Pic |
Pas makan siang hari ini saya
sempet baca status temen. Sepertinya dia sebel dengan keadaannya sekarang dan
menginginkan kondisi seperti temen yang lain atau orang di sekitar dia. Bunyi statusnya
begini:
“Melihat kehidupan orang2 sepertinya happy terus dan
jalan2 terus... Kontras sekali.”
Sungguh kasian temen sekolah
saya dulu satu ini. Semoga aja dia mengerti dan tau caranya mengontrol sulutan
api cemburu dan irinya tersebut menjadi motivasi terhadap dirinya sendiri untuk
bisa seperti teman/orang yang dia lihat.
Selama yang dia lihat itu
manusia, kalo teman/orang yang dia liat bisa harusnya teman saya ini menyadari
kalo dirinya juga bisa.
Di statusnya tersebut ternyata
ada yang memberi komentar, gini bunyinya:
“Keliatannya aja happy ***.
kenyataannya semua org ada problem sendiri dan iri dgn kehidupan org lain.
manusia gak pernah puas sih”
*) Nama teman saya, harus saya
hide untuk alasan privasi
Sepertinya yang memberi
komentar ini juga merasa bahwa hidup ini begitu susah. Kalo ngeliat orang lain
naik taraf hidupnya, dia sepertinya merasa dirinya ga perlu untuk menyamai
orang lain itu. Karena tiap orang pasti punya probelm dibalik kesenangannya
itu. Kasian banget saya sama orang yang kaya gini, dia pasti hidupnya gitu2
aja, ga sadar kalo dirinya bisa ngewujudin apa yang orang lain wujudin, ga
sadar bahwa dirinya adalah Pemenang. Yang saya maksud pemenang ya benar2
pemenang, bahwa setiap pribadi manusia itu mampu untuk menang karena sudah
digariskan begitu.
Ga percaya?
Mari kita kembali ke detik2 anda
akan terbentuk di rahim. Pada waktu berjuta-juta sperma berenang2 di rahim untuk
bisa menggapai sel telur anda/saya pada waktu itu adalah salah satu diantara
berjuta-juta sangingan sperma yang mempunyai tujuan yang sama, sel telur. Kalau
anda merasa diri anda pecundang, harusnya anda bukan di sini, tapi anda di
dunia antah berantah yang ga jelas, dunia yang saya sendiri juga ga kebayang ada
dimana. Kalo memang anda pecundang berarti yang sedang baca blog ini adalah
sperma sebelah anda atau sperma yang jauh di depan anda yang ternyata larinya
lebih kenceng dari anda.
Anda tau bagaimana nasib sperma
yang tidak berhasil masuk ke sel telur? Terbuang, sia-sia, tidak terpakai, dipercundangi
oleh sperma yang masuk sel telur. Sekali sel telur di masuki sperma, sperma
yang lain tidak bisa ikutan nimbrung masuk juga. Mereka tidak terpakai lagi. Nah,
anda itu seorang diri udah mempercundangi juta-jutaan sperma yang punya tujuan
yang sama seperti anda. Anda itu si sperma yang dengan gagahnya pada detik2 di
garis finis (sel telur) berhasil memasuki sel telur. Anda itu berlomba bukan Cuma
dengan 100-200 sperma (Emangnya maraton?). Anda berlomba dengan berjuta-juta
sperma di sana pada waktu itu. Anda itu telah berhasil mengalahkan mereka2 para
sperma pecundang dan anda udah membuktikan diri anda berhasil, andalah
pemenangnya.
Kalo diibaratkan, mungkin anda
pernah liat lomba lari maraton. Ratusan peserta maraton berlari, berlomba-lomba
untuk menggapai garis finis lebih dulu. Terlepas dari perkara anda bisa lari
atau nggak, terbiasa lari atau nggak, anda udah membuktikan diri bahwa anda
juara 1 nya. Anda udah menang pada waktu anda terbentuk. Jadi sebenernya naluri
pemenang itu udah ada di dalam diri anda. Cuma anda nya aja yang ngeyel dan
sering dengerin ocehan “sperma” lain yang senengnya menjatuhkan anda.
Waktu anda mau coba berbisnis
maksud hati supaya ada penghasilan tambahan atau kalau2 kena PHK, karena
denger2 perusahaan mulai gonjang ganjing nih, biar anak/istri masih ga makan
pasir lauk tai kucing. Anda udah yakin dan siap untuk memulai bisnis anda. Eh,
anda ketemu temen yang penah gagal berbisnis, kebetulan bisnisnya sama pula
seperti yang mau anda jalankan. Temen anda bilang “Mending jangan deh, daripada
lu ngambur2in duit. Sangingannya udah banyak, lu telat mulainya. Gw udah jatoh
ke lobangnya, gw ngasi tau lu di depan ada lobang, biar lu ga jatoh kaya gw.”
Dari sekian ribu persentase
keyakinan diri, hancur dalam hitungan detik gara2 “sperma” ga jelas. Kita sering
kaya begitu, lebih mudah terpengaruh sama hal yang negatif daripada hal
positif. Padahal yang ngasi kita saran negatif itu belum tentu perduli sama
kita. Kalo dia kasi komentar negatif, apakah dia kasi solusi untuk kebutuhan
anda yang mendesak? Untuk susu anak anda yang makin melambung? Apa dia perduli
dengan keluarga anda? Kalo memang anda udah merancang semuanya, termasuk
resiko2 dari bisnis tersebut, jalankanlah! Jangan dengarkan orang2 yang
sebenernya mereka tidak terlalu perduli dengan anda
Waktu orang bilang “Kamu bisa!”,
Kita jawab “Ah masa sih?”
Waktu orang bilang “Lu udah
pasti gagal punya dah!” Kita jawab “Iya ya? Gw juga ngerasa begitu.”
Jiah, 10 x 10, Cepek deh (baca:
capek deh).
Otak manusia lebih mudah
merespon berdasarkan jenis informasi yang lebih sering diterima. Kalo biasa
nerima informasi negatif, mau jutaan orang yang bilang positif bakalan mental
sama 1 orang yang komentar negatif. Karenanya jangan biasa’in baca berita
negatif. Omong2 berita sekarang aja isinya negatif semua seringnya. Nah, lho
gimana tuh? Gampang, solusinya adalah jangan baca/nonton berita. Segala berita
anak SMP diperkosa di angkot lah, kakek perkosa cucu lah. Si Mawar yang
terpaksa jual diri demi sesuap nasi. Atau si Melati yang mutilasi temennya
sendiri terus dimakan.
Maaf buat pecinta detik.com,
kalo saya perhatikan 50% dari isi web ini adalah berita negatif. Perhatikan coba
orang di sekitar anda yang doyan ngeklik link ini. Dia pasti cenderung
paranoid, atau sering berkomentar negatif, atau takut mengambil resiko. Artinya
50% dari pembaca web ini pastinya jenis orang yang lebih cenderung negative thinking.
Jika anda memang mau berubah,
anda bisa mulai dari hal sepele ini. Ubahlah jenis informasi yang masuk ke otak
anda. Merubah mindset dan pola pikir
yang udah terlanjur negatif bukan urusan 1 atau 2 tahun. Tapi coba perhatikan
hidup anda setelah isi otak anda berubah, udah barang tentu hidup anda pasti
berubah. Anda pun merasa lebih damai, ga takut ini itu, dan anda lebih berani
untuk action untuk perubahan dalam
hidup anda.
Buat yang dari dulu planningnya
mau kuliah setelah kerja ngumpulin uang, pikiran anda akan mulai terbuka akan
peluang2 yang ada setelah anda lulus kuliah. Ga perduli berapapun umur anda, ga
perduli kapasitas otak anda, peluang akan selalu ada buat orang yang positif. Buat
yang pengen investasi untuk masa pensiun, otak anda malah jadi lebih berani
menjalankan ide2 yang dulu udah pernah terpikirkan sebenernya. Walaupun disertai
resiko2 yang sama bahkan bertambah, tapi otak anda jadi lebih waras bahwa kalo
tau cara mengatasi resikonya peluang ini bisa sangat menguntungkan.
Lets be positive!
Just read good/peace/victory news!