset di tangga dan jatuh dari atas sampe bawah. Semua yang makan pada ngeliatin prihatin, semua pada nanya saya kenapa2 ga? Baik yang ada di lt.2 maupun yang di lt.1, karena bunyinya aja udah kaya meteor jatoh dari langit, buk... buk... buk... Harus saya akui, badan saya ga imut. Belom lagi cendol yang saya bawa, semuanya tumpah ke muka. Pertanyaannya kenapa ke muka ya tumpahnya? Ada banyak kemungkinan arah cipratan cendol itu, tapi kenapa harus muka saya? Alhasil, saya bangun dari insiden kepleset itu dengan muka penuh cendol dan rambut penuh santen dan es.
Dari kejadian ini Kristina langsung berinisiatif mengkontak Big W via email yang menyatakan minta uangnya dikemablikan karena di kardus sepatunya tertulis uang bisa dikembalikan kalo konsumen ga puas dengan sepatu tersebut. Kalo seandainya pihak Big W nya minta bukti, saya punya bukti kuat. Yang pertama tentunya video rekaman di restoran waktu saya jatuh, pastinya sangat kuat. Belom lagi memar biru di paha dan kaki saya, muantap punya dah.
2 hari setelah email tersebut dikirim, ternyata Big W kirim email juga ke produsen sepatunya dan ternyata ga disangka2 produsennya adalah Bata dan Kristina di Cc juga. Besokan harinya Store Manager Big W nya telpon kalo sepatunya bisa di kembaliin dan uangnya dikembaliin juga utuh dengan bawa struk pembeliannya. Dan hari ini saya udah kembaliin sepatunya, tanpa harus ketemu sang Manager dan Cuma tinggal menjelaskan duduk perkaranya sama karyawan yang lagi bertugas pada waktu itu, dicek2 sebentar, calling2 juga sebentar sama temennya yang di gudang kali, dan saya tinggal kasi struk pembeliannya abis itu... Selesai, uangnya dikembaliin.
Wow, gampang banget yach? Enak banget. Konsumen bener2 dianggap kaya raja. Ga kaya di negara mana tuh ya, belom beli aja udah di kasi Peringatan: “Pecah berarti membeli” atau kalo ga “Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar/dikembalikan”