About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Jumat, 19 Agustus 2011

Mimpi Masa Kecil Menjadi Kenyataan

Siapa yang sangka Thomas A. Edison yang dianggap bodoh di sekolah adalah seorang penemu jenius. Atau Wright bersaudara yang berawal dari mimpi ingin terbang seperti burung. Belum lagi cerita tentang Kolonel H. Sanders yang berusaha memasarkan ayam gorengnya mati2an sampe jadi KFC yang terkenal sekarang ini. Mereka semua adalah orang2 yang mengawali masa kejayaan mereka dengan mimpi. Mimpi yang buat orang awam dianggap aneh sehingga orangnya pun sering dianggap gila.

Mimpi yang buat orang awam ga masuk akal dan Cuma bikin susah idup (karena idup seperti air mengalir jelas lebih enak ketimbang idup dengan impian).
Mimpi yang bagi beberapa orang religius dianggap “tidak tau diri” dan “tidak pernah merasa bersyukur” atas apa yang udah diberikan sama Tuhan sampai hari ini.
Mimpi yang terlihat konyol bagi para penikmat hidup seperti air mengalir.
Mimpi yang bikin sesama pengejar mimpi menegakkan kembali tubuh mereka yang sempat luyuh karena tantangan yang begitu berat.
Mimpi bukan lah sekedar mimpi. Hati2 dengan impian yang bikin dirimu sendiri merinding memikirkannya.

Hari ini waktu nuker duit receh ke Bank, saya sempet ngobrol2 sedikit sama teler banknya. Singkat cerita saya udah kenal lah sama teler bank nya ini karena tiap hari ketemu buat nuker duit. Namanya Grace orang Malaysia dan dia tau kerjaan saya. Pada waktu transaksi selesai dia Cuma nyeletuk yang intinya “Hari ini kumpulin duit, besok buka restoran sendiri, yach. Kalo udah buka nanti saya kerja sama kamu deh, jadi manager restonya.” Saat itu juga saya ketawa di tempat dan bilang kalo saya mana punya modal untuk buka restoran frencise, butuh duit banyak. Tapi Grace langsung bilang, ga apa2, hari ini bermimpi dulu. Semua rencana besar diawali dari mimpi lho, jadi siap2 aja...

Abis dengerin kata2 si Grace, saya langsung ga bisa ngomong apa2. Perjalanan kembali ke restoran kaya abis dihipnotis. Bener2 kaya abis pulang dari seminar MLM (padahal ngobrol nya Cuma 1-2 menit doank), bener2 termotivasi dan... Ya ampun, sambil ngetik ini aja bulu kuduk merinding. Apa jadinya tuh kalo kata2 si Grace beneran terjadi? Ada pepatah bilang “Kata2mu adalah doamu” karenanya ngomong obrolan yang positif pastinya lebih membangun ketimbang obrolan negatif kaya gosipin orang (kaya tetangga saya tiap jam 4 sore pasti udah pada ngumpul mo ngrumpi) hehehe...

Jiah... jadi lupa tujuan awal dari topik kali ini. Sebenernya impian masa kecil yang mo saya bahas di sini bukan impian masa kecil saya, melainkan impian masa kecil Kristina. Kristina punya mimpi dari sejak kecil adalah “Melihat salju”. (http://sugiartobudiman.blogspot.com/2008/02/my-dram-book-updated.html). Saya merasa beruntung bisa menyaksikan detik2 mimpi masa kecil itu terwujud. Suasananya cukup bikin terharu dan... Sepertinya memang Tuhan sengaja suruh saya nikah sama orang ini, supaya saya juga bisa punya impian juga. Karena saya dari kecil tidak dididik untuk bisa punya mimpi. Boro2 nyuruh naro cita2 setinggi langit, baru mo share keinginan aja seringnya udah diomelin sama ortu, hehehe...

Jadi keinget sama cerita Ci Evi (temen persekutuan waktu di Yogya) tentang impian. Ci Evi pernah bilang kalo mo liat orang yang lagi ngejer impiannya coba tonton film Tom and Jerry. Si kucing Tom yang ngejer mati2an si tikus Jerry, ga perduli perabotan di rumah jadi berantakan, pecah, rusak, atau apapun itu namanya, yang penting bagi dia si tikus ketangkep, fokus. Ci Evi ngelanjutin lagi katanya, tapi coba pada waktu kamu nonton Tom lagi ngejer Jerry, tapi Jerry nya ga keliatan, apa yang kamu liat? Tom kaya kucing gila khan? Lari sana sini tapi ga keliatan apa yang dia kejar? Itu yang diliat sama orang yang ga mengerti akan impian kamu. Kamu dianggap seperti orang gila. 

Apa ya rasanya punya mimpi?
Apa ya rasanya impian yang ditunggu2 akhirnya terwujud?
Bener2 bikin iri... Aku iri...
Kenapa ga punya impian masa kecil? ;p

Tidak ada komentar: