About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Selasa, 13 September 2011

Hoki banget sih, loe, pengungsi!

Mungkin ga banyak orang tau atau mungkin saya nya yang sok tau, orang2 di aussie isinya ras apa aja sih? Misalnya aja ipar saya sendiri baru tau kalo ternyata orang indo di sini tuh banyak banget, sampe sangkin banyaknya ada begitu banyak komunitas yang mengatas-namakan orang indo. Dari perkumpulan indo dari segi agama aja bisa ada 5 komunitas (Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha), belom lagi perkumpulan pelajar, karyawan, pegawai negeri, dan masih banyak lagi.

Tapi dari semua komunitas itu sebenernya berfungsi sebagai wadah tempet kita para pendatang yang ga tau harus memulai dari mana di negeri orang yang sama sekali beda budaya. Mungkin ada yang keterbatasan bahasa dan teknologi sehingga kurang mendapatkan informasi yang bisa menunjang profesi yang sedang dijalankan sekarang. Informasi seperti lowongan pekerjaan, ataupun komunitasnya itu sendiri sebenernya sangat membantu mengatasi phobia/ketakutan di negeri orang ini.

Dari begitu banyaknya komunitas orang2 indo, harusnya bagi mereka yang sedang merantau ke aussie pastilah merasa terbantu dan beruntung. Mereka bisa berkarir maksimal, informasi pun bisa didapat dengan mudah. Tapi ga ada yang lebih beruntung dengan orang2 yang akan saya sebut berikut ini.

Kata temen sekolah dulu, kalo mo liat orang2 di suatu negara itu seperti apa aja rasnya kita bisa liat dari tim sepakbolanya. Kalo isinya bule2, ya itulah mayoritas masyarakatnya. Gitu juga kalo tim yang isinya orang2 item mayoritas penduduknya adalah orang2 item juga. Tapi di aussie ini ada yang beda. Memang betul mayoritas penduduknya adalah orang bule (karena tim sepakbolanya semuanya orang bule), tapi banyak juga ditemukan orang2 non bule, seperti asia dan afrika. Jadi udah mirip kaya Indonesia, mayoritas penduduknya orang melayu, tapi banyak juga ditemukan orang chinese yang tinggal di situ.

Nah orang2 asia dan afrika itu dari mana aja? kenapa mereka bisa tinggal di sini? Apa yang mereka kerjakan? Langsung aja ke intinya, mereka adalah para pengungsi. Ini yang saya maksudkan kenapa mereka lebih beruntung ketimbang orang2 indo yang bisa mendapatkan komunitas yang mampu memenuhi kekurangan mereka ketika merantau ke sini. Umumnya mereka berasal dari Vietnam, Burma, Malaysia, dan negara2 Afrika seperti Nigeria, Angola, Zimbabwe, dll. Intinya negara2 yang sedang dilanda perang, kelaparan, ataupun kemiskinan, Australia melancarkan kerjasama dengan negara tersebut untuk menampung penduduk2nya.

Awalnya saya pikir itu sebuah kerjasama gratis dan tanpa imbalan tapi setelah baca berita baru2 ini bahwa Australia baru saja menandatangani perjanjian kerjasama MOU untuk para pengungsi di negara Papua New Guinea (Papua Timur). Australia akan menampung setiap penduduk dari sana dan tinggal di aussie sebagai warga negara. Sebagai gantinya Australia diperbolehkan meneliti dan mengeksploitasi (bahasa kasarnya) semua satwa yang ada di Papua Timur. Berita tersebut menuliskan bahwa sebelumnya Australia harus menolak penawaran MOU yang sama untuk 40.000 pengungsi dari Malaysia. Ga disebutkan kenapa Malaysia bisa punya pengungsi (atau mungkin disebutkan tapi berhubung bahasa inggris saya lambretto alias lemot jadinya maap kata nih, artikelnya kurang informatip, hehehe) tapi yang pasti pengungsi asal Malaysia untuk saat ini ga bisa masuk aussie dulu.

Nah, bisa dibayangkan tuh, berapa banyak orang pengungsi yang udah ditampung sama Australia? Sampe2 ada daerah2 yang karena mayoritas penduduknya adalah berasal dari suatu negara ungsian itu udah kaya negara bagian tersendiri, misalnya aja daerah St. Albans yang isinya orang2 asal Vietnam, sampe2 udah disebut sebagai Little Saigon. Ada juga daerah Sunshine yang dihuni oleh mayoritas orang2 kulit hitam.

Berapa banyak tuh orang2 yang non bule yang tinggal di sini? Buuuuaaaannyak banget. Tinggal di sini udah kaya tinggal di satu negara dengan 1.000 bahasa. Banyak ragam, banyak cincong, banyak bacot yang saya ga ngerti. Betapa mereka beruntung sekali, mereka mengungsi ke sini tanpa dibekali kemampuan yang memadai. Bahkan mungkin beberapa diantara mereka banyak yang buta huruf (kaleee...) Sementara itu temen2 dari Indo yang berjuang mati2an demi bisa Permanent Resident (baru PR lho, belom ngajuin warga negara) di sini banyak banget yang bertaburan “di jalan” gara2 di tolak.

Tau sendiri, ngajuin PR sekarang semakin dipersulit:
  1. Harus minimal 5 tahun pengalaman kerja di bidang yang masuk daftar occupation yang dibutuhkan pemerintah aussie.
  2. Pada saat mengajukan tidak sedang menganggur ataupun ganti profesi.
  3. Poin bahasa inggris minimal 7; saya aja masih 5 dan itu ngerasanya kaya sebuah mukjizat.
  4. Umur harus di bawah 30, kalo di atas 30 nilai bahasa inggrisnya harus lebih tinggi lagi.

Sebel campur keki juga sih kalo ngeliat mereka yang ga punya kemampuan tapi kok bisa punya mobil, rumah, fasilitas kesehatan dibayarin pemerintah sini, dll deh. Padahal saya berani taruhan dah kalo ditandingin sama mereka2 yang datang ke sini skill saya jauh lah di atas mereka. Yah, ga usah jauh2 lah, koki di restoran tempet saya kerja aja udah Permanent Resident, padahal bahasa inggrisnya katrok banget dah, ancur abis (tapi bedanya koki di resto tempet saya kerja ini orang Bali bukan pengungsi, ;p). Sama sekali ga bermaksud menyombongkan diri tapi inilah isi hati seorang yang sedang iri hati. Mereka yang kurang berkualitas kok begitu mudahnya untuk bisa tinggal di sini. Sementara mereka yang berkualitas seringnya kesulitan untuk memenuhi standar pemerintah aussie.

Pic from here
Huh, gimana sih sebenernya pola pikir pemerintah aussie tuh? Ini benua sebenernya mo diisi orang2 berkualitas atau para pengungsi yang mentalnya mental perang? Apalagi saat ini pemerintah aussie lagi meributkan tentang rencana mereka untuk menaikkan tarif pajak Karbon (pajak atas pencemaran udara, misalnya pabrik) padahal pencemaran udara di Australia hanya 0.05%. Sebagai perbandingannya contoh aja New Delhi – India yang menempati posisi ke-6 kota terpolusi di dunia menyumbang 13%. 

Yach, beginilah ciri2 orang sirik. Ada yang bilang sirik tanda tak mampu. Tapi mungkin itu benar, mungkin saya tidak mampu, atau mungkin lebih tepatnya belum layak tinggal di sini? Karena mereka para pengungsi itu lebih layak untuk bisa tinggal nyaman di sini ketimbang di negaranya yang perang dan kelaparan. 

5 komentar:

autumn leaves mengatakan...

hahahhhahaha :D iri dengki yang bikin kita termotivasi :) #merasa bersyukur bisa nemu Blog diri mu dan mba kristina, saya punya impian yang sama utk menjadi PR di Australia atau Canada, minta bantuan Support nya ya Koko :)

Petter Sandjaya mengatakan...

Wah, tau Kristina juga? Ya semoga menjadi motivasi buat dirimu...

Jansen mengatakan...

bro, lu apply PR setelah lu habisin masa Work and Holiday visa lu atau gmn yaa? Ngajuin dgn agent ato sendiri? :D

Jansen mengatakan...

kl ada waktu tolong email yaa :D jansen_unlimitted@yahoo.co.id thank you yaa

Petter Sandjaya mengatakan...

cek email ya