Rabu, 12
Desember 2012 pukul 6 sore kami menghadiri perayaan natal di tempet kerja
Kristina di Panti Jompo Doutta Galla, Grantam Green, yang letaknya tepat di
arah jam 2, di seberang rumah kami. Pulang kerja sampe rumah jam 5 sore saya
masih sempet berleha-leha dulu sebelum otot perut bekerja ekstra keras malam
nya karena harus mengolah banyak makanan di perayaan tersebut.
Secara keseluruhan
kesan yang saya dapet dari perayaan natal bersama nenek2 ini adalah baik. Ada 2
poin penting yang saya ambil dari perayaan tersebut, yang pertama “Hidup ini terlalu
singkat untuk disia-siakan”. Menyia-nyiakannya berawal dari masalah sepele
seperti makanan sehari-hari. Hindari rokok, alkohol, soda, daging, dairy food (makanan produk dari susu)
seperti keju, es krim, mentega dan susu itu sendiri dan olahraga minimal 4x
seminggu . Mungkin anda bingung kenapa dairy
food termasuk dalam list yang harus dihindari. Untuk tau lebih jelas baca
di sini:
Hal penting
kedua yang saya ambil adalah “Milikilah sifat, sikap, dan segala hal positif
yang diajarkan agama”. Kenapa? Karena di
usia senja nanti otak kita bekerja seperti anak kecil lagi yang hanya menginginkan
apa yang diinginkan, membuang apa yang dibenci, melempar apa yang membosankan. Jika
sejak muda kita tidak terbiasa mengendalikan diri, niscaya ketika kita tua
nanti kebiasaan kita lah yang mengontrol kita bukan kita yang mengontrol
kebiasaan itu. Apalagi ketika sejak muda segala macam asupan yang saya sebutkan
di atas tadi masuk terus tanpa kontrol, dijamin 100% anda akan mengalami yang
namanya Dementia, level terendah
sebelum Alzeimer (lupa ingatan). Itu jika
anda beruntung, kalo nggak beruntung ya umur anda pendek, alias mati muda gara2
kanker atau penyakit lain. Atau kalo anda diberi umur panjang ketidak-beruntungan
anda adalah Alzeimer.
Kitab suci
udah bilang, apa yang ditabur, itu yang dituai. Jadi anda harus mengerti
resikonya kalo anda memang mau menikmati asupan2 di atas. Tau resikonya bukan
berarti mengerti. Untuk bisa mengerti cobalah anda kerja volunteer di panti jompo. Coba urusin mereka yang udah Dementia dan punya kebiasan2 buruk
seperti mengumpat, sombong, atau pilih2 dalam segala hal sampai2 membuat anda yang
udah keletihan merasa tidak dihargai. Lihat dan perhatikan tingkah mereka. Anda
akan seperti itu nantinya.
Mengenai
acaranya saya cukup menikmati ketika di awal saya melihat ada teriakan “Ho...
ho... ho...” tanda Mr. Sinterklas datang. Kedatangan Sinterklas tentunya
disertai kado dan pembagian kado diperuntukan bagi para kakek/nenek dengan
tujuan menghibur mereka. Entahlah apakah itu kado yang mereka minta atau hanya
inisiatif dari para staff pengasuh. Satu per satu nama kakek/nenek dipanggil,
ada yang ngeh namanya disebut dengan
mengacungkan tangan, ada juga yang melongoh
doank sepanjang acara, ga ngerti ini ada apa di tempat tinggalnya, kenapa
rame bener orang2 di sini. Otomatis kalo udah begitu ya staff yang berada di setiap spot diminta untuk clingak-clinguk siapa tau orang yang dimaksud ada di sekitar situ.
Sambil pembagian hadiah, Kristina menyempatkan diri berfoto dengan beberapa staff dan penghuni panti jompo, salah satunya Trudy yang ceria banget. Bisa terlihat aura cerianya selama dia membawakan acara, dan entah kenapa orang ceria itu selalu terkesan semangat. Mungkin karena itu orang2 lebih seneng dan gampang bertemen dengan orang yang ceria ya. Trudy ini yang kasi topi natal yang dipake Eog di foto.
Kristina juga ada sempat berfoto dengan Leah, salah satu staff yang lagi kerja waktu itu. Leah ini asalnya dari Philipina dan para kakek/nenek sering manggil Kristina dengan nama Leah, soalnya para kakek/nenek mengira mereka adalah orang yang sama.
Ketika ada kesempatan kosong, Trudy segera memanggil Kristina untuk mendudukan Eog di pangkuan Sinterklas yang adalah penghuni panti jompo juga. Ditemani Andrea mantan staff Doutta Galla juga yang ceritanya sebagai si Pit Hitam dan dengan posisi seadanya, si kakek Sinterklas terlihat seolah mau membetulkan posisi Eog di pangkuannya tapi sepertinya si kakek tidak cukup kuat untuk mengangkat. Ditambah lagi sayanya terus jepret foto jadi si kakek Sinterklas bingung mau benerin posisi dulu atau membiarkan jepretan fotonya dulu biar bagus. Dan yang bikin geli kumis si Sinterklas posisinya udah pindah jadi ke jenggot. Aduh, kakek, sepertinya makin tua kok makin kehilangan kendali atas tubuh untuk bisa bergerak cepat. Hahahaha...
Ketika ada kesempatan kosong, Trudy segera memanggil Kristina untuk mendudukan Eog di pangkuan Sinterklas yang adalah penghuni panti jompo juga. Ditemani Andrea mantan staff Doutta Galla juga yang ceritanya sebagai si Pit Hitam dan dengan posisi seadanya, si kakek Sinterklas terlihat seolah mau membetulkan posisi Eog di pangkuannya tapi sepertinya si kakek tidak cukup kuat untuk mengangkat. Ditambah lagi sayanya terus jepret foto jadi si kakek Sinterklas bingung mau benerin posisi dulu atau membiarkan jepretan fotonya dulu biar bagus. Dan yang bikin geli kumis si Sinterklas posisinya udah pindah jadi ke jenggot. Aduh, kakek, sepertinya makin tua kok makin kehilangan kendali atas tubuh untuk bisa bergerak cepat. Hahahaha...
Setiap penghuni
pasti punya keluarga misalnya anaknya, saudaranya, atau bahkan cucunya. Mereka semua
diundang juga untuk hadir di setiap acara kebersamaan panti jompo dengan tujuan
tentunya membahagiakan para kakek/nenek ini di akhir hidupnya. Sialnya, ada
dari mereka yang ga punya siapa2. Mungkin dulu dia anak tunggal terus ga
menikah, udah deh ga punya siapa2 jadi ga ada yang pernah mengunjung. Tapi ada
pula dari mereka yang menikah tapi ga tau kalo pasangannya itu udah “ngeduluin”
dia alias meninggal. Sepanjang hari nungguin dijambangin di panti jompo tapi
tak kunjung datang. Nah ini dia salah satu efek Dementia, anda akan seperti ini nantinya jika anda masih
mempertahankan rokok di bibir anda.
Acara berlanjut
setelah pembagian kado ke acara puncak, yaitu makan-makan, hehehe... Acara yang
saya tunggu dari tadi sebenernya. Karena lomayan lama pembagian kadonya
berhubung penghuninya ada sekitar 40 orang dan terdapat undangan para jompo
dari panti jompo yang lain pula. Jadi kurang lebih memakan waktu 1 jam. untuk
udah ganjel indomi 2 bungkus sebelum dateng, jadi ga terlalu keroncongan.
Denger2 cheft nya dateng buat bikin makanannya
ini semua dari jam 3 pagi lho padahal dia dibayar mulai jam 7 pagi. Nama Cheft nya Anna, orang Kroasia dan dia
sangat berdedikasi pada tempet kerjanya ini karena dia berpikir suatu hari
nanti dia juga akan menjadi penghuni panti jompo, jadi dia mau mengerjakan
pekerjaannya asal2 jadi. Ga Cuma enak dimakan semua makanannya tapi hiasannya
pun menarik padahal simple.
Sebenernya
sebelumnya saya punya banyak cerita yang mau saya sampaikan di blog ini. Cerita
mengenai masing2 penghuni panti jompo, tapi Kristina mengingatkan bahwa itu ga
boleh diceritakan karena sifatnya pribadi dan ga boleh disebar-luaskan. Oke,
baiklah kalo begitu. Saya hanya akan menceritakan yang enteng2 saya. Seperti penghuni
yang satu ini, para pengasuh memanggilnya Jimmy tapi nama aslinya adalah Cihan
Aslan. Tak jelas dari mana asalnya tapi yang pasti Jimmy ini berasal dari Timur
Tengah dan dia beragama Islam. Jimmy punya keunikan tersendiri yakni selalu
kasi permen lolipop ke setiap orang yang dia senangi. Eog contohnya, udah 2
kali ketemu dengan Jimmy dan 2x pula dia kasi lolipop tanpa dia perduli lolipop
nya dimakan sama siapa atau malah dibuang, dia tetep aja kasi. Jimmy juga punya
hewan piaraan, namany Johny, seekor bebek. Letak panti jompo Dautta Galla,
Grantham Green ini dekat dengan sebuah sungai dimana sering ada beberapa bebek
di situ. Jimmy sering menghampiri sungai tersebut dan memberi makan bebek2 di
sana. Ketika saya dan Kristina sempat lewat sungai itu, saya tanya bebek yang
mana yang namanya Johny? Kristina pun tak tau karena semuanya dipanggil Johny
sama Jimmy. Keunikan lain dari Jimmy adalah dia selalu manggil setiap pengasuh
dengan sebutan “Mami” karena dia kesulitan mengingat nama.
Di setiap
kamar penghuni terdapat papan nama dari si penghuni yang bersangkutan. Dan keunikan
lain tentang Jimmy adalah di papan namanya tepatnya di bawah namanya terdapat
tulisan “General Manager”. What? Apa maksudnya ini? Saya iseng2 tanya sama
Jimmy nya langsung yang kebetulan ada di dekat kami yang lagi asik menyantap
pastel. Jawabannya jujur aja saya bingung. Entahlah apa itu menjawab pertanyaan
saya atau tidak, tapi keterbatasan inggris saya menyimpulkan dia malah
ngejelasin apa itu “General Manager” bukannya ngejelasin kenapa ada tulisan itu
di papan namanya.
Penghuni
berikutnya yang masih masuk kategori layak untuk diceritakan adalah si kakek John. Kakek John, pernah
nunjukin fotonya waktu dia muda ke Kristina. Kata Kristina waktu muda kakek
John ini mirip sama aktor Holywood, Nicolas Cage. Kakek John ini masih bisa
dibilang waras lah karena saya ajak ngomong semua pembicaraan kita nyambung, Cuma dia
harus pake alat bantu jalan aja karena badannya udah ga kuat. Selama acara berlangsung saya ada sempet beberapa kali ambil gambar kakek John dengan Zlata sang pengasuh. Yang bikin saya geli adalah Zlata sering banget mainin jenggotnya kakek John yang udah putih semua itu sambil ngeledek-ledekin.
Ditengah
acara kami sempat mengobrol dengan anak dan cucu dari Gwen, penghuni panti
jompo. Si cucu yang bernama David, ternyata dari kecil sering difoto2 terus pas
udah bisa jalan dia sempet jadi model. Tapi katanya dia yang sekarang berusia
14 tahun udah ga jadi model lagi karena udah terlalu sibuk sama aktivitasnya di
sekolah sekaligus olahraga. Olahraga apa? Kalo anda tinggal di Ausie anda pasti
bisa nebak olahraga apa yang saya maksud. Mereka menyebutnya Football tapi ini bukan sepak bola. Olahraga
ini lebih mendekati Rugby, tapi tanpa
pelindung tubuh seperti helm atau pelindung bahu. Buat saya olahraga ini
olahraga orang gila, yang sama sekali ga mengutamakan keselamatan pemainnya. Anehnya
orang Ausie tergila2 dengan olahraga ini. Kalo sampe ada momen pertandingan
lokal, udah pasti deh stasiun kereta api penuh sesak.
Kami
juga sempet ketemu Jam temen kerja Kristina yang harusnya udah kelar kerja tapi
dia dateng lagi buat ngisi acara, dan Jessica adiknya. Jessica ini punya
keunikan hobi yaitu, memelihara binatang eksotik, yaitu Blue Tangue Lizard (kadal lidah biru). Ih, saya aja liat foto di google udah
merinding, kok ya ada anak kecil malah tertarik pelihara binatang kaya gitu.
Dan entah seperti kekuatan pikirannya Jessica atau hanya kebetulan, Jessica
mengharapkan memiliki kadal yang sama satu lagi supaya kadalnya punya temen. Tiba2
aja pabrik tempat saya kerja ditemukan kadal yang sama seperti yang Jessica
perlihara, Blue Tangue Lizard, iiiiihhh...
Setelah ditangkap saya minta itu kadal buat saya kasi ke Jessica dan sepertinya
dia seneng dengan kadalnya, hanya saja terlalu besar, sementara kadal yang dia
punya sebelumnya berukuran setengah dari yang saya kasi. Gpp, Jes, kalo kamu
keberatan buang aja, ga usah repot2 dibalikin ke saya.
Setelah makan2,
Jam dan Amanda, keduanya temen kerja Kristina, mengisi acara dengan menyanyikan
lagu natal. Spontan para hadirin terutama kakek/nenek ikut bernyanyi
menyemarakan suasana. Jam pada posisi gitar dan Amanda di posisi vokal. Setelah
menyanyikan sekitar 10 lagu, suasanya disemarakan lagi dengan tarian dari Poni,
salah satu staff di situ juga. Poni menyemarakkan dengan tarian dari Tonga dan
kebetulan Poni juga dari Tonga, tarian yang kekuatannya ada di goyangan
pinggul. Kristina merasa adem ayem aja saya nonton tariannya Poni, karena dia
tau saya ga bakalan kesem-sem sama si Poni. Istilahnya mah bukan tipe saya lah.
Pasti anda baru denger yang namanya Tonga. Itu sebuah negara lho, anda tau? Weleh,
weleh, weleh... Kalo anda tau berarti anda lebih hebat dari saya. saya aja baru
tau kalo ada negara yang namanya Tonga, luasnya kira2 setengahnya Singapura,
seupluk doank. Kena tsunami juga lenyap itu pulau...
Tarian Gangnam Style |
Sekiran laporan
acara natal bersama kakek/nenek di panti jompo Doutta Galla, Grantham Green. Merry Chrismast semua...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar