Sampe
juga akhirnya di danau yang sedari rumah Kristina bilang bagus. Dia pun kata
temennya yang orang Fiji yang udah berkeliaran ke sana kemari di sekitar Victoria ini. Jadi boleh sedikit percaya lah seleranya. Pas nyampe, eh kok
malah keliatan biasa aja. Agak kecewa nih ga seperti yang dibayangkan. Danaunya
emang luas, tapi ya gitu deh, kaya danau biasa tempet saya biasa main bola di
Cairn Lea (suburb sebelahan sama Saint Albans). Hehehe, main bola kok di danau?
Maksud saya adalah taman tempet saya biasa main bola namanya Jones Creek, posisinya ada di suburb Cairn Lea, ada
danau yang cukup besar di situ. Pemandangannya bagus waktu pertama kali ke
situ. Karena udah keseringan jadi biasa aja.
Ilustrasinya sih mirip kaya makanan enak. Contoh nih, martabak susu-keju, enak ga? Enak banget menurut saya. Atau duren lah (kalo seandainya ga suka martabak susu-keju). Makan sekali, dua kali, tiga kali masih semangat buat nambah. Kira2 kalo makan yang sama selama 3 bulan apa masih bilang enak? Hmmm, ga yakin…
Ilustrasinya sih mirip kaya makanan enak. Contoh nih, martabak susu-keju, enak ga? Enak banget menurut saya. Atau duren lah (kalo seandainya ga suka martabak susu-keju). Makan sekali, dua kali, tiga kali masih semangat buat nambah. Kira2 kalo makan yang sama selama 3 bulan apa masih bilang enak? Hmmm, ga yakin…
Seperti
pada umumnya danau2 di sekitar Victoria (ga tau kalo di daerah tropis seperti
Brisbane atau Darwin) pasti ada bebek sama burung hitam yang paruhnya putih
atau burung hitam yang dadanya biru dengan paruh berwarna merah. Ketiga unggas
ini pasti ada sebagai binatang liar di danau2 Victoria. Ibarat kucing kalo di Tangerang/Jakarta. Anehnya kedua burung
yang saya sebutkan di atas, keduanya bisa berenang. Karena saya ga tau namanya
saya Cuma bisa menyebutkan ciri2 perawakannya saja sambil menampilkan gambarnya,
sapa tau yang baca postingan ini ada yang tau nama burungnya dan berbaik hati
ngasi info ke saya lewat komen.
Ada
2 tempat makan di area danau ini. Yang satu namanya Boathouse yang sama sekali
tak terlihat kursi kosong di situ waktu saya iseng mengintip. Yang satu lagi namanya Bookbarn, konsepnya
adalah sebuah kafe dengan buku2 yang bisa di beli atau dibaca di tempat. Karena
saya ga tertarik untuk mencicipi kafe nya jadi saya ga mengintip seberapa ramai
kafe ini. Yang pasti dari luar terlihat ayem tenteram tak seramai dan seberisik
Boathouse. Mungkin Karena konsepnya yang seperti perpustakaan jadi orang2nya
pada kalem2 baca buku sambil nyeruput kopi terus menikmati pemandangan danau
dengan pepohonan yang sebagian menguning sebagian lagi merah dan hijau. Ah, indahnya musim semi...
Kalo kamu tertarik untuk naik perahu di danau ini, ada tempat penyewaan perahu plastik dengan tenaga genjot. Kalo pernah ke Ancol, pernah liat perahu bebek2an? Nah cara kerja perahunya sama, cuma perahunya ga berbentuk bebek. Cukup simpel, cuma kotak biasa tanpa bentuk apa2 dengan jumlah penumpang 2 orang. Atau ada juga perahu dayung dengan jumlah maksimal penumpang 4 orang. $10 per 15 menit untuk perahu genjot, $20 per 30 menit untuk perahu dayung. Posisi penyewaan perahu berada tepat di belakang restoran Boathouse. Ada peraturan2 yang harus diperhatikan sebelum menyewa perahu yang tujuannya untuk keselamatan seperti misalnya anak2 usia 2 tahun ke bawah harus duduk diantara 2 orang dewasa.
Kalo kamu tertarik untuk naik perahu di danau ini, ada tempat penyewaan perahu plastik dengan tenaga genjot. Kalo pernah ke Ancol, pernah liat perahu bebek2an? Nah cara kerja perahunya sama, cuma perahunya ga berbentuk bebek. Cukup simpel, cuma kotak biasa tanpa bentuk apa2 dengan jumlah penumpang 2 orang. Atau ada juga perahu dayung dengan jumlah maksimal penumpang 4 orang. $10 per 15 menit untuk perahu genjot, $20 per 30 menit untuk perahu dayung. Posisi penyewaan perahu berada tepat di belakang restoran Boathouse. Ada peraturan2 yang harus diperhatikan sebelum menyewa perahu yang tujuannya untuk keselamatan seperti misalnya anak2 usia 2 tahun ke bawah harus duduk diantara 2 orang dewasa.
Terlihat
di sana ada track yang bisa kami lalui untuk menikmati pemandangan di danau
ini. Kami mulai lah menelusurinya. Hmm, saya mulai mau nelen ludah sendiri nih,
ternyata bagus juga. Eh makin dalem di telusuri, pemandangannya makin ahoy. Wah,
keren. Harus saya akui saya menelan ludah saya waktu itu, pemandangannya
bagus banget. Mungkin di foto beda sama aslinya. Jujur saja, saya kurang puas dengan
hasil gambar dari kamera saya. Tapi setidaknya saya menyaksikan sendiri dan
menikmati suasananya walaupun medannya tidak bersabahat buat yang bawa troli
anak seperti saya.
Di sisi
pertama dari track yang kami mulai dari restoran Boathouse masih bersahabat karena jalanannya rata dan sebagian dari semen, jadi buat
troli masih bisa dilewati, kira2 500 meter. Sebelum melanjutkan track pemandangan danau, kami dihadapi cabang jalan, mereka menyebutnya Goldfield Track dimana ada 4 spot lagi di dalam sana yang mungkin lebih ahoy lagi namun tidak kami lanjutkan karena sepertinya perjalanan akan semakin panjang jika harus menelusuri jalan tersebut. Spot terdekat bernama Golden Mountain Walk (11.4 km), Mount Franklin View Walk (14.2 km), Tipperary Walk (16.3 km), dan terakhir Cry Joe Walk (19.3 km). Kami cukup menikmati spot terdekat di situ yakni ada 3 pompa air yang masih berfungsi menyedot air dari dalam tanah. Rasanya udah pasti bisa dibayangin. Semakin yakin setelah ada bule yang nyicip airnya terus komen rasanya kaya besi. Setelah ambil beberapa foto di situ, kami lanjutkan perjalanan dengan keluar lewat jalan masuk tadi.
Perjalanan berlanjut dan di tengah2 ada pasangan pengantin lagi foto wedding di situ. Ada kru nya juga yang lagi nunggu di dermaga untuk siap2 pose tertentu sambil fotografernya jepret2 si pasangan yang lagi duduk di kursi danau.
Mulai dari situ kami udah jalan cepet2 aja karena udah kelaparan dan Eog keliatan bosen. Kristina sibuk dengan dengan hp nya buat nyari tempat makan enak nan murah. Sebenernya ga ada yang murah di sini secara daerah ini tempat wisata, tapi setidaknya lebih murah dari Boathouse yang saya sebut di awal.
Saya agak rewel soal makanan (seandainya punya pilihan). Ga bisa serta merta percaya review-an internet yang positif. Ga peduli yang bilang enak 90% pun, kalo makanannya oz food cm menang di suasana doank, makanan nya mah ke-eropa2an kaya fish and chip, pasta, spagetti, dll. Buat saya ga masuk kaya begituan.
Sekian dulu cerita Daylesford Lake yang jauh dari lengkap ini. Karena perjalanan ngiderin danau ini selama hampir 2 jam, ternyata baru separuh danaunya. Dan ini belum termasuk penelusuran gang2 yang ada di tengah2 track. Mungkin besok2 kalo kami punya waktu luang dan mau mengunjungi tempat ini lagi, gang2 tadi bisa dijambangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar