About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Selasa, 18 September 2012

Awal Segala Pengetahuan Ialah...

Ini dia satu lagi saya temukan keuntungan takut sama Tuhan, bikin hidup kita lebih damai dan tenang.

Jadi ceritanya ada anak baru di pabrik tempat saya kerja sekarang, namanya Vincent, orang China, maksud saya bener2 dari China. Bahasa inggrisnya dableg, kalo diajak ngomong tanggapannya "Hmm... Aaaa,... Eeee... Ooo..." Intinya ini anak kagak bisa bahasa inggris tapi berlagak seperti bisa menanggapi. Menurut saya pertanyaannya aja dia pasti kagak ngerti jadi boro2 bisa jawab. Yang bikin sebel ini anak kenapa harus berlagak ngerti ya? Kalo emang ga tau pertanyaannya kenapa ga tanya lagi sih? Jadinya kan malah menghambat kerjaan.

Waktu dia baru masuk, saya sempat bincang2 sama dia menanyakan visa yang dia pake dan dimana dia kerja sebelumnya. Dan jawabannya cukup mengagetkan saya. Dia pake Working Visa disponsorin GUILDA, pabrik tempat kami bekerja dan sebelum kerja di GUILDA Melbourne dia udah kerja 5 bulan di GUILDA pusat (Bribane).

Yang bikin saya struggling adalah setelah saya korek2, Vincent ini gajinya $21,64/jam lebih gede dari saya dan dia terlihat seperti ga tau apa2 dengan kerjaan yang udah pernah dia lakukan sebelumnya. Saya sering liat dia dimarahin sama Jimmy, Supervisor nya, gara2 kerjaannya masih salah2, ga teliti dan bahkan dia ga bisa jawab pertanyaan mudah, misalnya waktu ditanya warna plastik yang diminta kurang terang, sebaiknya ditambah warna hitam atau putih? Pertanyaan ini anak lulusan SD Impres juga bisa jawab. Kalo mau tambah terang ya tambahin warna putih. Tapi dia malah "Hmm... Aaa... Eee..." Hadeh, bohwat dah gw. Dan lagi, dia kan udah ada pengalaman 5 bulan di perusahaan yang sama dengan kerjaan yang sama pula, konyol kalo sampe kinerjanya seperti itu.

Pengalaman dengan Vincent ini sebenernya mudah bagi saya untuk mengontrol emosi dan rasa iri hati karena dia dibayar lebih tinggi. Karena sebelumnya saya udah pernah berhadapan dengan situasi yang mirip di tempat kerja yang sama tapi dengan orang di bagian produksi. Namanya Mean orang Kamboja. Kalo kerja otaknya ga pernah dipake. Maaf, saya tidak menemukan istilah yang tepat, karena memang itulah kenyataannya. Dia seperti bodoh atau apa gitu, dan ga punya inisiatif dalam mengerjakan tugasnya. Kalo kerja lebih parah dari robot. Kalo robot, disuruh apa ya itulah yang dikerjakan. Kalo Mean ini udah ga punya inisiatif, kerjaannya selalu saya bantu, apa yang disuruh masih salah. Padahal dia megang kerjaannya udah 3 tahun dan gajinya $25/jam. Dan segitu pun dia masih nuntut bos untuk naikin lagi. Pengen banget saya ngomong sama dia: "Mean, kita tukeran posisi yuk. Tukeran kerjaan sekaligus gajinya, gimana?" Pengen tau apa responnya.

Nah ada cerita lain lagi yang mirip2 karena merasa diperlakukan tidak adil. Kali ini dari temen yang bilang dia BT banget pas tau ternyata ibu kos nya mengenakan uang listrik ke dia lebih tinggi dibanding anak2 kos lainnya. Belum lagi janji yang pernah terucap dari si ibu kos yang ternyata pada saat ditagih janji itu, si ibu kos berlagak lupa bahkan berusaha meyakinkan kalo dia ga pernah janji. Rese kan kalo gitu. Kita udah ngarep2 eh ternyata kecewa.

Dulu waktu masih jadi tukang cuci piring, saya juga pernah ngerasa diperlakukan tidak adil. Jadi tukang cuci piring jauh lebih berat ketimbang jadi waiter/waitres. Energi yang terkuras jauh lebih banyak, resiko yang mungkin terjadi pun lebih besar. Tapi gaji saya justru lebih kecil ketimbang para waiter/waitres. Dan mereka para waiter/waitres dapat pembagian tips yang diperoleh dari customer yang datang pada hari itu. Saya dapet apa? Nothing. Cuma gaji doank yang besarnya udah ditentukan diawal. Menurut saya, saya udah diperlakukan tidak adil. Tapi bagi management mungkin lain.

Nah, karenanya saya penasaran sama orang2 yang ga punya pegangan hidup, orang2 yang ga percaya eksistensi Tuhan, orang2 yang hanya mengandalkan kemampuannya sendiri, kalo menghadapi kasus2 di atas, apa yang membuat kalian masih mau survive? Alasan apa yang membuat kalian masih mau bertahan? Bagaimana kalian menanggapi setiap kepedihan2 itu? Apa kalian masih menganggap hidup ini indah jika seumur hidup kalian alami itu terus? Berat kan? Susah kan? Kalian ga punya alasan yang kuat untuk menghargai orang yang mengecewakan kalian selain untuk alasan uang, relasi bisnis, dan/atau apapun itu bentuknya.

Kalian akan selalu merasa hidup ini ga aman, persaingan dimana2. Memang betul kita harus bersaing, tapi dengan takut Tuhan, kita bisa bersaing dan berkembang disertai dengan hati yang damai bukan dengan keinginan menjatuhkan orang lain. Dengan takut pada Tuhan sikap kita lebih rendah hati, ga arogan, nada bicara ga tinggi, dan tidak ada keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Bahkan kita masih bisa enjoy the life walaupun kesusahan terus mendera.

Kanan-kiri pada "sikut2"an? Enjoy the life.
Di kerjaan ditusuk dari belakang? Enjoy the life.
Ente dianggap lugu karena takut Tuhan dan orang2 memanfaatkan ente? Enjoy the life.

Karena orang2 yang takut Tuhan pasti mengerti akan esensi hidup ini. Mereka bukan mengejar hal2 yang ada di sini tapi hal2 yang bagi kebanyakan orang dianggap konyol dan useless.

Bagi seorang atasan yang ga takut Tuhan, memperkerjakan staff yang takut Tuhan merupakan hal kesialan. Misalnya si staff tidak kooperatif untuk membuatkan laporan keuangan ganda. Tapi dari sisi lain si atasan tidak sadar bahwa ketika dia memperkerjakan staff macam ini, segala aspek bisnis, relasi, dan lingkungan tempat bekerja sedang dilimpahi berkat. Karena kehadiran staff inilah Tuhan mau memberkati perusahaan tersebut.

Karenanya mungkin kita pernah liat atau denger di berita, kok orang jahat kaya dia bisa sukses ya? Seolah2 Tuhan memihak ke dia. Salah satunya adalah dikarenakan hal yang saya sebutkan di atas.

Jadi intinya menurut pengalaman saya pribadi, menjalani hidup dengan takut pada Tuhan jauh jauh jauh lebih mudah ketimbang dengan menjadi Atheis. Akhir kata, hidup ini pilihan. Pilihlah pilihan yang tidak mempersulit anda karena hidup ini sudah sulit.

3 komentar:

autumn leaves mengatakan...

Dear mas Peter

Ada comment ga buat postingan temen2 yang lagi galau ini :D

https://www.facebook.com/groups/275489032527904/?ref=notif&notif_t=group_r2j_approved

jujur saya jadi "sedikit" hopeless -___-'

Petter Sandjaya mengatakan...

cek email ya, mba Sri

Kisah sukses mengatakan...

ASSALAMU’ALAIKUM
Permisi Kepada Admin Dan Teman Yang On’line di Blog ini Sedikit Saya Ingin Berbagi Cerita Tentang Kisah Sukses Saya Jadi TKI Kontrak di Jepang.
Perkenalkan Nama Saya Ridwan Topik Budiman Asal Dari Samarinda (Kal-tim). Disini saya akan bercerita kisah sukses yang menjadi kenyataan mimpi saya. KEGIATAN SEBELUM MENGIKUTI PROGRAM Seperti para pemuda umumnya dan dengan kondisi ekonomi orang tua saya yang pas-pasan saya ikut merasa prihatin dan menghendaki adanya perubahan ekonomi dalam keluarga saya. Saya lahir di salah satu kampung terpencil di kota Samarinda (kal-tim), dimana struktur tanah tempat kelahiran saya adalah pinggir laut dengan mata pencaharian masyarakat sekitar bagang dan empang , Pengorbanan keluarga yang selama mendidik membina dan membiayai hidup saya selama ini tak cukup hanya sekedar saya mengikuti jejak orang tua saya menjadi seorang nelayan, saya harus membuktikan kepada keluarga untuk menjadi yang terbaik, tetapi dimana dan bagaimana? Sisi lain saya tau saya hanya lulusan SLTA sedangkan lowongan pekerjaan hanya diperuntukan bagi lulusan Diploma dan Strata 1, Pada pertengahan tahun 2015 saya bertemu dengan seorang teman lama mantan TKI di jepang pertemuan saya di Jalan muara badak SAMARINDA kal-tim, Dia memperkenalkan saya dengan salah satu pejabat BNP2TKI PUSAT yang pernah membantu dia sewaktu di jakarta, Beliau adalah sekertaris utama di kantor BNP2TKI pusat jakarta, atas nama bpk DRS HERMONO, Alamat kantor beliau Jalan MT Haryono Kav 52, Pancoran, Jakarta Selatan 12770 kantor BNP2TKI pusat, Dan Teman Saya Memberikan No Kontak Hp Bpk Hermono di Nomor 0853-9845-2347, dan saya mencoba menghubungi tepat jam 5 sore, singkat cerita sayapun menyampaikan maksud tujuan saya, bahwa sudah lama saya mengimpikan bisa bekerja di japang. Beliau'pun menyampaikan siap membantu dengan bisa meluluskan dengan beberapa prosedur , saya rasa prosedur itu tidak terlalu membebani saya. Dari sinilah saya menyetujui nya, yang sangat membuat Aku bersyukur adalah bahwa saya diminta melengkapi berkas untuk saya kirim ke akun email beliau dan sayapun disuruh menyiapkan biaya pengurusan murni sebesar Rp. 22.500.000. Inilah puncak kebahagiaan saya yang akhirnya bisa menginjakkan kaki di negeri sakura japang. Akhirnya saya mendapat panggilan untuk ke jakarta untuk dibinah selama 2 minggu lamanya, saya hanya diajarkan DASAR berbahasa japang. Makna yang terkandung didalamnya sangat luar biasa dirasakan oleh saya, tanggung jawab, disiplin, berani dan sebagainya merubah total karakter saya yang dulu cengeng dan kekanak-kanakan, walau kadangkala saya masih belum begitu yakin apakah saya bisa berangkat Ke Jepang dengan baik, akhirnya saya mendapat Contrak kerja selama 3 tahun lamanya di bidang industri. Rasa pasrah dan khawatir menghinggapi saya saat itu, seorang anak kampung berangkat ke Jepang dengan menggunakan pesawat terbang yang sebelum belum pernah saya rasakan sebelumnya. Jangankan naik di atas pesawat melihat dari dekat’pun saya belum pernah sama sekali, Di Bandara Soekarno Hatta kami di temani oleh petugas Depnakertrans dan IMM Japan untuk melepas keberangkatan kami, rasa haru dan air mata sedih berlinang di pipih saya pada saat di izinkan prtugas untuk pamit kepada keluarga yang kebetulan saya diantar oleh paman saya, kami saling berpelukan dan mohon salam dan restu dari orang tua dan keluarga. MASA MENGIKUTI PROGRAM KEBERANGKATAN DI JEPANG Setibanya di NARITA AIRPORT Jepang, kami di jemput oleh petugas IMM Japan yang ada di sana, dan kami diantar ke Training Centre Yatsuka Saitama-ken untuk mengikuti pembekalan sebelum di lepas ke perusahaan penerima magang di Jepang. jika anda ingin seperti saya anda bisa mencoba untuk menberani’kan diri menhubungi Bpk SEKERTARIS UTAMA BNP2TKI, BPK DRS HERMONO. Ini No TLP/HP Beliau: 0853-9845-2347 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi sebuah kenyataan. TERIMA KASIH