About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Kamis, 21 Juni 2012

Pekerjaan Kelima

Ini adalah postingan ke-100 curahan hati saya yang selalu sedia untuk memuaskan uneg2 saya. Ada yang isinya sampah ada juga yang bersifat informatif.
Di postingan ke-100 ini saya mau menceritakan pekerjaan saya yang kelima setelah saya keluar dari Di Caprio, Italian Restaurant. Ga jauh2 kok, nature nya masih mirip2, kerjaannya pun mirip, masih jadi tukang cuci piring. Kali ini di Greek Restaurant atau restoran Yunani. Yang bikin asik kerja di sini adalah ga Cuma ketemu piring sama sendok, tapi saya bisa ketemu sama yang namanya menu2 yang disajikan di restoran ini. Intinya selain cuci piring saya juga bertugas sebagai preparing food, atau menyiapkan/menyajikan makanan2 terutama menu2 yang ga perlu dimasak lagi, seperti:

1.       Desert yang isinya terdiri dari 2 jenis kue yakni Galaktoburico dan Baclava. Saya lupa dari masing2 jenis kue ini yang mana namanya, tapi saya inget bentukannya. Salah satunya saya menyebutkannya adalah kue kayu manis, karena memang dibuat dengan kayu manis dan penyajiannya ditaburi kacang tanah yang dihaluskan. Yang satunya bentukannya lebih lunak dari yang sebelumnya mirip seperti kue mangkok tapi beda rasanya. Yang kedua ini dibuat dengan sirup/madu dan penyajiannya di atasnya ditaburi bubuk gula

2.       Mize, menu khas asal Yunani ini cukup unik dari rasa dan penyajiannya, sayangnya tidak sesuai dengan selera saya. Saya kurang tau apakah ini termasuk menu utama atau desert juga. Tapi dari penampakannya menu yang disajikan dengan piring persegipanjang ini dan 3 macam cocolan Zaziky (Yogurt), Eggplant (terong yang dihaluskan), dan… Saya lupa nama cocolan ke-3 yang warnanya pink dan terbuat dari telur ikan. Dari 3 cocolan ini saya Cuma suka yang pink, rasanya lebih masuk akal sama lidah saya, hehehe. Mize selain terdiri dari 3 macam cocolan juga terkandung 6 jenis makanan yang ditaruh di piring yang sama dengan cocolan tersebut. 6 jenis tersebut antara lain, kacang merah, octopus yang sudah dipotong kecil2, buah bit, dan 3 lagi saya lupa.

Saya bisa masuk restoran ini berdasarkan rekomendari dari O, yang direkomendasikan oleh T, temen saya waktu kerja di Es Teler 77. Bingung ya. Intinya, awalnya saya ga kenal sama O, yang kenal sama O itu temen saya si T. T merekomendasikan saya ke O. Btw, anyway, busway, si T ini ternyata keponakannya Osman, pemilik lisensi Deloitte Indonesia. Buat yang kerja di Deloitte pasti tau nih Pak Osman, saya bisa tau soalnya dulu kantor saya 1 gedung sama Deloitte.

Saya belum nyebutin nama restorannya ya. Namanya Stavros Tavern. Susah ya nyebutnya, lidahnya kaya nyelip2. Logo dari restoran ini adalah gambar dari si pemiliknya dengan kumis tebal dan melengkung ke samping dan pakai kacamata.

Suasana kerjaan di sini ga jauh beda sama di Italian Restaurant tempet kerja saya sebelumnya, kokinya sering maki2. Mungkin itu udah budayanya Ausie kali, soalnya selama saya kerja di Es Teler 77, mau sesibuk apapun, saya belum pernah denger koki2 nya maki2, baik koki yang orang Indo maupun Nepal.

Sebenernya saya kurang setuju dengan mereka yang bekerja di dapur restoran yang punya kebiasaan memaki. Kata seorang teman yang udah punya banyak pengalaman kerja di restoran, mereka yang kerja di dapur restoran punya kebiasaan memaki (terutama pada jam sibuk) adalah hal biasa. Saya disuruh liat film reality show di youtube yang judulnya “Hell’s Kitchen”, eh atau terbalik ya? Hehehe, saya lupa. Di situ ditunjukkan gimana ketika mereka yang bekerja di dapur mendapatkan tekanan dan kebiasaan2 buruk bisa dikeluarkan untuk melampiaskan kekesalan. Tapi setelah kesibukan tersebut berakhir, mereka baik2 saja dan memaklumi bahwa makian yang terlontarkan tadi dikarenakan tekanan.

Yang membuat saya kurang setuju dengan mereka yang memaki adalah karena mereka memaki di depan hasil kreasi mereka, yakni makanan yang mereka buat. Ini sama halnya seperti memberikan bumbu tambahan yang merusak cita rasa makanan tersebut walaupun tidak terasa signifikan perbedaannya. Sadar atau tidak sadar, ketika mereka memaki, dan biasanya ditujukan ke situasi yang tidak sesuai dengan rencana, alias ada yang melakukan kesalahan, atau dikarenakan orderan yang mendadak membeludak, itu sama saja tidak menghargai hasil karyanya.

Saya sempat tanya pada head chef restoran Yunani ini, kebetulan dia yang paling sering maki2, “Apakah kamu maki2 juga di depan anak2 kamu?” Jawabannya adalah “Tidak.” Seandainya saja jawabanya adalah “Iya” saya yakin 100% anaknya pasti jadi ga bener. Maksudnya ga bener ya mungkin jadi berani ngelawan orang tua, atau mungkin bahkan si anak juga berani memaki orang tuanya.

Sama halnya dengan kreasi makanan yang kita ciptakan di dapur, sama2 hasil ciptaan. Apapun situasi, kondisi maupun hasilnya, janganlah pernah ngeluarin kata2 makian di hadapannya. Bedanya adalah kalo makanan merupakan benda mati yang ga punya cukup waktu untuk mempelajari kata2 buruk yang kita keluarkan karena akan segera habis tertelan oleh customer atau mungkin dibuang.

Ingat cerita tentang beras yang dimasukan ke botol air mineral bekas? Ini fakta, anda bisa mencobanya sendiri. Cobalah masukkan beras ke dalam 2 buah botol plastic bekas. Katakanlah pada botol pertama setiap hari, setiap saat, kata2 manis, baik, memuji, sanjungan atau apapun itu. Lalu katakanlah setiap hari juga ke botol yang kedua kata2 buruk, hinaan, cacian, umpatan, atau apapun itu. Anda akan liat perbedaannya bahwa beras pada botol kedua akan menghitam dan membusuk. Sementara beras pada botol pertama akan tetap seperti semula.

Karenanya berhati-hatilah dengan lidah, karena lidah seperti pedang bermata dua. Mampu mengalahkan lawan namun dapat membunuh dirimu sendiri.

Tidak ada komentar: