About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Minggu, 02 September 2012

Yang Beda di Australia (Part 4)

Perbedaan akan semakin jelas dan vulgar ketika ketidak-puasan dan ketidak-adilan semakin terasa. Kiranya melalui perbedaan2 yang saya paparkan di bawah mampu menyita perhatian para pemimpin atau calon pemimpin Indonesia dan menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang. Kiranya prediksi seorang peneliti asal Australia bahwa perekonomian Indonesia akan lebih baik ketimbang Australia pada tahun 2020-2025 bisa menjadi kenyataan.

Kata "lebih baik" di sini artinya kalau dilihat dari kurs mata uang untuk mendapatkan AUD $1 seharga Rp 9.800 maka akan berubah terbalik di tahun tersebut yakni kurs Rupiah menjadi lebih berharga ketimbang AUD.

Berikut perbedaan2 tersebut:
1. Kantor Polisi
Di Australia khususnya di Melbourne tidak pernah memampang tulisan yang mengandung arti "tidak memungut biaya" untuk setiap pelayanan administrasi dari polisi namun biaya yang dipungut sama sekali tidak ada. Sementara di Indo banyak sekali tulisan "tidak memungut biaya" tapi buntut2nya bayar juga. Apapun judulnya itu, buat biaya admin lah, jasa ngetik lah, uang kertas dan tinta lah, pada akhirnya pelayanan para polisi tersebut berbuntut penghargaan berupa uang. Padahal mereka sudah dibiayai oleh negara dan memiliki budget atas biaya yang dikenakan terhadap masyarakatnya.

2. Multi Ras dan Agama
Jangan pernah bilang kalo bangsa Indonesia adalah negara yang menghargai perbedaan ras dan agama setelah berkali-kali terjadi konflik yang disulut akibat perbedaan tersebut. Justru sebaliknya, Indonesia yang hanya terdiri dari 2 ras, Chinese dan Melayu, atau kalau ditilik dari asal mula ras pertama di dunia, Indonesia hanya terdiri dari 1 ras saja, Mongoloid, justru malah kelimpungan dan tidak bisa bertindak adil padahal mayoritas pemimpinnta adalah orang Islam yang menuntut dengan tegas bagi penganutnya untuk selalu bersikap adil. Justru Australia yang bagi umat Islam menyebutnya negara Kafir, ditambah lagi ras dan agama yang tidak terhitung jumlahnya malah mampu bersikap adil sehingga penduduknya sejahtera, cukup makan, beroleh pendidikan, beroleh kesetaraan hak. Sungguh konyol rasanya, orang Kafir justru malah tidak perduli Islam atau bukan, mereka diperlakukan sama di sini. Tapi pemerintah Indonesia malah justru pilih-pilih dan membeda-bedakan apakah mereka Islam atau tidak.

3. Pajak dan Fasilitas
Saya sempar gusar dan bt waktu menyadari pajak yang dikenakan atas gaji saya mencapai 12,5% Tapi setelah tau saya bisa mendapatkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dari pajak yang dipungut itu, sepertinya saya rela2 aja deh. Bahkan saya merasa fasilitas tersebut lebih dari pajak yang dipotong dari gaji saya. Fasilitas tersebut antara lain:
Baby Bonus
Uang yang diberikan pemerintah untuk bayi yang baru dilahirkan yang ditransfer ke rekening bank tiap 2 minggu selama 13x. Total jumlahnya $5,000
Parental Leave
Uang yang diberikan kepada orangtua si bayi sesudah melahirkan karena tidak bisa langsung bekerja yang mengakibatkan terganggunya keuangan keluarga tersebut. Namun uang ini tidak bisa anda terima jika anda memilih Baby Bonus. Gitu juga sebaliknya jika memilih Parental Leave, Baby Bonus tidak bisa anda terima. Besaran jumlahnya tidak tetap, tergantung seberapa besar gaji anda. Makin gede gajinya, makin kecil jumlah yang didapat.
Medicare
Sistem kesehatan yang diberikan pemerintah Ausie untuk penduduknya secara cuma2. Apapun penyakitnya dari koreng, keseleo sampe kanker semuanya gratis. Sebagai contoh istri saya yang sedang hamil tiap bulannya harus ke rumah sakit untuk check-up. Kadang diminta untuk cek darah, urin, dan USG, semuanya gratis. Tapi perlu diketahui bahwa fasilitas tersebut hanya bisa dinikmati di rumah sakit pemerintah dan warga dengan penghasilan menengah ke bawah. Selain itu sakit yang berkaitan dengan gigi dan penyediaan kacamata tidak ditanggung juga.

4. Listrik, Air, Gas, dan Bahan Bakar
Dikarenakan UUD'45 ada pasal yang menyebutkan "...segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara" maka listrik, air, gas, dan bahan bakar dimonopoli oleh pemerintah Indo. Namun efek sampingnya adalah jika pengelolaannya buruk maka amat sangat merugikan rakyat dan kemajuan perekonomian Indonesia pula. Lain halnya di Ausie. Listrik, air, gas, dan bahan bakar dapat diperjual-belikan oleh swasta sehingga mereka bersaing secara ketat dari segi pelayanan dan harga. Akibatnya adalah kesejahteraan rakyat meningkat dan tingkat kepuasan konsumen pun tidak diragukan. Mereka bisa mendapatkan keempat hal di atas dari provider yang bersedia memberikan harga murah dan fasilitas yang memuaskan.

5. Sistem Pemerataan Penduduk
Di Indonesia, urbanisasi merajalela. Sekedar mengingatkan, urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Setiap kali abis lebaran jumlah penduduk Jakarta meningkat drastis. Dan sampe sekarang dari Bupati sampe Presiden masih belum bisa mengontrol laju pertambahan penduduk di kota besar. Tapi pemerintah Ausie punya sistem yang seharusnya Indonesia tiru dan terapkan. Bukannya malah belajar hal2 ga jelas dari negara2 ancur seperti Yunani. Ausie mampu membuat setiap daerahnya berkembang dengan rata dengan menempatkan penduduknya di daerah2 terpencil. Sebagai contoh Ausie menawarkan point tambahan dalam pengumpulan point untuk pengajuan tinggal menetap di ausie atau biasa disebut Permanent Residence jika mereka para applikan mau berkuliah di daerah terpencil, misal Adelaide ibukota Australia Selatan. Cara lainnya adalah dengan memberikan diskon "Free Stamp Duty" bagi para pembeli rumah jika mereka membeli rumah masih dalam bentuk tanah alias belum dibangun yang besaran diskonnya sekitar $5,000-8,000 dan mengharuskan mereka untuk menempati rumah tersebut selama minimal 6 bulan. 2 cara ini menurut saya cukup efektif membuat orang2 tersebut menjadi malas untuk pindah tempat lain setelah mereka berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Yang kuliah, biasanya dibela2in kuliah di Adelaide biar gampang dapet PR. Setelah lulus kuliah dan dapat PR biasanya tempat pertama melamar kerja adalah kota yang sama tempat dia tinggal/kuliah saat itu. Gitu juga yang beli rumah. Setelah menempati rumah baru, memenuhinya dengan perabotan, menyesuaikan diri dengan jarak tempat kerja, dan melihat para tetangga juga mulai padat menempati lingkungan tersebut, biasanya membuat mereka malas untuk pindah lagi.

7 komentar:

Unknown mengatakan...

wah kalo di Indo mah duit mulu tuh polisi hihihihi

Petter Sandjaya mengatakan...

He'eh, iya. Udah membudaya kayaknya...

autumn leaves mengatakan...

wah mba Kristinaaaa...dan mas Peter. selamat yaaaaaa...mba Kristina, hati2 saat aktivitas ya, di jaga bener dedek bayinya...

> seneng banget denger mba Kristina hamil <3

Petter Sandjaya mengatakan...

Halo, Sri apa kbrnya. Iya, makasih ya. Btw, kalian jadi ke Ausi kah tahun depan? Ga sabar mau denger kabar baik ttg kalian.

Oya selamat menempuh hidup baru ya buat kamu dan Bagus. Semoga langgeng dan bisa saling mendukung unt mewujudkan impian bersama. Tuhan memberkati...

autumn leaves mengatakan...

Dear Mas Peter & Mba Kristina

kita ud prepare utk test IELTS bulan november ini, cuma karena bagus baru pindah kantor dan lagi banyak adaptasi, kami jadi ketunda-tunda sedikit,btw, bisa share ga? dulu sblm ikut test IELTS mas Peter dan mba Kristina ikut preparation dulu di lembaga kursus kaya TBI ndak ? aku dan bagus mau ikut preparation dulu, cuma lumayan juga waktu & biaya nya ya -___-' ada tips ga buat kita ? minta info yaa..terima kasih untuk do'a yang di panjatkan..:) kami telah menikah tanggal 7 July kemarin, banyak banget rezeki menikah yaa..hehehe..moga-moga Tahun depan , semua syarat-syarat keberangkatan kami udh lengkap , kami pasti contact kalian berdua, begitu semua persyaratan udh lengkap ( termasuk biaya2 :)


can't wait to meet you both..with your children of course .. :p

~ jessie ~ mengatakan...

Sebenernya sih kalau soal diskrimani (besar atau kecil) di negara manapun pasti ada. Saya pernah dicurhatin sama sopir taksi orang India pas di Melbourne kalau dia sering jadi korban diskriminasi tetangga2nya yang orang Aussie asli. Begitulah. :D

Petter Sandjaya mengatakan...

Iya, Jes, Aku jg prn dnger katanya org India banyak yg ga suka.

Diskriminasi oleh warga pasti ada dimana2, tapi setidaknya pemerintahnya menunjukan bahwa mereka fair sama setiap warganya, tanpa pandang bulu...

Itu sepertinya yg hrs dipelajari para PNS Indo...