Langsung
aja ga usah pake basa basi bacin untuk pembukaan cerita postingan kali ini. Intinya
kami dalam perjalanan menuju ke Daylesford Lake di suburb Daylesford tentunya. Tapi
di tengah jalan saya tak mampu lagi menahan diri untuk berfoto bersama pemandangan yang indah2 itu dan tak jauh dari tempat kami berfoto tadi ada pemberitahuan tentang tempat bagus untuk dikunjungi. Dikarenakan kami
punya banyak waktu jadi kami sempatkan untuk singgah sebentar buat liat2 ada
apa di tempat ini.
Nama
tempatnya adalah Sailor Falls yang merupakan salah satu tempat penghasil air
mineral untuk mensuplai penduduk Australia pada umumnya. Ada banyak tempat dan
spot lainnya di sekitar Sailor Falls ini yang ditemukan sumber mata air mineral
untuk dipasarkan di masyarakat. Mereka menetapkan slogan mereka sebagai Kota
spa dan air mineral. Entahlah apa hubungannya air mineral dengan spa, karena saya
kurang ngerti spa ini perawatan tubuh dengan cara diapakan.
Selain
air mineral sebagai sumber alam, orang2 yang dulu tinggal dan pindah ke sini
tujuannya tak lain adalah untuk menggali emas. Australia memang kaya akan emas
dan uranium, bisa dilihat di peta kalo benua ini kan diperkirakan pasti menyatu
dengan papua dulunya. Ada yang tau kenapa Freeport di Papua masih belom
hengkang dari sana? Mungkin kah emasnya belom abis? Atau malah mereka menemukan
sumber alam lainnya yang tidak bisa disebar luaskan? Uranium maksudnya. Sumber utama
pembuatan nuklir. Tak ada yang tau, saya pun hanya bisa mengira2.
Mencoba
untuk menelusuri jalur tangga yang cukup curam (buat Kristina) menuju pusat air
terjun yang sudah tak menerjunkan air lagi selain kucuran air saja. Kalo kita
ke tempet air terjun biasanya kan dari jauh suara deruh airnya tuh udah
terdengar setidaknya 300 meter. Nah di Sailor Falls ini yang terdengar malah
suara air ngocor. Sama halnya seperti air ngocor dari keran ke bak mandi yang
kosong. Mencoba menapaki setiap jalur, maki lama makin menyulitkan dan becek. Sambil
bawa Eog memang cukup menantang medannya karena bebatuan dan jalanannya yang
licin, khawatir kami jangan2 jadi korban yang sama seperti sedia kala. Katanya dulu
pernah ada kecelakaan di sini namun ga disebutkan lebih lanjut kecelakaan
seperti apa dan apa penyebabnya.
Naluri
saya sih pengennya ngedaki bebatuan itu lebih dekat lagi ke arah kucuran
airnya. Lalu merasakan suasananya yang dingin sejuk sambil menikmati bebatuan
yang sudah saya lewati. Sayangnya udah berkeluarga dan ada buntut, jadi tiap
langkah yang saya ambil terdengar omelan dan larangan dari “nyoya besar”. Mau tak
mau harus saya telan hasrat mendakinya. Ya mungkin nunggu Eog udah 17 tahun
kali ya, abis itu pergi lagi, pastinya ga sama Kristina, karena Kristina tipe
orang yang berpetualang mencari aman, jadi agak kurang asik menurut saya. Sementara
saya petualang yang ingin memuaskan rasa ingin tau tanpa mengabaikan bahaya
tentunya. Kalo kata Kristina saya petualang konyol yang bisa mati konyol.
Berlanjut
ke track berikutnya, setelah puas dengan spot air terjun “bohongan” itu, ada
cabang lain yang bisa kami singgahi dengan berjalan kaki tentunya. Kristina
udah males aja karena dia lebih milih melanjutkan perjalanan tapi saya berhasil
merayunya untuk ikut karena melihat tracknya hanya cukup berjalan, jadi tidak
membahayakan, hanya saja melelahkan, hehehe…
Di
petunjuk arah disebutkan “air mineral 480 meter”, tapi baru jalan skitar 50
meter ada jembatan dengan sungai dari air kucuran yang tadi kami lihat, dan
Kristina sudah yakin itulah tempatnya karena melihat perjalanan berikutnya
tanahnya becek dan mendaki. Ah, saya mah yakin, saya dibo’ngin tapi karena dia
udah ngewanti2 jangan dilanjutin, saya jadi takut sendiri. Dari sini ternyata
kita bisa tembus ke Daylesford Lake (tempat yang mau kita kunjungi) dengan
berjalan kaki mengikuti track yang sudah dibuat. Jaraknya 6,5 kilometer. Saya sudah
membayangkan, pasti asik banget tuh perjalanannya kalo kesempatan itu bisa saya
alami, hehehe… Mungkin hanya di dalam mimpi saja.
Alhasil
kami kembali ke jalan yang tadi kami lewati untuk kembali melanjutkan
perjalanan ke Daylesford Lake. Di tengah jalan Eog minta gendong sambil bilang “capek,
capek, huh, huh…” Mau tak mau saya gendong sambil mendaki tangga naik. Wow, fitnes
hari ini luar biasa keras. Sampe di mobil, perut saya terasa sakit. Mungkin hampir
kotak seperti Ade Ray, mantabs hehehe…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar