Ada momen yang tidak pernah saya duga. Hari Sabtu di bulan yang lalu sepulang main futsal, saya turun dari kereta dan tiba2 aja ada orang di belakang yang berteriak "Tolong... Orang itu ngambil tas saya!" Saya sempat melihat si pencuri tas sempat dihadang oleh seorang pemuda namun berhasil lolos setelah sempat terjadi perkelahian sebentar.
Setelah berhasil melewati si pumuda, akhirnya si pencuri harus melewati saya. Apa yang saya lakukan? Saya hanya sempat menghadangnya dengan tangan tapi si pencuri dengan mudah melempar halangan tangan saya dan berlalu dengan santainya. Dengan sergap seorang wanita berteriak pada seorang bapak2 yang sudah berada agak jauh di depan si pencuri bermaksud supaya si bapak bisa menghadang si pencuri.
Di saat yang bersamaan entah kenapa saya merasa harus berlari dan menghampiri si pencuri. Mental saya mendadak menguat dan merasa bisa mendapatkan tas si korban. Apalagi melihat si bapak2 juga ikutan menghampiri si pencuri, nyali saya pun memuncak. Karena saya berlari menghampiri si pencuri sementara si bapak2 cuma jalan alhasil saya lah yang berhadapan dengan si pencuri duluan. Jujur aja, sekejap saat berhadapan dengan si pencuri nyali saya langsung ciut. Tapi ga tau kenapa si pencuri langsung ngelempar tas yang dia rampok tadi sambil bilang "Lu mau tas, nih tas...!" Sepertinya dia melihat si bapak2 yang mulai mendekat menghampiri dia juga yang berada di belakang saya. Jadi dia merasa akan kalah dan memilih balikin tas nya.
Wah saya merasa beruntung banget karena ga perlu menghadapi sebuah perkelahian. Berarti insting saya ketika memutuskan untuk mengejar si pencuri ternyata benar. Ketika itu saya yakin tas si korban bisa diraih kembali. Tapi ketika sampe di rumah dan menceritakan kejadian ini, Kristina langsung marah dan menganggap perbuatan saya hanya akan menyebabkan kematian konyol. Pasalnya Kristina kebanyakan baca berita detik.com yang seringnya terbaca olehnya berita2 kriminal. Contohnya beberapa hari lalu ada orang yang mo bantu halangin pencuri motor. Motor tak dapat diraih nyawa malah melayang karena ditusuk sama si pencuri.
Suburb bagian barat ini, salah satunya daerah tempat saya tinggal, memang terkenal di dominasi oleh orang2 item dan Vietnam. Karenanya banyak cerita2 negatif tentang suburb bagian barat yang sering terjadi tindak kejahatan yang pelakunya seringnya adalah orang2 item yang sering sekali membuat ulah, dan orang2 Vietnam yang dagang narkoba. Tapi itu cerita masa lalu, sekitar 10-15 tahun yang lalu. Sementara sekarang sepertinya orang2 item ini menyadari akan keberadaan mereka yang sering dituding sebagai pelaku kejahatan sehingga mereka benar2 menjaga sikap dan terbukti memang saya belum pernah liat orang rese itu orang item, tapi justru malah sebaliknya, yang seringnya rese itu orang2 kulit putih, orang2 Ausi, yang senengnya make ganja dan mabok2an.
Dari pengalaman saya main bola sama anak2 negro, memang mereka ini punya hobi dan kebiasaan untuk berkelahi. Sempat saya menanyakan ke salah satu anak, kenapa kamu seneng berantem? Marco, si anak yang saya tanya itu menjawab, kami ga suka berkelahi sebenernya tapi kami merasa kami perlu untuk bisa berkelahi dan mempertahankan diri. Kebetulan saya orang bermata sipit sendiri di situ dan mereka agak jiper sama saya sejak kami pernah latihan basket bareng. Ketika pemanasan kebetulan saya bisa nyium lutut dan merenggangkan paha dimana telapak kaki saling berhadapan. Mereka cukup terkejut karena semua dari mereka ga bisa melakukan nya dan mereka menanyakan dari mana saya bisa seperti itu. Belum sempat saya jawab mereka udah nebak2 sendiri dengan menanyakan apakah saya pernah belajar bela diri atau sejenisnya? Ya, tentu saya jawab "Iya" karena memang saya pernah belajar Wu-Shu dan Judo. Tapi bukan karena belajar bela diri lantas saya bisa teknik pemanasan seperti yang mereka kagumi.
Belum sempat menjelaskan mereka semua udah sontak minta saya unjuk gigi dan minta diajarin beberapa teknik. Ya ampun, saya aja belajar bela diri cuma buat olahraga, mana inget lagi teknik2nya. Kalo diajak berantem juga saya pasti ciut juga karena menurut saya berantem itu persoalan mental bukan teknik.
Sekian cerita pengalaman saya yang kalo bisa jangan pernah kejadian lagi deh. Saya pernah baca sebuah tulisan yang bunyinya: "Jika kamu bisa memilih mana yang akan kamu pilih: Semua uang Bill Gates atau Kedamaian Dunia?" Awalnya pilihan ini terlihat mudah bagi saya yang hendak memilih pilihan pertama. Tapi lantas saya mencoba menelaah lagi pilihan kedua. Jika dunia ini damai, tak ada kekerasan, tak ada rasa iri, tak ada keinginan untuk memiliki ataupun menguasai milik orang lain, semua rang mengisi hari2nya dengan perasaan damai dan tentram. Ga khawatir akan hari esok, ga khawatir ada yang jahatin, semua orang saling percaya, tentu uang tidak akan ada manfaatnya lagi karena menurut saya uang sering kali jadi penyebab pertikaian sampai antar sesama sampai peperangan antar negara pun sebenarnya dipicu persoalan harta (sumber daya alam negara yang diserang).
Saya jadi pengen merasakan kehidupan manusia yang menyatu dengan alam. Seperti kata adik saya yang semalem sebel sama saya selepas berantem di telpon "Udah lu tinggal di hutan aja sono." Emang bener, saya memang tertarik dengan kehidupan di hutan/alam dimana mengusahakan makanan dari alam, segala kebutuhan dari alam. Ga ada stres, ga ada bom, ga ada perang, ga ada junk food, ga ada polusi, ga ada kemiskinan. Tapi beberapa orang menyebutnya adalah PRIMITIF, bagi saya PEACE of LIFE.
4 komentar:
setiap baca postingannya saya tmbh ngefans ama mas peter, selalu menyisipkan sebuah filosofi dalam keseharian, nice blog:)
Terima kasih...
Mas petter...boleh minta alamat emailnya??? Atau alamat fb nya mas petter?? Thanks.
Email saya kepighoney@gmail.com
Atau bisa dilihat di profil...
Posting Komentar